Peringati Hari Binatang Sedunia, Yuk Sayangi Satwa Langka, Jangan Gusur Rumah Mereka

Iola menilai,  satwa yang tergusur dan masuk ke perkampungan itu terkadang dianggap sebagai hama oleh sebagian masyarakat, hingga kemudian dibunuh.

Editor: Kurniawati Hasjanah
TribunJakarta/Annas Furqon Hakim
Petugas memberi makan satwa di Taman Margasatwa Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (11/6/2020). 

“Minyak tengkawang ini jadi hits sekitar lima-enam  tahun lalu. Pohon ini endemik hutan hujan tropis Kalimantan. Namun, dapat tumbuh dengan baik di lahan gambut karena tahan lahan basah tergenang," ujar Iola.

Ada juga hasil kerajinan anyaman yang dibuat dari tanaman purun, seperti sandal, tikar, tas, dan topi.

Hanya saja, pasarnya masih belum luas. Selain itu, variasi produknya juga belum banyak

Baca juga: Daftar Makanan yang Berbahaya Dimakan Kucing, Hati-hati Bisa Bikin Sakit Kesayanganmu!

Saatnya #TimeforActionIndonesia. Anda yang memiliki akses yang lebih luas bisa membantu dengan membukakan pasar, misalnya mempromosikan via media sosial. 

“Yang merasa punya akses luas terhadap pengetahuan dan teknologi dapat membantu, misalnya dengan melakukan banyak riset serta inovasi-inovasi baru ramah lingkungan,” kata Iola.  

5. Pilih produk ramah lingkungan

Kalau kita amati, produk yang sehari-hari digunakan atau dikonsumsi, kita akan menemukan banyak produk yang bahan bakunya misalnya dari minyak kelapa sawit atau dari industri kehutanan, seperti kayu.

“Sebisa mungkin gunakan produk dengan opsi lebih ramah lingkungan. Cermat memilih dan mencari tahu, dari manakah produk ini berasal, apakah dari industri yang merusak hutan dan lahan gambut? Selain itu, hindari pola hidup konsumerisme berlebihan."

"Beli dan pakai secukupnya. Menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan sampai ke produk yang kita gunakan sehari-hari memang terkesan repot," jelas Iola. 

Iola menjelaskan, hal ini secara tidak langsung membuat kita turut berkontribusi menjaga kelestarian hutan dan lahan gambut kita.

"Manfaatnya pun akan kembali kepada kita. Mungkin tidak sekarang, namun nanti di masa depan, untuk hidup generasi mendatang yang lebih baik dan sehat,” kata Iola. 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved