Sisi Lain Metropolitan
Mas Anies Bayar Tuntas Janjinya, Warga Kampung Akuarium Kini Tak Lagi Begadang Pegang Besi Tenda
Penantian 5 tahun warga Kampung Akuarium dibayar tuntas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lewat peresmian Kampung Susun Akuarium
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Septiana
Bertahan hidup di tenda jauh dari kata nyaman.
Beralaskan bebatuan sisa-sisa penggusuran, Musdalifah dan keluarga kecilnya harus berbagi ruang dengan warga korban penggusuran lainnya.
Seingat Musdalifah, dirinya harus hidup di tenda selama dua tahun.
Selama dua tahun itu, sengatan matahari, angin kencang, serta hujan seringkali membahayakan.
Bahkan, tak jarang warga setempat harus begadang hingga pagi untuk memegang erat besi penyangga tenda.
Baca juga: Foto-Foto Perubahan Drastis Kampung Akuarium di Era Anies Baswedan
Hal itu untuk memastikan tenda tempat mereka berteduh tak rubuh seketika.
"Kalo nggak salah di tenda hampir dua tahun. Itu ngerasain panas, kehujanan, apalagi pas angin gede itu kita nggak bisa tidur sama-sama pegangan tiang aja," kata Musdalifah.
"Satu tenda itu kan ada yang enam keluarga, tujuh keluarga. Kita saling pegangan tiang aja," ucap dia mengingat sulitnya bertahan di atas puing penggusuran.
Tikus-tikus yang berkeliaran di malam hari semakin memperburuk keadaan.
Binatang pengerat itu tak jarang menggigit mereka yang tengah tertidur di bawah tenda.
Selama dua tahun hidup di tenda, kenyamanan dan keamanan Musdalifah serta warga lainnya telah terenggut.
Minimnya listrik dan air bersih menjadi pelengkap bagaimana pahitnya kondisi warga yang bertahan usai digusur.
Dua tahun berlalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mulai membangun hunian sementara bagi warga yang tergusur sembari merencanakan pembangunan kembali Kampung Akuarium.
Sedikitnya 90 unit selter menjadi tempat sementara para warga yang berharap rumah mereka dibangun kembali.
Musdalifah salah satunya yang merasakan tempat tinggal lebih nyaman dengan keberadaan selter.
