Pemilik Warteg di Ciputat Timur Resah, Karang Taruna Gadungan Pungli Modus 17-an

Anggota karang taruna tersebut meminta sumbangan sebesar Rp 35 ribu dengan modus kegiatan 17-an.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Jaisy Rahman Tohir
Warteg di Jalan Jalan Juanda RT 2 RW 8, Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Selasa (3/8/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT TIMUR - Pemilik warteg di Jalan Juanda RT 2 RW 8, Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, resah dengan adanya pungutan liar (pungli) dari anggota karang taruna gadungan yang meminta sumbangan dengan cara memaksa.

Pada Minggu (1/8/2021) malam, warteg Karisma Bahari milik Septi (32) itu disambangi sepasang pemuda dan pemudi.

Si pemudi yang mengatasnamakan diri dari karang taruna meminta sumbangan sebesar Rp 35 ribu dengan modus kegiatan 17-an.

"Kalau kemarin kejadiannya jam tujuh, malam Senin. Jam tujuh dia ke sini, cuma motornya berhenti di Aura Parfum, terus ke sini, yang cowonya di sana, yang ke sini nyamperin cewe," kata Septi di wartegnya, Selasa (3/9/2021).

Septi menyebut si anggota karang taruna gadungan itu meminta sumbangan dengan cara memaksa dan nada tinggi.

Warteg di Jalan Jalan Juanda RT 2 RW 8, Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Selasa (3/8/2021).
Warteg di Jalan Jalan Juanda RT 2 RW 8, Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Selasa (3/8/2021). (TribunJakarta/Jaisy Rahman Tohir)

"Maksa, mintanya maksa-maksa. Dia enggak sopan, enggak assalamualaikum, enggak misi-misi, kaya preman gitu, kelihatan banget di CCTV," ujar Septi.

Si peminta sumbangan membawa kuitansi dan sudah tertulis nominalnya Rp 35 ribu seperti yang diminta.

Baca juga: 2 Pendamping PKH Kasus Pungli Bansos di Tangerang Dipanggil Polisi, Risma Sempat Marah Saat Blusukan

"Bawa kuitansi, itu sudah dia siapin, sudah ditulis. Jadi kalau ada yang ngasih, tinggal dibagiin saja," kata dia.

Septi melarang pegawainya yang saat itu berhadapan langsung dengan si peminta sumbangan, untuk memberikan uang.

Hal itu lantaran Septi pernah mengalami hal yang sama tahun lalu dan ternyata penipuan.

Tidak ada kegiatan 17-an di lingkungan RT-nya seperti yang diminta pada sumbangan.

"Kalau tahun kemarin dua orang juga, cuma cewe-cewe. Tapi waktu itu saya enggak lihat RTnya, pas saya sudah ngasih uang, terus dianya pergi eh RTnya beda sama RT saya. Ada di kuitansinya."

"Saya nanya RT sama keamanan sini, katanya enggak ada, enggak ada 17-an, orang lagi Covid-19. 'Itu bohong mba, oknum kali,' kata keamanannya," cerita Septi.

Septi resah dengan adanya pungli seperti itu, terutama dengan gayanya yang seperti preman dan menipu.

"Ya kesal lah, duitnya enggak seberapa ya. Cuma caranya itu," kata Septi.

Septi juga menyayangkan bahwa warung dan pedagang lain di sekitar wartegnya ada yang memberikan uang kepada peminta sumbangan itu.

Baca juga: Warteg di Ciputat Timur Disambangi Karang Taruna Gadungan, Narik Pungli Pakai Kuitansi

"Warung-warung pada dimintain, tukang martabak kena," ujarnya.

Kuitansi pungutan liar di warteg kawasan Pisangan, Ciputat Timur, Tangsel, Minggu (1/8/2021).
Kuitansi pungutan liar di warteg kawasan Pisangan, Ciputat Timur, Tangsel, Minggu (1/8/2021). (Tangkapan layar)

Sementara, Ketua Karang Taruna Pisangan, Aksa Dewangga, membantah jika anggotanya ada yang meminta sumbangan atau pungutan seperti yang dikeluhkan pemilik warteg.

Angga menyebut pelaku pemungut sumbangan modus kegiatan 17-an itu sebagai karang taruna gadungan.

"Iya benar, itu benar. Tadi saya dapat info dari warga, katanya ada yang minta mengatasnamakan karang taruna, saya langsung forward ke grup saya. Ya itu bukan orang kita, jadi itu gadungan," ujar Aksa saat dikonfirmasi, Senin (2/8/2021).

Baca juga: Wagub DKI: Pengunjung Warteg Wajib Sudah Divaksin Covid-19

Aksa mengungkapkan, penarikan pungli mengatasnamakan karang taruna sering terjadi, dan utamanya menyasar warung-warung kelontong.

"Saya langsung nginfoin ke grup kalau ada yang kaya gitu lagi, ternyata banyak, ada beberapa kali mereka hanya diam-diam saja," kata Aksa.

Aksa sudah meminta anggotanya untuk rapat dan membuat selebaran resmi untuk disampaikan kepada pemilik warung agar tidak mudah tertipu peminta pungutan.

"Jadi jika ada yang meminta bantuan dana ataupun apa tidak memakai seragam, tidak melalui surat izin dari RT RW tolong tidak diberikan, begitu preventifnya," ujar Aksa.

Karang Taruna Pisangan juga akan melaporkan pungli itu ke Polsek Ciputat Timur.

"Ya nanti akan saya lapor ke kepolisian sih ke Polsek," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved