Antisipasi Virus Corona di DKI
Data Kematian Covid-19 Penting, Anies: Sejak Awal Kami Pakai Data Pemakaman untuk Deteksi Wabah
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, data kematian merupakan elemen penting dalam penanganan pandemi Covid-19.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, data kematian merupakan elemen penting dalam penanganan pandemi Covid-19.
Hal ini dikatakan Anies Baswedan dalam unggahannya di instagram pribadi miliknya (@aniesbaswedan).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini bilang, Pemprov DKI selama ini menjadikan data kematian sebagai salah satu indikator penentuan kebijakan, khususnya di awal pademi Covid-19.
Pasalnya, saat itu kewenangan daerah dan kapasitas tes kepada masyarakat masih sangat terbatas.
Baca juga: Cerita Eddy, Pria Berusia 100 Tahun Sembuh dari Covid-19 Berkat Perlindungan Vaksin
"Untuk mendeteksi adanya wabah, kami menggunakan data pelayanan pemakaman agar bisa mendeteksi bahwa wabah telah masuk dari luar negeri ke ibu kota," ucapnya, Jumat (13/8/2021).
Dalam satu foto yang diunggahnya, Anies memperlihatkan lonjakan angka kematian selama bulan Maret 2020 lalu.

Pada periode Maret 2020 lalu, angka pemakaman di ibu kota tiba-tiba meroket menjadi 4.377 pemakaman.
Padahal, rata-rata pemakaman di DKI hanya 2.774 pada 2018 dan 2.745 pada 2019.
Baca juga: 4 RT di Ciganjur dan Kebayoran Baru Jaksel Masih Berstatus Zona Merah Covid-19
Dari jumlah tersebut, sebanyak 285 pemakaman dilakukan dengan prosedur ketat lantaran gejala yang dialami mirip Covid-19.
"Prinsip kami di DKI Jakarta dalam menangani semua masalah, termasuk COVID-19, menggunakan ilmu pengetahuan, menggunakan data yang benar dan akurat, serta transparansi data," ujarnya.
Baca juga: Soal Data Kematian Covid-19, Mas Anies Tegaskan Pemprov DKI Tak Pernah Mengurangi atau Mengubah
Untuk itu, ia menilai data kematian sebagai sebuah komponen penting yang tidak boleh dihilangan dalam penanganan pandemi Covid-19.
"Karena menurut WHO semua perlu dicatat dan dilaporkan," tuturnya.
Sebagai informasi, angka kematian karena Covid-19 di DKI hingga Rabu (12/8/2021) kemarin sudah mencapai 12.908 orang.
Angka ini menjadikan DKI Jakarta sebagai provinsi dengan angka kematian tertinggi ketiga di Indonesia.
Baca juga: Tak Perlu STRP, Penumpang Transjakarta Cukup Tunjukan Bukti Sudah Vaksin Covid-19
Posisi DKI Jakarta berada di bawah Jawa Timur dengan angka kematian 24.357 dan Jawa Tengah dengan 24.233 pasien Covid-19 yang meninggal.
Walau demikian, persentase kematian atau fatality rate Covid-19 di DKI jauh berada di bawah rata-rata nasional.
Fatality rate Covid-19 di DKI berada di angka 1,5 persen, sedangkan rata-rata nasional berada di angka 3 persen.