Lembaran Pahit Hidup Musdalifah, 5 Tahun Tidur Beralas Puing & Gigitan Tikus di Kampung Akuarium

Musdalifah (31) dan keluarganya harus merasakan lembaran pahit dalam hidup selama lima tahun tinggal beralaskan puing sisa penggusuran Kampung Akurium

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Yogi Jakarta
TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Kampung Susun Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara. Musdalifah (31) dan keluarganya harus merasakan lembarah pahit dalam hidup selama lima tahun tinggal beralaskan puing sisa penggusuran Kampung Akurium. 

Singkat cerita, Kampung Akuarium akhirnya rata dengan tanah.

Baca juga: Foto-Foto Perubahan Drastis Kampung Akuarium di Era Anies Baswedan

Pascapenggusuran, Musdalifah dan suaminya Helmi (36) serta anak pertamanya sempat kebingungan mencari tempat tinggal.

Sebagian warga akhirnya memilih menempati rumah susun yang dijanjikan pemerintah pada era Ahok.

Suasana di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (20/8/2020).
Suasana di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (20/8/2020). (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Sedangkan Musdalifah dan sebagian warga memilih bertahan di tenda.

Bukan tanpa alasan, Musdalifah memilih bertahan di kawasan tersebut karena pekerjaan sang suami yang berdekatan dengan Kampung Akuarium.

"Mata pencaharian suami saya kan buruh harian. Seandainya ditempatkan di Rusun Marunda atau Rusun Cakung itu terlalu jauh buat kerja," ucap dia.

"Sedangkan penghasilan saja sehari cuma berapa. Kalau buat bolak balik ongkos enggak cukup," bebernya.

Baca juga: Digusur Ahok Lalu Dibangun Anies Baswedan, Intip Sederet Fasilitas Kampung Susun Akuarium

Musdalifah pun sempat menitipkan barang-barang ke rumah kerabat sebelum kembali ke puing-puing penggusuran, di mana tenda-tenda pengungsian mulai terpasang.

"Bingung mau tinggal di mana, tadinya numpang dulu ke rumah kakak saya."

"Pas di sini ada tenda ya sudah saya tinggal di tenda sini aja, bareng sama warga lain," kata Musdalifah.

Kampung Susun Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara.
Kampung Susun Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Bertahan hidup di tenda jauh dari kata nyaman bagi Musdalifah dan mereka yang tetap bertahan di Kampung Akuarium.

Beralaskan bebatuan sisa-sisa penggusuran, Musdalifah dan keluarga kecilnya hidup jauh dari kata enak.

Mereka harus berbagi ruang dengan warga korban penggusuran lainnya.

Seingat Musdalifah, dirinya harus hidup di tenda selama dua tahun.

Baca juga: Siap Dihuni, Kampung Susun Akuarium Akan Dikelola Koperasi dari Warga untuk Warga

Selama itu, sengatan matahari, angin kencang, hujan deras, membuat mereka yang tinggal di tenda begitu sengsara.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved