Sisi Lain Metropolitan

Dipercaya Manjur, Warung Jamu Bang Adut di Pasar Lama Tangerang Bikin 400 Obat Kuat Dalam Sebulan

Banyak pria yang menenggak jamu ginseng purwaceng racikannya untuk vitalitas

Satrio Sarwo Trengginas / Tribun Jakarta
Suasana tampak depan Warung Jamu Bang Adut di Pasar Lama Tangerang pada Kamis (23/9/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Warung Jamu Bang Adut, yang terkenal di kawasan Pasar Lama Tangerang itu, juga menjual jamu untuk obat kuat laki-laki. 

Banyak pria yang menenggak jamu ginseng purwaceng racikannya untuk vitalitas. 

"Banyak juga yang mesen jamu kuat di sini. Dalam sebulan bisa sekitar 400 gelas habis. Minuman ini juga paling mahal yang saya jual, sekitar Rp 40 ribu segelas," ujarnya saat ditemui TribunJakarta.com di Pasar Lama Tangerang pada Kamis (23/9/2021).

Menurut Bang Adut, harga satu gelas ginseng purwaceng paling mahal lantaran proses pembuatannya yang tak mudah. 

Ia hanya mencontohkan ginseng tak bisa dijemur menggunakan panggangan melainkan harus menggunakan sinar matahari. 

"Ini untuk kalangan berusia 50 tahun. Kombinasi bahannya sulit, tidak bisa dioven tapi dikeringkan dengan dijemur di matahari," tambahnya. 

Cerita Warung Bang Adut

Dari sebuah gerobak kaki lima sederhana, Bang Adut menjual aneka minuman herbal berkhasiat. 

Banyak orang datang ke warung itu lantaran dipercaya sebagai obat manjur menyembuhkan berbagai penyakit. 

Ilmu meracik jamu itu dipelajarinya dari seorang sinse yang membuka jasa di depan Klenteng Boen Tek Bio, Pasar Lama Tangerang. 

Sosok Rahmat Hidayat atau akrab dipanggil Bang Adut di samping warung jamunya di Pasar Lama Tangerang, pada Kamis (23/9/2021).
Sosok Rahmat Hidayat atau akrab dipanggil Bang Adut di samping warung jamunya di Pasar Lama Tangerang, pada Kamis (23/9/2021). (Satrio Sarwo Trengginas / Tribun Jakarta)

Baca juga: Ngaku Uang Habis Buat Biaya Nikah dan Mobil Lesti, Rizky Billar Curhat ke Harris Vriza: Pusing Gua

Langit senja perlahan meredup tergantikan malam. Suasana Pasar Lama Tangerang mulai ramai disesaki para pengunjung. Aneka makanan jalanan dijajakan di pasar itu. Bak laron menyerbu lampu yang berpendar. Para pengunjung mengantre di sekitar gerobak makanan itu. 

Tak terkecuali Warung Jamu Bang Adut yang berada di pinggir halaman Pendopo Bupati Tangerang, tak jauh dari plang Pasar Lama Tangerang. Pembeli silih berganti datang memesan jamu racikan tangan bang Adut, istri dan karyawannya. 

Di atas warungnya, terhampar berbagai bahan dasar pembuatan jamu layaknya warung angkringan. Di antaranya ada ginseng, jahe, ubi samsit, buah pinang, serai dan kunyit.

Pemandangan itu seakan menegaskan bahwa racikan Bang Adut berasal dari bahan-bahan alami. 

Setiap membuat jamu, Bang Adut selalu memarut bahan-bahan dasar itu. 

Ia tak pernah menggunakan blender. Parutan itu kemudian diperas hingga mengeluarkan sari. Sarinya dituangkan ke dalam gelas dan dicampur rebusan air panas. Setelah itu langsung disajikan kepada pembeli di tempat. Bisa dicampur gula merah agar manis.

"Khasnya ini diparut. Karena saya fair tidak ada kombinasi kimia, alkohol dan segala macamnya. Parutan tangan alami," ujar pria bernama asli Rahmat Hidayat itu saat ditemui TribunJakarta.com di Pasar Lama Tangerang pada Kamis (23/9/2021).

Bang Adut menjual sekitar 21 jenis jamu alami. Minuman itu di antaranya susu jahe merah, beras kencur, buah pinang, jeruk peras, kunyit asam, temulawak dan obat kuat

Jamu ini biasanya dibeli untuk menyembuhkan pegal linu, sakit lambung, pegal-pegal, asam urat, rematik bahkan sampai program hamil. 

Bahan dasarnya diperoleh dari daerah Tanah Tinggi, Karawaci, Pasar Babakan, Sewan hingga Rawa Belong. 

Selama berdagang jamu di sana, Bang Adut mengaku belum pernah mendapatkan keluhan langsung dari pelanggan. 

Mereka kebanyakan bilang ke Bang Adut bahwa tubuhnya lebih enakan. 

Terkadang, Bang Adut dengan senang hati menerima konsultasi kepada pelanggan sebelum meracik jamu. 

Harga jamu berkisar antara Rp 15 ribu sampai Rp 40 ribu satu gelas. Minum jamu ini disarankan seminggu dua kali. 

"Lebih baik diminum saat mau tidur. Khasiatnya lebih cepat," katanya.

Belajar dari Sinse

Ilmu meracik jamu berkhasiat tak didapat secara otodidak. Bang Adut belajar langsung dari seorang sinse totok yang membuka praktik di depan Wihara Boen Tek Bio. 

Bang Adut kerap mendampingi sinse itu praktik di sejumlah tempat. 

Sembari mendampingi, Bang Adut belajar kepada sinse itu. 

"Saya enggak sanggup mempelajari ilmu totok karena berat sekali belajarnya. Saya dikasih jalan satu-satunya minuman herbal ini dari sinse," ceritanya.

Namun, tak mudah proses belajar meracik jamu yang diajarkan sinse. Sebelum berani berjualan, Bang Adut mempelajari tentang minuman berkhasiat ini selama 10 tahun. 

Baca juga: Rumor Pilpres Saat Airlangga Bertemu Ganjar, Alasan Eks Petinggi Gerindra Sebut Kekuasaan Langit

Kesibukan Bang Adut dan sejumlah karyawannya meracik jamu pada Kamis (23/9/2021).
Kesibukan Bang Adut dan sejumlah karyawannya meracik jamu pada Kamis (23/9/2021). (Satrio Sarwo Trengginas / Tribun Jakarta)

Mulanya, ia mempratikkan meracik jamu untuk keluarga terdekatnya yang sakit. 

"Ternyata dari racikan saya mampu dan berkhasiat untuk keluarga. Keluarga juga tanya kenapa enggak buka aja? Setelah 10 tahun belajar, baru buka," katanya. 

Bang Adut meminta izin terlebih dahulu kepada sinse itu untuk berdagang jamu di depan Boen Tek Bio. Ia sudah 23 tahun berjualan jamu di sana. 

Namun, kemudian pindah ke pinggir Pendopo Bupati Tangerang karena berada di depan Pasar Lama dan ramai lalulalang pengunjung. 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved