Penataan Stasiun dan Halte, Anies Wujudkan Jakarta Berbasis Transportasi Publik
Sebagai kota transit, Pemprov DKI dituntut menyediakan sarana dan prasarana transportasi yang memadai
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak bisa dipungkiri, DKI Jakarta menjadi bagaian tak terpisahkan dari kehidupan warga di wilayah satelit, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek).
Sebab, walau tinggal di wilayah penyangga, mereka setiap harinya bekerja dan mencari nafkah di ibu kota.
Sebagai kota transit, Pemprov DKI dituntut menyediakan sarana dan prasarana transportasi yang memadai.
Guna mewujudkan hal itu, integrasi antarmoda kini terus diupayakan Pemprov DKI.
Sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan membawa perubahan dalam pembangunan sistem transportasi.
Konsep pembangunan yang dulunya mengutamakan kendaraan pribadi kini diubah dengan pendekatan transportasi publik.
"Di Jakarta, kami sama-sama mendorong dari pembangunan berbasis kendaraan bermotor menjadi pembangunan berbasis kendaraan umum," ucapnya saat meresmikan penataan Stasiun Tebet dan Palmerah, Rabu (29/9/2021).
"Dari private vehicle oriented development, menjadi transit oriented development (TOD)," sambungnya.
Baca juga: Penataan 4 Stasiun di Ibu Kota, Semakin Terintegrasi dan Nyaman
Beberapa stasiun pun mulai ditata ulang demi meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengguna transportasi umum.
Teranyar, Pemprov DKI baru saja meresmikan penataan Stasiun Tebet dan Stasiun Palmerah.
Selain itu, penataan juga dilakukan di Stasiun Manggarai dan Stasiun Gondangdia yang kini masih dalam tahap pembangunan konstruksi.
"Tahun lalu kami meresmikan Stasiun Tanah Abang dan ketika sudah jadi, banyak yang melihat wajahnya berubah saat turun dari kereta," ujarnya.
Tak hanya ditata ulang, stasiun-stasiun itu kini juga sudah terhubung dengan moda transportasi lain, seperti bus Transjakarta.
"Saat ini bus-bus Transjakarta mulai banyak yang terintegrasi dengan stasiun commuter line," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo.