Sisi Lain Metropolitan
Kerasnya Kehidupan Pedagang 'Starling' yang Melegenda di Kawasan Elit Jakarta, Ini Secuil Ceritanya
Kerasnya kehidupan para pedagang Starbuck Keliling alias Starling yang keberadaanya begitu melegenda di jalanan elit Jakarta.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Ketika itu, Slamet didatangi beberapa pengamen yang memaksa meminta duit buat mabuk. Tak dikasih, mereka pun memaksa.
Tak puas mendapatkan uang dari Slamet, mereka memaksa mengambil rokok dagangannya.
"Itu kejadiannya sekitar pukul 01.30 dini hari, pas enggak dikasih dia nusuk pakai kocrokan dan pisau. Ada tiga orang itu," ungkap pria enam anak itu.
Tak hanya menusuk, kawanan itu juga mengambil botol saos di sekitar lokasi dan kembali memukul Slamet.
Baca juga: Ingin Mudah Menentukan Karier Setelah Lulus? Berikut Cara Mengenal Minat dan Kemampuanmu
Tangan Slamet sempat menangkis botol itu hingga ia terjatuh.
Mereka pun kabur membawa berbungkus-bungkus rokok yang dibawa Slamet.
"Saya rugi sekitar Rp 3 juta modalnya itu. Rokok yang merek bagus semua," kenangnya.
Melihat aktivitas Kampung Starling lebih dekat

Sinar matahari sore mulai menembus celah-celah sempit di Kampung Starling, Senen, Jakarta Pusat.
Seiring dengan suara Azan Ashar menggema di kampung padat itu, para pedagang Starling sibuk menyiapkan barang dagangan.
Sore hari menandakan mereka harus bersiap-siap mengayuh sepeda starling menyisir jalanan ibukota.
Sepeda mereka yang dikalungi rencengan minuman kemasan terparkir berjejer di sepanjang jalan kampung itu.
Tangan mereka mulai mencucuk es batu di atas sepeda dengan tusukan besi. Es batu diambil dari lemari es yang berderet di tepi Kali Ciliwung.
Deretan termos yang diletakkan di bawah, masing-masing dituang dengan rebusan air panas. Beberapa mie cup dan teh celup ditata di sepeda.
Sebagian dari mereka sudah berangkat menggowes dengan peralatan lengkap, sedangkan yang belum masih menyiapkan 'amunisi' bagi pelanggan.
Pemandangan hiruk pikuk itu setiap hari berlangsung di Kampung Starling Senen.