Jual Cincin Kawin, Cara Sopir Truk Bertahan Hidup Terlantar 3 Bulan Tunggu Kapal Tak Kunjung Datang

Nasib pilu dialami puluhan sopir dan kernet truk pengangkut barang di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, NTB.

Penulis: Abdul Qodir | Editor: Wahyu Aji
Dok. VK via TribunLombok.com
MENUNGGU: Para sopir truk asal NTT yang tertahan di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, sedang menunggu kepastian berangkat, Kamis (2/9/2021). (Dok. VK) 

Selama tertahan di Pelabuhan Lembar, dia selalu memikirkan nasib anak istrinya di kampung halaman.

”Soal cincin kawin tidak masalah sih (dijual) yang penting bisa bertahan hidup. Cuma kalau nanti barang yang mau dijual sudah tidak ada, kita mau dapat uang darimana lagi,” katanya.

Baca juga: Sempat Buat Sopir Truk Stres, Pencuri Uang Rp 20 Juta di SPBU Ciut Dibekuk Polisi

Dia pun menjual cincin kawinnya setelah mendapat persetujuan istrinya. Itu dilakukan karena tidak ada jalan lain.

“Ini sudah kesepakatan bersama. Karena mau tidak mau, kita mau dapat uang dari mana?” ujarnya.

Sebagai sopir truk pengangkut barang, dia memang akan mendapat bayaran. Namun, saat ini pemilik barang belum mau membayar jasanya karena barang yang dipesan belum sampai.

”Bagaimana mau kirim uang ongkos kirim barang, barangnya saja masih di sini belum sampai tujuan,” katanya.

Sehingga para sopir belum bisa menagih ongkos pengiriman barang tersebut.

Yan Rara sendiri membawa barang-barang seperti mebel, bahan bangunan, dan barang rumah tangga titipan orang yang pulang kampung ke NTT.

Kini Yan Rara dan sopir lainnya masih tertahan di Pelabuhan Lembar karena KM Egon yang akan mengangkut dari Pelabuhan Lembar ke Pelabuhan Waingapu, NTT tidak kunjung tiba.

Tidur di kolong truk

Kondisi yang sama dialami sopir teruk lainnya, Umbu Domu Ninggeding (43), asal Sumba Timur.

Umbu menjelaskan, para sopir yang tertahan di Pelabuhan Lembar saat ini merupakan sopir exspedisi rute Jawa-Bali-Lombok-Sumba, NTT.

Dia membawa paket bantuan yang harusnya sudah disalurkan ke NTT. Karena tidak ada kapal, bantuan tersebut kini ikut tertahan bersamanya di Lembar.

Umbu mengaku sudah dua bulan berada di parkiran Pelabuhan Lembar. Dia dan para sopir lainnya sudah kehabisan makanan, serta kesulitan tempat tinggal.

”Terpaksa kami tidur di bawah kolong mobil,” keluhnya.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved