Cerita Kriminal
Amankan Karang Taruna Gadungan Pungli Pedagang di Ciputat Timur, Polisi: Alasanya Sang Ibu Sakit
Pelaku anggota karang taruna gadungan yang meminta pungutan liar (pungli) ke sejumlah pedagang di kawasan Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur,
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT TIMUR - Pelaku anggota Karang Taruna gadungan yang meminta pungutan liar (pungli) ke sejumlah pedagang di kawasan Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), telah diamankan aparat Polsek Ciputat Timur.
Kanit Reskrim Polsek Ciputat Timur, Iptu Deni Nova, mengungkapkan, inisial pelaku adalah AR (perempuan) dan SD (laki-laki).
Kedua pelaku merupakan pengangguran, Deni menyebutnya anak punk, diamankan di kawasan Serua Indah, Ciputat.
Motif pelaku untuk mencari uang, memenuhi kehidupan sehari-hari.
"Iya sudah diamankan, di Eyang Agung. Ya nyari duit saja. Katanya ibunya lagi sakit,".
"Ya enggak punk banget, tapi ya di jalan hidupnya. Anak punk lah," papar Deni saat dihubungi Kamis (5/8/2021).
Baca juga: Pedagang Dipalak Pungli 17-an, Karang Taruna Pisangan Imbau Pedagang Tak Asal Kasih Sumbangan
Setelah hasil penyelidikan, Deni mengungkapkan, AR dan SD hanya berkeliling ke tiga pedagang saat meminta sumbangan dengan modus untuk acara perayaan 17 Agustus dan mengaku anggota Karang Taruna.
Dari tiga pedagang, hanya satu yang memberikan, senilai Rp 35 ribu.
"Meras sih enggak ya, dia minta kalau enggak ngasih ya enggak diancam hanya marah-marah, 'Entar saya bilangin Pak RT lho'," ujarnya.
Denipun tengah memanggil pihak Karang Taruna Pisangan untuk klarifikasi dan menyelesaikannya secara kekeluargaan.
"Iya jadi ini kita lagi panggil dari Karang Taruna Pisangannya, nanti saya suruh minta maaf, terus diviralkan juga," pungkas Deni.
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, pada Minggu (1/8/2021) malam, warteg Kharisma Bahari milik Septi (32), di Jalan Ir Juanda, RT 2 RW 8 Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, disambangi sepasang pemuda dan pemudi, AR dan SD.
Baca juga: Polisi Selidiki Kasus Karang Taruna Gadungan Tarik Pungli di Ciputat Timur
Si pemudi yang mengatasnamakan diri dari karang taruna meminta sumbangan sebesar Rp 35 ribu dengan modus untuk kegiatan 17-an.
"Kalau kemarin kejadiannya jam tujuh, malam Senin. Jam tujuh dia ke sini, cuma motornya berhenti di Aura Parfum, terus ke sini, yang cowonya di sana, yang ke sini nyamperin cewe," kata Septi di wartegnya.
Septi menyebut si pemudi itu meminta sumbangan dengan cara memaksa dan nada tinggi.
"Maksa, mintanya maksa-maksa. Dia enggak sopan, enggak assalamualaikum, enggak misi-misi, kaya preman gitu, kelihatan banget di CCTV," ujar Septi.
Si peminta sumbangan membawa kuitansi dan sudah tertulis nominalnya Rp 35 ribu seperti yang diminta.
"Bawa kuitansi, itu sudah dia siapin, sudah ditulis. Jadi kalau ada yang ngasih, tinggal dibagiin saja," kata dia.
Baca juga: Warteg di Ciputat Timur Disambangi Karang Taruna Gadungan, Narik Pungli Pakai Kuitansi
Septi melarang pegawainya yang saat itu berjaga untuk memberikan uang.
Hal itu lantaran Septi pernah mengalami insiden yang sama tahun lalu dan ternyata penipuan.
Tidak ada kegiatan 17-an di lingkungan RTnya seperti yang diminta pada sumbangan.
"Kalau tahun kemarin dua orang juga, cuma cewe-cewe. Tapi waktu itu saya enggak lihat RTnya, pas saya sudah ngasih uang, terus dianya pergi eh RTnya beda sama RT saya. Ada di kuitansinya."
"Saya nanya RT sama keamanan sini, katanya enggak ada, enggak ada 17-an, orang lagi Covid-19. 'Itu bohong mba, oknum kali,' kata keamanannya," cerita Septi.
Septi resah dengan adanya pungli seperti itu, terutama dengan gayanya yang seperti preman dan menipu.
"Ya kesal lah, duitnya enggak seberapa ya. Cuma caranya itu," kata Septi.
Septi juga menyayangkan bahwa warung dan pedagang lain di sekitar wartegnya ada yang memberikan uang kepada peminta sumbangan itu.
"Warung-warung pada dimintain, tukang martabak kena," ujarnya.