Tangis Bahagia Apriyani Rahayu saat Sujud di Kaki Sang Ayah, Tak Sangka Bakal Bertemu: Terima Kasih
Momen mengharukan terekam ketika atlet Apriyani Rahayu bertemu dengan sang ayah, Amiruddin Pora.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
Amiruddin lanjut mengeluarkan isi kardus yang dibawanya.
Rupanya, Amiruddin membawa raket kayu yang biasa dipakai Apriyani sewaktu masih kecil.
Amiruddin menceritakan raket itu sering dipakai Apri main bulutangkis bersama teman-temannya.
Main pakai raket kayu
Amiruddin mengenang momen saat anaknya masih bermain menggunakan raket kayu di kampung halaman Konawe, Sulawesi Tenggara.
Baca juga: Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Langsung Disambut Menpora
Menurutnya, hal tersebut tidak dapat terlupakan hingga sekarang Apriyani sudah menjadi atlet profesional.
"Kalau sampai menekuni bulutangkis sejak dari kecil empat tahunan. Apriyani mulai bermain badminton menggunakan raket kayu dengan bulu ayam yang ditancap di tangkai sapu," ucap Amirudin saat wawancara dengan Tribun Network, Sabtu (7/8/2021).
Ia mengatakan bahwa Apriyani kerap diajak almarhumah ibunya bermain bulutangkis.

Dia menyadari Apriyani memiliki kegigihan dalam olahraga bulutangkis dan akhirnya mengikuti turnamen usia dini.
"Dimulai 2006, waktu itu dia baru kelas 5 SD. Dia ikut pertandingan tingkat kecamatan, kabupaten, dan provinsi," ucapnya.
Apriyani kemudian mulai bertanding ke tingkat nasional untuk mewakili Sultra di usia 9 tahun.
Pada 2011, Amirudin harus melepas anaknya untuk mengikuti Pelatihan Nasional (Pelatnas) PBSI di Cipayung, Jakarta.
"Setelah dia juara di tingkat 2 provinsi. Dia diambil pelatih dari pelatnas," tukasnya.
Diketahui, ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu mengalahkan wakil China Chen Qing Chen/Jia Yia Fia dengan dua game langsung, 21-19, 21-15 di final Olimpiade Tokyo 2020.
Pencapaian ganda putri meraih medali mengukir sejarah baru bagi bulutangkis Indonesia sejak badminton dipertandingkan pada 1992 di Olimpiade.
Terlebih, di Olimpiade Tokyo ini ganda putri bukan lah nomor yang ditargetkan bisa mendulang medali emas.
Torehan ini juga sekaligus melanjutkan tradisi medali emas dari cabor badminton di Olimpiade.
Terakhir pada Olimpiade 2016 silam, ganda campuran Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad sukses mempersembahkan emas untuk Indonesia.