Antisipasi Virus Corona di Tangsel
Kasus Rekayasa Form Screeening Covid-19 Pasien RSU Tangsel, Oknum Petugas Diberi Sanksi
Oknum petugas medis yang terlibat pengisian formulir itu akan disanksi.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, PAMULANG - Kasus dugaan rekayasa form screening atau form penyelidikan epidemiologi (PE) seorang pasien bersalin di RSU Tangerang Selatan (Tangsel), Pamulang, berbuntut panjang.
Oknum petugas medis yang terlibat pengisian formulir itu akan disanksi.
Hal itu diungkapkan Humas RSU Tangsel, Lasdo saat dihubungi, Jumat (20/8/2021).
Lasdo mengatakan, sanksi diberikan guna peningkatan keamanan pasien di rumah sakit pelat merah utu.
Baca juga: RSU Tangsel Akui Merekayasa Form Screening Seorang Pasien Bersalin Sesuai Kriteria Covid-19
"Mengenai kelalaian petugas tersebut akan dilakukan pembinaan sesuai rekomendasi tim keselamatan pasien rumah sakit untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali dan meningkatkan patient safety rumah sakit," jelas Lasdo.
Terkait detail sanksinya, Lasdo belum bisa memberi keterangan.
Namun menurutnya, dari tingkat risiko akibat kelalaian yang dilakukan terhadap pasien cukup rendah, sanksi hanya sebatas administratif.

"Untuk pembinaan secara detail menunggu keputusan bidang pelayanan. Namun karena tidak ditemukan cidera/risiko keselamatan pada pasien, biasanya bersifat administratif dan pembinaan dari komite terkait, dalam hal ini komite keperawatan," pungkasnya.
Lasdo sebagai perwakilan RSU Tangsel, menjelaskan, bahwa pihaknya mengakui adanya kelalaian.
"Memang ada kelalaian petugas pada saat pengisian form PE untuk permintaan pemeriksaan TCM (tes cepat molekuler Covid-19," ujar Lasdo.
Lasdo beralasan, kondisi pasien tengah hamil usia 39-40 minggu dan membutuhkan tindakan segera.
Baca juga: Kades Pentingkan Dangdutan Daripada Keselamatan, Kapolres Geram: Covid-19 Naik Siapa Tanggung Jawab?
Form PE yang berfungsi mencatat data kesehatan pasienpun diisi sesuai kriteria Covid-19 agar segera di tes Covid-19, dalam hal ini TCM.
"Karena keadaan tertentu di lapangan, petugas yang menganamnesa pasien meminta petugas lain yang mengisi form PE tersebut karena permintaan untuk pemeriksaan swab TCM covid 19. Petugas tersebut mengisi kolom ceklis sesuai kriteria covid," jelas Lasdo.
"Memang terjadi kelalaian pengisian rekam medik," tambahnya.
Akhirnya si pasien dites dan terbukti negatif Covid-19. Proses melahirkan berlangsung lancar, dan istri serta anak bayinya dalam kondisi sehat.
Baca juga: Pemkot Depok Targetkan 70 Persen Pelajar Selesai Divaksinasi Covid-19 Pada Oktober 2021
Diberitakan sebelumnya, seorang suami berinisial AM, membawa istrinya untuk bersalin di RSU Tangsel, pada Rabu (18/8/2021).
Namun, saat AM mengurus pendaftaran, ia melihat ada satu berkas yang sudah terisi.
Formulir screening Covid-19 atas nama istrinya sudah tercentang bahwa kondisinya sedang demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak napas dan sakit kepala.
"Kita melihat dan pelajari berkasnya ini kok ditulis diceklis sama mereka," kata AM saat dikonfirmasi.
Sang istri merasa belum ditanyakan tentang penyakit-penyakit seperti tertulis pada formulir itu.
Namun saat itu, pihak RSU menganggap pengisian formulir hanya formalitas saja.
"Saya tanyakan sama istri,sudah ditanyakan belum, katanya belum'. Saya tanyakan ke bidan kenapa diceklis suhu 38 derajat, apakah sudah mengukur? 'Ini formalitas aja' katanya," jelas AM.
AM khawatir dengan merekayasa screening, istrinya dicap menderita Covid-19 walaupun kenyataannya tidak .
Baca juga: Form Screening Covid-19 Pasien Bersalin Diduga Direkayasa, RSU Tangsel Mengaku Lalai
"Kita kan nggak mau dicovidkan, takutnya. Akhirnya jam tiga itu dia lakukan tes dan jam empatnya ngasih kabar bahwa istri kita baik-baik saja enggak covid. Intinya khawatir dicovidkan," kata AM.
AM menceritakan bahwa pihak RSU sudah mengakui kesalahannya atas pengisian form PE.
Bagi AM, yang penting istrinya tidak dilabeli terpapar Covid-19 karena rekayasa.
"Saya cuma mempertahankan status istri saya nggak covid.
Karena sebelah-sebelahnya udah covid juga. Iya satu ruangan Covid-19."
"Dari awal kita ditanyain 'Pak Bapak bersedia ya, itu covid lo sebelahnya. Ya kalau kita terima saja kalau memang terpapar beneran. Kita lihat di situ banyak keluarganya, sanak familinya datang, ya lebih dari enam orang lah. Lho kom kena covid enggak disterilisasi," papar AM.