Temui Guru SMP, Terungkap Panggilan Dedi Mulyadi di Masa Sekolah, Dikenal karena Sering Lakukan Ini

Ketika menemui guru SMP-nya, terungkap panggilan yang diterima Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi di masa sekolahnya.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Kang Dedi Mulyadi Channel
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi saat menemui guru SMP-nya yang sakit stroke. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Ketika menemui guru SMP-nya, terungkap panggilan yang diterima Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi di masa sekolahnya.

Kang Dedi Mulyadi alias KDM ini mengujungi Pak Asep Mulyana, guru mata pelajaran geografinya sewaktu SMP yang saat ini mengalami stroke.

Kendati begitu, Pak Asep rupanya masih mengingat Kang Dedi.

Tak hanya itu, dia juga masih mengingat nama panggilan Kang Dedi sewaktu di SMP.

"Akan tetapi masih mengingat saya dengan panggilan si Lebe atau si Amil," kata Kang Dedi dilansir dari Instagram miliknya, Selasa (28/9/2021).

Baca juga: Cerita Dedi Mulyadi Minta Motor Saat SMA, Bukannya Dibelikan tapi Malah Digampar Orangtua

Bukan tanpa alasan semasa sekolah SMP, Kang Dedi dipanggil dengan dua sebutan itu.

"Panggilan itu cukup terkenal karena saya sering adzan dan ceramah di Mushala al-Kautsar," kata Kang Dedi.
Saat mengunjungi guru SMP-nya yang kini hanya bisa terduduk di kursi roda, Kang Dedi mengaku salut dengan kisah cinta yang ditunjukan oleh sang guru.

Pasalnya, sang istri guru itu dengan setia menyuapi, memandikan sampai membersihkan bekas buang air Pak Asep.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi saat menemui guru SPM-nya yang sakit stroke.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi saat menemui guru SMP-nya yang sakit stroke. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

Dengan telaten dia melakukannya berbalut kesabaran.

"Dia bercerita, bahwa cinta pertama dan terakhirnya hanya untuk sang istri," ujar Kang Dedi mengenai keromantisan guru SMP-nya itu.

"Cepat sembuh Pak Guru, salam kagum untuk istrimu guru, atas cinta dan kasih sayangnya untukmu," sambung Kang Dedi.

Kenangan Kang Dedi Masa SMA Digampar Ayah

Ada satu kenangan masa SMA yang tak bisa dilupakan oleh seorang Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi terhadap orangtuanya.

Hal itu terkait keinginan Kang Dedi untuk memiliki sepeda motor kala masih bersekolah SMA.

Baca juga: Romantisnya Hansip Sabel Teman Dedi Mulyadi Melamar Janda, Makna Barang Seserahannya Tak Sembarangan

Namun alih-alih bisa mendapatkan motor impian, dia justru mendapat gamparan dari ayahnya.

Kenangan itu kembali menghampiri ingatan Kang Dedi ketika dirinya mengendarai sepeda motor Astrea Grand Tahun 2003.

Motor itu milik Fahmi, seorang pemuda asal Caringin, Bogor, Jawa Barat yang sengaja menuju kediaman Kang Dedi di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat untuk membawakan talas Bogor.

Momen saat Kang Dedi mengendarai motor Astrea Grand itu sambil memboncengi Fahmi dibagikan mantan Bupati Purwakarta itu di akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71.

Kang Dedi Mulyadi teringat akan kenangan di masa SMA sewaktu dia mengendarai motor Astrea Grand Tahun 2003 milik pemuda asal Bogor yang sengaja menemuinya di Subang, Jawa Barat.
Kang Dedi Mulyadi teringat akan kenangan di masa SMA sewaktu dia mengendarai motor Astrea Grand Tahun 2003 milik pemuda asal Bogor yang sengaja menemuinya di Subang, Jawa Barat. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

Kang Dedi memboncengi pemuda itu sebagai bentuk apresiasinya kepada Fahmi yang rela menempuh perjalanan selama 5 jam dari Caringin ke Lembur Pakuan untuk mengantar talas bogor.

"Saat saya selipkan uang bekal pengganti bensin untuknya, dia menolak secara halus.

Dia mengatakan, uang bukanlah tujuan ingin menemui saya.

Saya kemudian memberinya sedikit hadiah. Yakni, boncengan naik motor," tulis Kang Dedi dilansir TribunJakarta.com dari akun Instagramnya, Selasa (28/9/2021).

Saat mengendarai motor Astrea Grand itulah kenangan Kang Dedi kembali ke masa dia saat SMA.

"Saya pun bahagia karena karena saat SMA pernah ingin dibelikan motor Astrea Grand.

Baca juga: Muncul Kerajaan Angling Dharma, Dedi Mulyadi Tak Kaget: Karena Cerita Raja Memang Selalu Menarik

Saat saya katakan keinginan itu kepada bapak saya, eh malah digampar," lanjut Kang Dedi.

Kang Dedi Pelindung Sanggabuana

Dalam kesempatan lain, Dedi Mulyadi menegaskan kedatangannya ke Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat untuk menjaga kondisi alam di sana.

Hal itu disampaikan Kang Dedi Mulyadi alias KDM saat menegur warga yang menggunduli hutan hingga menyebabkan macan ngamuk dan menerkam domba ternak.

Kang Dedi Mulyadi saat membonceng pemuda yang mengendarai motor Astrea Grand Tahun 2003 dari Bogor khusus untuk menemuinya di Subang, Jawa Barat.
Kang Dedi Mulyadi saat membonceng pemuda yang mengendarai motor Astrea Grand Tahun 2003 dari Bogor khusus untuk menemuinya di Subang, Jawa Barat. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

Kang Dedi berjanji akan mengganti kerugian warga yang dombanya diterkam macan.

Asalkan, warga tak merusak alam di kaki Gunung Sanggabuana.

"Urusan kehidupan bapak saya bantu, tapi urusan alam ini harus bapak jaga.

Saya datang untuk melindungi Sanggabuana," tegas Kang Dedi dilansir dari Youtube miliknya, Senin (20/9/2021).

Pasalnya, saat berjalan kaki menelusuri area tempat macan menyerang ternak warga, Kang Dedi melihat area hutan yang digunduli.

Kepada Kang Dedi, warga mengakui itu adalah perbuatannya.

Baca juga: Macan Tutul di Sanggabuana Terkam Puluhan Domba Warga, Kang Dedi Penasaran Berapa Lama Dia Laparnya

Mereka mengaku menebang pohon di sana untuk menggantinya dengan menanam pisang.

Namun cara mereka ditegur Kang Dedi karena justru merusak alam.

"Jangan ditebang dulu kalau belum ditanam, ini bahaya," tegur KDM.

Spontan Kang Dedi meyakini inilah yang jadi penyebab macan turun dan marah hingga menyerang ternak domba warga.

Kang Dedi Mulyadi menegur warga yang menggunduli hutan sehingga jadi penyebab macan menerkam sejumlah domba ternak warga di kaki Gunung Sanggabuana.
Kang Dedi Mulyadi menegur warga yang menggunduli hutan sehingga jadi penyebab macan menerkam sejumlah domba ternak warga di kaki Gunung Sanggabuana. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

Apalagi saat tahu bahwa proses pembabatan hutan dilakukan dengan cara dibakar.

"Ini masalahnya. Dia (macan) marah karena dibabat terus dibakar.

Disangkanya bapak ini gerombolan penganggu makanya dia ingetin turun akhirnya dombanya jadi korban," papar Kang Dedi.

Kang Dedi menjelaskan bahwa macan adalah hewan yang memiliki insting dan ingatan kuat serta pendendam.

Dia bisa mengetahui siapa saja orang yang berbuat jahat kepadanya hingga kemudian melakukan balas dendam seperti kasus yang terjadi di kaki Gunung Sanggabuana.

"Urusan kehidupan bapak saya bantu, tapi urusan alam ini harus dijaga.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved