Berstatus Anggota DPR tapi Tak Mau Tinggal di Jakarta, Ini Yang Buat Dedi Mulyadi Resep di Kampung

Meski sudah berstatus sebagai seorang Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi tetap tak mau tinggal di Jakarta.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Kang Dedi Mulyadi Channel
Husen, lansia yang ditemui Kang Dedi Mulyadi. Meski sudah berstatus sebagai seorang Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi tetap tak mau tinggal di Jakarta. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Meski sudah berstatus sebagai seorang Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi tetap tak mau tinggal di Jakarta.

Kang Dedi Mulyadi alias KDM saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI yang membidangi Pertanian; Lingkungan Hidup dan Kehutanan; dan. Kelautan.

Kendati berkantor di Jakarta, Kang Dedi tetap memilih tinggal di Jawa Barat.

Dia tinggal di Purwakarta, Jawa Barat dan sesekali juga di Subang, Jawa Barat yang merupakan tanah kelahirannya di desa yang disebutnya bernama Lembur Pakuan.

Kegiatan Kang Dedi selama di wilayah tempat tinggalnya selalu dibagikannya di dua akun Youtube yakni di akun Kang Dedi Mulyadi Channel dan Lembur Pakuan Channel.

Baca juga: Aksi Dedi Mulyadi Jadi Sopir Truk Pasir, Bingung Cara Buka Pintu dan Tutup Jendela: Mobil Butut

Hampir setiap hari Kang Dedi blusukan, baik menggunakan motor maupun mobil.

Dia selalu membantu setiap orang membutuhkan yang ditemuinya.

Tak sedikit pula yang diberikan uang untuk bekal hidup.

Nenek Dasem ketika berbincang dengan  Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi. Di usianya yang sudah 80 tahun, Nenek Dasem masih ceria mengisi kehidupannya.
Nenek Dasem ketika berbincang dengan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi. Di usianya yang sudah 80 tahun, Nenek Dasem masih ceria mengisi kehidupannya. (Lembur Pakuan Channel)

Kang Dedi rupanya punya alasan tersendiri tetap memilih tinggal di kampung ketimbang di kota.

Hal itu lantaran dia bisa lebih banyak berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan.

Kang Dedi mengatakan itu ketika dia meminta bantuan warga untuk menuruni batu kali dari truk ke area rumahnya yang sedang dibangun.

"Kalau di kampung Rp 100 ribu, Rp 200 ribu ada artinya, ada maknanya," kata Kang Dedi dilansir dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Rabu (29/9/2021).

Dia membandingkan uang nominal tersebut tentu tak terlalu berharga untuk ukuran masyarakat menengah di perkotaan.

"Coba kalau di Jakarta sekali makan berapa.

Baca juga: Lansia Kurang Pendengaran Buat Pusing Anggota DPR: Dikasih Uang Malah Bilang Kebanyakan

Makanya saya resep tinggal di kampung.

Duitnya muter, penghasilan dinikmati banyak orang," kata Kang Dedi.

Kang Dedi Jadi Sopir Truk

Kang Dedi Mulyadi alias KDM juga sempat menjadi sopir truk ketika mau membeli pasir di area penambangan.

Kang Dedi kebingungan saat menutup jendela truk pengangkut pasir yang dikemudikannya.
Kang Dedi kebingungan saat menutup jendela truk pengangkut pasir yang dikemudikannya. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

Dia sengaja menyetir sendiri truk itu ke tempat pembelian pasir di lokasi tambang di Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Kang Dedi membeli pasir itu untuk keperluan pembangunan kolam di rumahnya.

Selain itu, dia juga ingin mengecek mengenai izin di lokasi penambangan pasir yang didatanginya.

Pasalnya, Kang Dedi menyebut banyak penambangan ilegal yang praktiknya merusak alam dan melahirkan aksi premanisme di jalan.

"Sekarang nambangnya ngerusak lingkungan, upah tenaga kerja murah, mobil enggak bayar pajak, gadapet pajak jalan.

Uang tercecer di jalan lahir premanisme.

Baca juga: Cerita Slamet Pedagang Starling Saat Cicipi Segelas Kopi Starbuck Rp40 Ribu: Mending Duitnya Aja Pak

Orang jadi males. Kerjanya dari mungut," kata Kang Dedi mengenai banyaknya penambangan ilegal yang terjadi, dilansir dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Rabu (29/9/2021).

"Pasir diperlukan untuk pembangunan tapi jalan juga perlu diperbaiki," lanjut Kang Dedi.

Kang Dedi memastikan sikapnya yang keras ke para penambang ilegal lantaran demi menyelamatkan alam.

Sebab, tambang yang ilegal berdampak buruk bagi alam dan warga yang tinggal di area itu.

Pak Toro, pria yang alami bungkuk permanen karena pengobatan setrum saat diajak berbincang dengan Kang Dedi Mulyadi.
Pak Toro, pria yang alami bungkuk permanen karena pengobatan setrum saat diajak berbincang dengan Kang Dedi Mulyadi. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

Utamanya mengenai buruknya kualitas air yang ada di sana karena tercemar limbah.

"Kita tujuan edukasi bukannya mau mematikan usaha orang.

Tapi ngajarin agar usahanya menjaga lingkungan," kata Kang Dedi.

Cara Kang Dedi Nikmati Hari Libur

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi memiliki caranya sendiri dalam menikmati hari liburnya.

Dengan mengendarai vespa matic kesayangannya, mantan Bupati Purwakarta itu selalu berkeliling mendengar aspirasi dari setiap orang yang ditemuinya.

Baca juga: Mudanya Ngaku Temani Bung Karno Bertapa & Ilmu Kebal, Cerita Ki Saji Jadi Hiburan Kang Dedi

Tak sedikit pula yang kehidupannya dibantu atau pun diubah ke arah yang lebih baik oleh Kang Dedi Mulyadi alias KDM.

Salah satunya ketika KDM berusaha mengubah kehidupan ayah dan anak yang mencari uang dengan cara tak pantas.

Kala itu, dilansir dari video di akun Youtube miliknya, Kang Dedi membongkar modus pria tua yang menjadi pengemis dengan modus pura-pura cacat akibat kecelakaan.

Sedangkan sang anak yang masih muda memilih menjadi pengamen badut kendati memiliki motor dan istri dua.

Aksi Dedi Mulyadi didoakan oleh Ki Saji, lansia yang masa mudanya mengaku pernah menemani Bung Karno bertapa di Gunung Sanggabuana, Jawa Barat.
Aksi Dedi Mulyadi didoakan oleh Ki Saji, lansia yang masa mudanya mengaku pernah menemani Bung Karno bertapa di Gunung Sanggabuana, Jawa Barat. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

Kang Dedi pun berusaha menyadarkan keduanya agar berhenti menjadi pengemis dan bekerja di sektor lain yang lebih terhormat.

Rupanya, kegiatan semacam itu memang menjadi target Kang Dedi setiap harinya.

"Menikmati suasana libur tapi tetap punya makna.

Dalam setiap hari minimal ada satu orang yang bisa berubah taraf hidupnya," kata Kang Dedi dilansir dari Youtube miliknya, Selasa (14/9/2021).

"Karena hidup itu bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga keluarga," pesan Kang Dedi.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved