Waduk Jatiluhur Ala Kang Dedi: Mau Seperti Pantai Kuta di Bali, tapi Bangunannya Ala Kerajaan
Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi menginginkan membuat wisata Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat layaknya suasana di pantai Bali.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi menginginkan membuat wisata Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat layaknya suasana di pantai Bali.
Pasalnya, dia menyebut Waduk Jatiluhur memiliki pemandangan alam yang begitu eksotis.
Apalagi Waduk Jatiluhur merupakan waduk terbesar di Indonesia dan telah banyak dikenal masyarakat.
Karenanya, Kang Dedi Mulyadi alias KDM memiliki konsep untuk membangun potensi wisata di Waduk Jatiluhur, tepatnya yang ada di Wisata Paranggombong, Desa Kutamanahm Purwakarta.
"Bisa kaya Kuta, warungnya dibikin menarik, viewnya danau," kata Kang Dedi dilansir dari akun Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Sabtu (11/9/2021).
Baca juga: Pak Kades Punya Rumah Bak Istana Kang Dedi: Mau Sukses Kerja Keras Bukan Tidur dan Melamun
Dalam kunjungannya ke Waduk Jatiluhur, Kang Dedi juga membawa seorang art director.
"Nanti bikin kampung Kuta.
Jadi viewnya ke depan (danau), bangunannya kerajaan.
Ini kan sebenarnya bagus banget," kata Kang Dedi.
Kang Dedi meminta tak ada lagi bangunan kumuh yang ada di area Waduk Jatiluhur.
"Bangunannya dirombak semuanya.
Ini kan bisa dibikin kaya Jimbaran (Bali), cuma ikannya ikan air tawar," ucap Kang Dedi.
Pak Kades Nikmati Kekayaan Alam Waduk Jatiluhur
Kekayaan alam yang ada di Waduk Jatiluhur kini sudah banyak dirasakan oleh para warga sekitar.
Baca juga: Kades Penghasilan Rp 30 Juta Sehari, Anak Buahnya Saja Pakai Motor Sport, Kang Dedi Tanya Usahanya
Keberadaan tambak ikan yang sukses dipanen warga membuat penghasilan mereka terpenuhi.
Salah satu yang merasakan nikmatnya kekayaan alam dari Waduk Jatiluhur ialah Mahdum yang merupakan Kepala Desa Ciririp, Sukasari, Purwakarta.
Mahdum memiliki usaha ikan yang diambilnya dari Waduk Jatiluhur dan dijualnya ke Pasar Muara Angke, Pasar Muara Baru, Jakarta dan di pasar kawasan Merak, Banten.
Tak tanggung-tanggung, penghasilan Kades Ciririp ini bisa mendapatkan omzet Rp 30 juta seharinya.
Mahdum setiap harinya mengirimkan 15 ton ikan untuk dijual ke wilayah Muara Angke dan Muara Baru, Jakarta Utara, dan pasar di Merak, Banten.
"Berangkat jam 4 sore, masarinnya jam 12 malam sampai pagi. Sehari 15 ton," kata Mahdum kepada Kang Dedi.
Mahdum menuturkan, dirinya mengambil untung Rp 2 ribu dari setiap ikan mas yang dikirimnya ke Jakarta dan Merak.
Selain ikan mas, dia juga menyuplai ikan nila.
"Di sini ikan mas Rp 21 ribu perkilo, dijual Rp 23 ribu," kata Mahdum.
Mendengar hal itu, Kang Dedi pun lantas menghitung jumlah pendapatan Mahdum setiap harinya.
Ia menaksir jika Rp 2 ribu dikali 15 ton, sehari bisa mendapatkan Rp 30 juta, dipotong biaya produksi Rp 5 juta, sehingga bersih mendapat Rp 25 juta sehari.
"Sultan dari Ciririp," ujar Kang Dedi.
Kang Dedi mengapresiasi usaha Mahdum dan sejumlah warga lokal yang sukses berkat budi daya keramba di Bendungan Jatiluhur.
Menurutnya, sudah seharusnya warga lokal yang mengelola untuk kesejahteraan mereka.
Jangan sampai justru warga lokal hanya dimanfaatkan oleh para pengusaha besar dari wilayah lain.
Mahdum mengakui saat ini harga ikan sudah berada di harga yang bagus untuk para pedagang sepertinya.
Baca juga: Kang Dedi Mulyadi Melongo Lihat Istana Sultan Kades Ciririp di Kaki Gunung, Ini Sumber Uangnya
Hal itu berbeda dengan beberapa waktu sebelumnya yang harganya terlalu jatuh.
Kang Dedi yang bertugas di Komisi IV DPR RI yang salah satunya membidangi masalah perikanan berjanji akan berkoordinasi agar harga jual tetap stabil.
Mantan Bupati Purwakarta itu kemudian berencana untuk ikut melihat proses pengambilan ikan di Danau Jatiluhur.
"Hari ini kita mau lihat proses pengambilan, pengangkutan dan penjualan ikan dari Jatiluhur ke Jakarta," kata Kang Dedi dilansir dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Sabtu (11/9/2021).
Seperti biasa, Kang Dedi Mulyadi alias KDM (KDM) mengendarai sepeda motor dalam blusukannya menuju rumah pak kades.
Menurutnya, kembalinya dia ke rumah kades mau menunjukan bahwa setiap kesuksesan itu membutuhkan kerja keras.
Sebab, di balik kekayaan pak kades Ciririp, ada kerja keras di baliknya dalam membangun usaha penjualan ikannya.
"Kita ingin lihat orang berhasil karena kerja keras bukan karea tidur, melamun menghayal dan bukan bertengkar.
"Tak ada keberhasilan tanpa kerja keras," ujar Kang Dedi.
