Lapas Tangerang Terbakar

Kalapas Tangerang Jawab Tentang Narapidana Pakai Handphone dan Dugaan Perkelahian Kartel Narkoba

Kalapas Kelas 1 Tangerang menjawab mengenai narapidana yang bebas menggunakan handphone dan dugaan perkelahian kartel narkoba yang berujung kebakaran.

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Suasana terkini Lapas Kelas 1 Tangerang yang terjadi kebakaran maut menewaskan 44 warga binaan pemasyarakatan (WBP) atau narapidana, Kamis (9/9/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Kalapas Kelas 1 Tangerang, Victor Teguh, menjawab mengenai narapidana yang bebas menggunakan handphone dan dugaan perkelahian kartel narkoba yang berujung kebakaran.

Terkait penggunaan handphone warga binaan pemasyarakatan (WBP), Victor Teguh berjanji akan memperketat pengawasan.

Sebelumnya, beredar gambar narapidana sering unggah aktivitasnya ke Instagram sebelum tewas dalam kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang.

Di Instagram storynya, 24 jam sebelum kebakaran maut itu, dia sempat menulis kangen untuk keluar dan bebas dari tahanan.

Baca juga: Hadiyanto Korban Tewas Lapas Tangerang Sempat Ngeluh ke Adiknya, Singgung Makanan Penjara Tak Enak

Hal tersebut mengindikasikan bahwa seorang warga binaan pemasyarakatan (WBP) atau narapidana di Lapas Kelas 1 Tangerang bisa memegang handphone.

"Untuk pelanggaran penggunaan HP warga binaan, itu pada pelanggaran tata tertib," jelas Victor di RSUD Kabupaten Tangerang, Kamis (9/9/2021).

"Peredaran HP atau masuknya HP yang tidak kita ketahui itu sejalan dengan banyak penggeledahan yang kita lakukan," tambah dia.

Berangkat dari situ, dirinya mengaku akan mengevaluasi lagi soal pemeriksaan barang simpanan warga binaan.

Lokasi blok C2 Lapas Kelas 1 Tangerang yang hangus terbakar dilalap si jago merah menewaskan 41 warga binaan pemasyarakatan, Rabu (8/9/2021).
 
 
Lokasi blok C2 Lapas Kelas 1 Tangerang yang hangus terbakar dilalap si jago merah menewaskan 41 warga binaan pemasyarakatan, Rabu (8/9/2021).     (ISTIMEWA)

Mulai dari frekuensi yang lebih ditingkatkan, dan jumlah anggota lapas yang dipertebal.

"Sehingga frekuensi penggeledahan mungkin kita evaluasi lagi."

"Kita akan serius lagi, akan lebih teliti lagi terhadap upaya masuknya handphone dan peredaran handphone di dalam," ungkap Victor.

Beredar kabar kalau kebakaran maut di Lapas Kelas 1 Tangerang dipicu karena pertikaian dua kartel narkoba.

Diketahui, total ada 44 warga binaan atau narapidana yang tewas akibat kebakaran hebat pada Rabu (8/9/2021) dini hari itu.

Baca juga: Tubuh Nyoman Bergetar usai Nonton TV Beritakan Kebakaran di Lapas: Semalaman Tak Bisa Tidur Saya

Victor Teguh menampik kabar adanya bentrok dua geng narkoba sebelum kebakaran maut.

Dirinya mengaku harus menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian.

"Kalau bicara, dalam hal ini tidak ada dugaan (bentrok)."

Lokasi blok C2 Lapas Kelas 1 Tangerang yang hangus terbakar dilalap si jago merah menewaskan 41 warga binaan pemasyarakatan, Rabu (8/9/2021).
 
 
Lokasi blok C2 Lapas Kelas 1 Tangerang yang hangus terbakar dilalap si jago merah menewaskan 41 warga binaan pemasyarakatan, Rabu (8/9/2021).     (ISTIMEWA)

"Enggak ada dugaan kayak gitu, kita tunggu hasilnya saja dari pemeriksaan kepolisian."

"Sebaiknya jangan ada dugaan," jelas Victor.

Ia mengaku saat kejadian berada di lokasi kebakaran dan melihat langsung si jago merah mengamuk.

Akan tetapi, Viktor menyebut bentrok antarkartel narkoba pemicu kebakaran tidak pernah terjadi.

"Saya pikir itu dugaan, tapi namanya musibah kapan saja bisa terjadi," beber Victor.

1 Narapidana Teridentifikasi

Tim Disaster Victim Identification (DVI) berhasil mengidentifikasi satu jenazah narapidana korban tewas kebakaran Blok C2, Lapas Kelas 1 Tangerang, Banten.

Baca juga: 35 Anggota Keluarga Korban Kebakaran Lapas Tangerang Sudah Serahkan Data Antemortem

Karopenmas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan jenazah tersebut bernama Rudhi alias Cangak bin Ong Eng Cue.

Rudhi teridentifikasi berdasar pencocokan data antemortem dengan postmortem.

Diketahui, Rudhi tidur di kamar aula dan pindahan dari Lapas Kelas IIA Bekasi. 

Keluarga korban kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang, Banten yang datang ke posko antemortem di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (8/9/2021).
Keluarga korban kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang, Banten yang datang ke posko antemortem di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (8/9/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

"Hari ini pukul 13.00 WIB Tim DVI berhasil mengidentifikasi satu korban. Laki-laki 43 tahun." kata Rusdi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (9/9/2021).

"Korban teridentifikasi berdasarkan sidik jari dan rekam medis," imbuh dia. 

Sidik jari ini termasuk satu parameter identifikasi primer dalam proses identifikasi secara DVI.

Selain pencocokan data antemortem dengan postmortem data sampel DNA dan gigi.

Kepala Inafis Polri Brigjen Mashudi menuturkan sidik jari cara paling cepat dalam proses identifikasi secara DVI.

Dibandingkan dengan proses pencocokan data DNA dan gigi.

Alasannya, data sidik jari yang direkam korban semasa hidup saat membuat e-KTP cukup dicocokkan dengan data kependudukan tanpa proses tambahan.

Baca juga: Hadiyanto Korban Tewas Lapas Tangerang Sempat Ngeluh ke Adiknya, Singgung Makanan Penjara Tak Enak

"Kami melakukan pemeriksaan secara manual."

"Kami menemukan 12 titik kesamaan dari sidik jari jempol kanan."

"Ini sudah memenuhi syarat identik 12 titik, berarti secara sceintific (ilmiah) ini bisa diyakini," ujar Mashudi.

Tampak Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati yang jadi lokasi identifikasi jenazah di Jakarta Timur, Rabu (8/9/2021).
Tampak Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati yang jadi lokasi identifikasi jenazah di Jakarta Timur, Rabu (8/9/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Dengan hasil identifikasi ini, artinya tersisa 40 jenazah di ruang Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati.

Jenazah-jenazah itu belum berhasil diidentifikasi Tim DVI karena seluruh data pembanding belum lengkap.

Tim DVI mengimbau anggota keluarga korban segera datang ke RS Polri untuk yang belum menyerahkan data pembanding antemortem.

Dengan kelengkapan data, personel tim DVI bisa segera mengidentifikasi jenazah.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved