Cerita Kriminal

Perjuangan Asep, Si Kurir Barang Cari Motornya yang Raib: Lapor Polisi hingga Dibantu Orang 'Pintar'

Demi menemukan kembali motornya yang hilang, Asep Fahroji (29) telah melaporkan kejadian itu kepada polisi

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas
Asep (baju merah dan topi putih), seorang kurir yang kehilangan motornya saat mengantarkan paket di kawasan Pancoran, Jakarta Selatam pada Minggu (1/8/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN - Demi menemukan kembali motornya yang hilang, Asep Fahroji (29) telah melaporkan kejadian itu kepada polisi hari ini pada Senin (2/8/2021).

Sebelumnya, kurir barang itu belum melapor setelah kejadian lantaran ada syarat yang belum terpenuhi.

Soalnya, surat BPKB motornya masih 'disekolahkan' di tempat kredit (leasing).

Asep lalu mengajukan permohonan kepada pihak leasing agar dapat mengeluarkan surat keterangan.

Setelah urusan yang cukup berbelit kelar, Asep akhirnya mendapatkan surat itu sebagai berkas tambahan untuk proses laporan ke Polsek Pancoran.

"Foto copy KTP, foto copy STNK, foto copy KTP, surat keterangan dari leasing bahwa BKPB sedang digadai dan foto bukti rekaman CCTV," ujarnya saat dikonfirmasi TribunJakarta.com pada Senin (2/8/2021).

Baca juga: Kisah Para Kurir Antar Barang di Ibu Kota: Resiko Ganti Rugi Paket hingga Jadi Intaian Maling Motor

Selain membuat laporan polisi, keluarganya juga turut membantu dengan mendatangi orang 'pintar'.

Dengan harapan, orang itu bisa menunjukkan keberadaan si pelaku dan motor Asep.

"Orang tua saya sudah ke rumah Kyai. Abang saya juga mengabarkan orang di Banten. Saya juga dikasih tahu sama warga di lokasi kejadian kemarin bahwa pelakunya juga enggak jauh dari daerah itu," lanjutnya.

Asep juga berterimakasih kepada rekannya sesama kurir yang membantu mengunggah kisahnya di media sosial.

Berkat unggahan itu, banyak warga net yang menaruh simpati hingga kisah itu viral.

Tak sedikit dari mereka yang membantu meringankan beban Asep.

Rencananya, ia akan menggunakan bantuan dana itu untuk mengganti sejumlah paket yang turut dibawa maling.

Ia berharap laporan polisi dengan nomor DUMAS/227/VIII/2021/Sek.Pancoran dapat segera ditangani.

"Semoga pelaku cepat tertangkap atau menyerahkan diri," pungkasnya.

Kisah Apes Asep, si Kurir Barang

Nasib apes menimpa Asep Fahroji (29), seorang kurir yang sedang mengantar paket kepada pelanggan di Jalan Pancoran Barat IV B RT 010 RW 001, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.

Motor matic dengan plat nomor B 6472 PYG miliknya dicuri maling ketika ia sedang berjalan kaki mengantarkan paket ke rumah pelanggan pada Sabtu (31/7/2021) sore.

Baca juga: Ibarat Jatuh Tertimpa Tangga, Apes Kurir Ekspedisi Motornya Digondol Maling & Ganti Rugi Paket Orang

Ia tak hanya kehilangan motor melainkan juga diminta mengganti rugi sejumlah paket yang ikut dibawa kabur si maling.

Sehari setelah kejadian malang itu pada Minggu (1/8/2021) pagi, Asep datang kembali ke lokasi pencurian motornya.

Ia berniat mengumpulkan sejumlah foto lokasi dan rekaman CCTV untuk pembuatan berita acara pemeriksaan (BAP) ke kantor polisi.

Asep sudah mendapatkan satu rekaman CCTV yang berada di tikungan jalan setelah kejadian kemarin.

Dalam rekaman CCTV itu, pelaku mengenakan jaket biru dan helm hitam.

Terlihat tumpukan paket masih berada di motor Asep yang dibawa kabur.

Asep berharap mendapatkan rekaman dari sudut lain tentang sosok pelaku yang berhasil ditangkap kamera CCTV.

"Sudah cek tadi, cuma satu doang CCTV pas di tikungan. Enggak ada lagi di sini," ungkapnya kepada TribunJakarta.com di lokasi pada Minggu (1/8/2021).

Asep bercerita aksi pencurian itu bermula saat ia sedang mengantarkan paket ke sebuah warung di jalan tersebut sekitar pukul 15.20 WIB.

Ternyata, saat di lokasi, warung itu tutup. Ia memutuskan turun dari motor untuk mengantarkannya ke rumah pelanggan, tak jauh dari warung.

Baca juga: Hendak Antar Paket, Motor Kurir di Pancoran Jaksel Raib Digasak Maling

"Motor saya parkir di depan warung itu. Di saat saya keluar dari rumah pelanggan, saya sudah tidak melihat lagi motor saya," ceritanya.

Pelaku diduga menggunakan alat saat menggasak motor Mio J tahun 2014 itu lantaran kunci motor dibawa Asep.

Kejar-kejaran membelah kampung

Asep sempat berlari mengejar pelaku yang membawa kabur motornya beserta tumpukan paket pelanggan.

Saat berusaha mengejar, ia berpapasan dengan seorang kurir bersepeda motor dari perusahaan lain.

Tanpa basa-basi, ia meminta bantuan si kurir untuk bersama-sama mengejar maling.

"Bang, motor ane diambil maling anterin bang!" ujar Asep menirukan saat ia meminta bantuan kurir itu.

Si kurir sempat ragu dapat mengejar pelaku. Sebab, ia tak leluasa mengemudi lantaran motornya dipenuhi tumpukan paket.

Karena didesak, ia tak ada pilihan selain membantu Asep.

"Saya teriakin maling, pelaku kabur keluar gang ke arah Jalan Duren Tiga Raya, sekitar 200 - 300 meter sebelum lampu merah Jalan Raya Pasar Minggu, dia masuk lagi ke arah Gang Potlot," katanya.

Sayangnya, mereka berdua kehilangan jejak saat pelaku masuk ke gang tersebut. Pria itu pun lolos dari kejaran Asep.

"Kita enggak maksimal mengejarnya, karena motor kurir banyak paket. Kalau enggak ada, kena itu pelaku," ceritanya.

Asep menduga pelaku sudah membuntutinya saat ia sedang mengantarkan paket.

Diminta ganti rugi

Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Begitu lah peribahasa yang menggambarkan nasib Asep.

Usai kehilangan motor, Asep diminta mengganti kerugian paket yang hilang oleh perusahaan jasa antar barang dan ekspedisi tempatnya bekerja.

Asep harus mengganti sejumlah paket yang tidak diasuransikan perusahaan.

Data sementara dari perusahaan, ia diminta mengganti sebanyak 17 paket dengan nominal hampir Rp 2,7 juta.

Asep melanjutkan dikabarkan masih ada 3 paket lagi yang belum masuk ke data barang yang hilang. Total nominal yang harus diganti pun akan bertambah.

Baca juga: Pemprov DKI Telusuri Lima Sekolah yang Gelar Pembelajaran Tatap Muka Saat PPKM Darurat

Gara-gara maling itu, gajinya terpaksa dipotong meski penghasilannya di bawah UMR.

"Saya sudah ngajuin selama 8 bulan untuk potong gaji. Tapi enggak tahu nih disetujuinya berapa bulan," katanya.

Ia berharap perusahaan menyetujui pemotongan gaji selama 8 bulan agar jumlah potongannya tak begitu memberatkan.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved