Antisipasi Virus Corona di Tangsel
Geram Ada Rekayasa Form Screening Covid-19 di RSU Tangsel, Wali Kota: Harus Dibenahi
Benyamin Davnie, geram atas adanya kasus rekayasa form screening atau formulir penyelidikan epidemiologi
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie, geram atas adanya kasus rekayasa form screening atau formulir penyelidikan epidemiologi (PE) Covid-19.
Nada orang nomor satu di Tangsel itu meninggi, dan mengaku sudah memerintahkan Dewan Pengawas (Dewas) RSU Tangsel untuk menindaklanjutinya.
"Saya sudah minta ke dewan pengawas RSU untuk melakukan penataan pembinaan dan penertiban. Apapun ceritanya mau lalai apalagi sengaja itu harus dibenahi saya sudah mintakan dewan pengawas. Ada dewan pengawas," ujar Benyamin di Kantor Pemkot Tangsel, Jalan Maruga, Ciputat, Senin (23/8/2021).
Benyamin pastikan akan ada pihak yang disanksi, minimal teguran.
Baca juga: Ombudsman Minta Pemkot Evaluasi Kinerja RSU Tangsel Terkait Rekayasa Form Screening Covid-19
"Saya nunggu laporan dari dewan pengawas seperti apa. Paling tidak teguran udah pasti teguran udah pasti," ujar dia.
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, Lasdo, Humas RSU Tangsel, mengakui bahwa pihaknya telah lalai, dan merekayasa screening Covid-19 salah seorang pasien.

"Memang ada kelalaian petugas pada saat pengisian form PE untuk permintaan pemeriksaan TCM (tes cepat molekuler Covid-19," ujar Lasdo saat dikonfirmasi, Jumat (20/8/2021).
Lasdo beralasan, kondisi pasien tengah hamil usia 39-40 minggu dan membutuhkan tindakan segera.
Baca juga: Ombudsman Semprot RSU Tangsel Soal Rekayasa Form Screening Covid-19: Ini Sangat Berbahaya
Form PE yang berfungsi mencatat data kesehatan pasienpun diisi sesuai kriteria Covid-19 agar segera di tes Covid-19, dalam hal ini TCM.
"Karena keadaan tertentu di lapangan, petugas yang menganamnesa pasien meminta petugas lain yang mengisi form PE tersebut karena permintaan untuk pemeriksaan swab TCM covid 19. Petugas tersebut mengisi kolom ceklis sesuai kriteria covid," jelas Lasdo.
"Memang terjadi kelalaian pengisian rekam medik," tambahnya.
Akhirnya si pasien dites dan terbukti negatif Covid-19. Proses melahirkan berlangsung lancar, dan istri serta anak bayinya dalam kondisi sehat.
Mulanya, seorang suami berinisial AM, membawa istrinya untuk bersalin di RSU Tangsel, pada Rabu (18/8/2021).
Namun, saat AM mengurus pendaftaran, ia melihat ada satu berkas yang sudah terisi.
Formulir screening Covid-19 atas nama istrinya sudah tercentang bahwa kondisinya sedang demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak napas dan sakit kepala.
Baca juga: Kasus Rekayasa Form Screeening Covid-19 Pasien RSU Tangsel, Oknum Petugas Diberi Sanksi
"Kita melihat dan pelajari berkasnya ini kok ditulis diceklis sama mereka," kata AM saat dikonfirmasi.
Sang istri merasa belum ditanyakan tentang penyakit-penyakit seperti tertulis pada formulir itu.
Namun saat itu, pihak RSU menganggap pengisian formulir hanya formalitas saja.

"Saya tanyakan sama istri,sudah ditanyakan belum, katanya belum'. Saya tanyakan ke bidan kenapa diceklis suhu 38 derajat, apakah sudah mengukur? 'Ini formalitas aja' katanya," jelas AM.
AM khawatir dengan merekayasa screening, istrinya dicap menderita Covid-19 walaupun kenyataannya tidak .
"Kita kan nggak mau dicovidkan, takutnya. Akhirnya jam tiga itu dia lakukan tes dan jam empatnya ngasih kabar bahwa istri kita baik-baik saja enggak covid. Intinya khawatir dicovidkan," kata AM.
Baca juga: Diduga Intimidasi Wartawan, Polisi Periksa Kadispora Tangsel Selama Dua Jam, Berondong 20 Pertanyaan
AM menceritakan bahwa pihak RSU sudah mengakui kesalahannya atas pengisian form PE.
Bagi AM, yang penting istrinya tidak dilabeli terpapar Covid-19 karena rekayasa.
"Saya cuma mempertahankan status istri saya nggak covid. Karena sebelah-sebelahnya udah covid juga. Iya satu ruangan Covid-19."
Baca juga: RSU Tangsel Akui Merekayasa Form Screening Seorang Pasien Bersalin Sesuai Kriteria Covid-19
"Dari awal kita ditanyain 'Pak Bapak bersedia ya, itu covid lo sebelahnya. Ya kalau kita terima saja kalau memang terpapar beneran. Kita lihat di situ banyak keluarganya, sanak familinya datang, ya lebih dari enam orang lah. Lho kok kena covid enggak disterilisasi," papar AM.