Sisi Lain Metropolitan

Kisah Krisni, 4 Tahun Jadi Petugas Halte TransJakarta HI: Banyak Penumpang Minta Nomor HP

Melayani pengguna bus TransJakarta dengan ramah sudah menjadi pekerjaan sehari-hari Krisni Haerani

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas
Sosok Petugas Layanan Halte (PLH) Halte TransJakarta Bundaran HI, Krisni Haerani saat ditemui TribunJakarta.com pada Rabu (15/9/2021). 

Namun, ia diterima di bagian Petugas Layanan Halte (PLH).

Krisni Haerani mengarahkan seorang penumpang berdiri di batas aman sebelum naik bus TransJakarta di halte Bundaran HI, Jakarta Pusat, Rabu (15/9/2021).
Krisni Haerani mengarahkan seorang penumpang berdiri di batas aman sebelum naik bus TransJakarta di halte Bundaran HI, Jakarta Pusat, Rabu (15/9/2021). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

"Waktu itu enggak masuk (PLB). Enggak memenuhi kriteria karena tinggi badan kurang," lanjutnya.

Krisni pertama kali ditugaskan di Halte TransJakarta Stasiun Kota. 

Pengurangan karyawan di PT TransJakarta membuatnya dipindah ke koridor I Halte Bundaran HI untuk mengisi kekosongan.

Ia bisa juga diminta untuk pindah tugas di halte-halte yang berada di koridor I.

Halte tempatnya bekerja tergantung plotingan, oleh karena itu setiap harinya petugas akan beda-beda.

"Bisa di sini, bisa di Monas. Tergantung korlap juga," cerita dia.

Kerjanya terbagi ke dalam 2 shift: shift pertama dari pukul 06.00 WIB-14.00 WIB, shift kedua pukul 14.00 WIB-22.00 WIB.

Baca juga: Transjakarta Mulai Perpanjang Jam Layanan Operasi Hingga 21.30 WIB

Suka Duka Krisni

Empat tahun kerja memberikan pengalaman yang berwarna warni bagi Krisni.

Ibu dua anak itu pernah kena damprat penumpang.

Petugas Halte TransJakarta Bundaran HI, Krisni Haerani, berjaga di tempat keluar masuk halte pada Rabu (15/9/2021).
Petugas Halte TransJakarta Bundaran HI, Krisni Haerani, berjaga di tempat keluar masuk halte pada Rabu (15/9/2021). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Krisni hanya bisa mengelus dada. Ia sadar petugas tak bisa cepat emosi.

Pernah ada salah seorang penumpang dari daerah tak membawa kartu untuk masuk halte.

Di pintu halte, ia bersikeras untuk masuk ke dalam dengan membayar uang tunai.

"Bapak itu maunya pakai uang cash. Sedangkan sekarang sistemnya e-money," ceritanya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved