Pembelajaran Tatap Muka
Meski Ada Temuan 25 Klaster Covid-19, Pemprov DKI Tetap Buka 1.500 Sekolah Mulai 27 September
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan, rencana pembukaan 1500 sekolah untuk pembelajaran tatap muka (PTM)
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan, rencana pembukaan 1.500 sekolah untuk pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas pada 27 September 2021 mendatang tetap berjalan.
Artinya, rencana pembukaan ribuan sekolah ini tak terganggu temuan 25 klaster Covid-19 yang diungkap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Insya Allah rencana rencana 1.500 sekolah yang akan gelar PTM tetap jalan," ucapnya, Kamis (23/9/2021) malam.
Ariza bilang, pelaksanaan PTM Terbatas yang sudah dilaksanakan sejak 30 Agustus 2021 lalu sudah berjalan dengan cukup baik.
"Sejauh ini kami meyakini sekolah melaksanakan protokol kesehatan yang ketat, disiplin, dan bertanggungjawab," tuturnya.
Dihubungi, Kepala Bagian Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja mengatakan, tambahan 890 sekolah yang akan dibuka 27 September mendatang sudah lolos seleksi ketat.
Baca juga: Kemendikbud Temukan 25 Klaster Covid-19 di Sekolah, Disdik DKI: Cuma 1, Sisanya Klaster Keluarga
Para tenaga pendidik pun sudah diberi arahan soal protokol kesehatan selama proses belajar mengajar di sekolah.
"Sekolahnya sudah ditentukan berdasarkan asesmen satu dan dua, lalu ada validasi dan verifikasi pengawas dan pelatih untuk sekolah-sekolahnya," tuturnya.
"Jadi, ini tinggal menunggu SK (surat keputusan) Kepala Dinas Pendidikan saja," tambahnya menjelaskan.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta masih menelusuri temuan 25 klaster Covid-19 selama penyelenggaraan PTM di Ibu Kota.
Baca juga: Ragukan Temuan Kemendikbud Ristek, Wagub DKI Yakin PTM Tak Timbulkan Klaster Baru Covid-19
Hal ini diungkap Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti kepada awak media kala menghadiri apresiasi tim pemulasaran jenazah Covid-19 posko Monas, Rabu (22/9/2021).
"Tentu kami akan check and cross check semua data. karena definisi klaster perlu disamakan persepsinya," jelasnya di Monas.
Menurut Widi, pengecekan memang perlu dilakukan lantaran sedari memulai PTM indeks kasus bisa berasal dari mana saja.
"Kita tahu bahwa mungkin dari keluarga dulu, atau saat interaksi di jalan karena pada saat di jalan karena tidak semuanya mempunyai kendaraan pribadi atau mungkin komunitas sekolah ada interaksi sekolah yang kebetulan masuk dan sebagainya," jelasnya.
Baca juga: Ada 25 Klaster Covid Baru Selama PTM di Jakarta, Dinas Kesehatan Buka Suara
Pengecekan kembali juga dimaksudkan guna melakukan pembuktian terkait data temuan ini.
Pasalnya, temuan klaster ini berdasarkan data real time milik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), yakni sekolah.data.kemdikbud.go.id.
Dalam laman yang dilihat TribunJakarta.com pada pukul 19.12 WIB, ada 25 klaster pada PTM.
Adapun total responden sekolah yang tercatat sebanyak 900. Kemudian tidak ada klaster pada PTM sebanyak 875 .
Sementara untuk pendidik dan tenaga kependidikan positif Covid-19 sebanyak 227 orang dan untuk peserta didik yang positif Covid-19 sebanyak 241 orang.
"Jadi untuk mengatakan apakah itu murni klaster sekolah diperlukan pembuktian. Tim kami sedang mendalami awal indeksnya dari mana," ungkapnya.
"Selama ptm berlangsung kasus positif pasti ada, tapi apakah itu murni berasal dari sekolah tentu perlu investigasi lebih intens sehingga bisa kita nyatakan bahwa itu memang klaster. Tapi sekali lagi kita belum diberikan info atau masih dalam proses melakukan investigasi bersama dengan Disdik," tandasnya. (*)