Sisi Lain Metropolitan
Lelah Tak Berujung Penggali Kubur TPU Pondok Ranggon, Makamkan 5.000 Jenazah hingga Dijauhi Tetangga
Tugas berat sudah dilakukan Junaedi (43) seorang tukang gali kubur di Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Kecamatan Cipayung
Meski begitu, Junaedi lebih sering pulang kerja melewati batas waktu yang ditentukan.
Alasannya karena ada saja jenazah yang ingin dikuburkan datang tidak tepat waktu ke TPU Pondok Ranggon.
Sementara untuk gaji selama pandemi Covid-19 ini tidak pernah telat atau macet.
Namun, Junaedi tidak menjelaskan secara rinci berapa jumlah gaji yang diterima setiap bulannya.
"Kendala paling keterlambatan proses pengiriman ke TPU dan kami harus nunggu, ya nunggu itu enggak bisa ngukur sampai jam berapa, kadang sampai 23.00-00 WIB," kata dia.
Junaedi baru bisa sampai di rumahnya sekira pukul 01.00 WIB dan saat pulang keluarganya sudah pada tidur.
Baca juga: Makna di Balik Plakat Blok Makam Syuhada dan Blok Makam Santo Yosef-Arimatea di TPU Rorotan
Ada beberapa faktor yang menyebabkan keterlambatan jenazah dikirim ke TPU Pondok Ranggon.
Bisa dari Keluarga jenazah dan bisa juga karena mengurus proses pengiriman jenazah dari rumah sakit.
"Keterlambatan entah itu di rumah sakit atau dari sisi mana, yang jelas keterlambatan datang untuk ke pemakaman," ujar Junaedi.
Meski ada suka duka, tapi Junaedi merasa bangga karena ia bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.
Junaedi memaknai Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia dengan menjalankan tugas secara ikhlas dan tanpa beban.
Ia berharap pandemi Covid-19 di Jakarta bisa segera berakhir dan tidak ada lagi jenazah yang dimakamkan secara protap Covid-19.
"Saya memaknai kemerdekaan itu dengan menjalankan tugas bukan suatu beban, dengan saya tidak menjadikan beban maka saya sudah merasa merdeka dalam hidup," tutur dia. (*)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Selama Setahun Pandemi, Junaedi Kuburkan 5.000 Jenazah Covid-19, Malah Sempat Dijauhi Tetangga
