Hasil Survei: Mayoritas Publik Setuju Ganti Menteri Berkinerja Buruk di tengah Pandemi Covid-19
Wacana reshuffle kabinet pada pemerintahan Jokowi-Maruf Amin kembali mengemuka. Publik setuju ganti menteri berkinerja buruk.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Wacana reshuffle kabinet pada pemerintahan Jokowi-Maruf Amin kembali mengemuka.
Temuan survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan mayoritas publik setuju reshuffle kabinet terhadap menteri-menteri dengan kinerja buruk khususnya dalam penanganan pandemi Covid-19.
Sebanyak 70,4 persen menyatakan setuju reshuffle kabinet, sedangkan tidak setuju 23,8 persen dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 5,8 persen.
Publik mendukung Presiden Jokowi menggunakan hak prerogatif untuk mengganti menteri-menteri tersebut.
“Mayoritas publik setuju Jokowi melakukan reshuffle kabinet dengan mengganti menteri-menteri berkinerja buruk di tengah pandemi Covid-19,” kata peneliti indEX Research Hendri Kurniawan dalam keterangan tertulis, Kamis (7/10/2021).
Menurut Hendri, momentum untuk reshuffle dirasakan sudah tepat seiring meredanya gelombang kedua penyebaran virus Covid-19 di Tanah Air.
Baca juga: Hasil Survei: Elektabilitas Empat Besar Parpol Makin Kompetitif, PSI Kuda Hitam
Presiden Jokowi dapat melakukan evaluasi berdasarkan indikator upaya pemerintah mengendalikan pandemi dan dampak ekonominya.
Sejauh ini kebijakan terkait pandemi tampak tersentral pada Presiden, kurang dilakukan oleh jajaran kabinet yang notabene adalah para pembantu Presiden.
Hal ini tentu patut disayangkan, terkesan menteri-menteri tidak serius menjalankan visi Presiden.
Baca juga: Survei: Elektabilitas Tinggi Parpol Pengusul Interpelasi di Ibukota
Bersama dengan penurunan kurva Covid-19, pemerintah harus bekerja keras untuk memulihkan dampak pandemi.
Di antaranya menjaga pertumbuhan ekonomi pada zona positif di tengah guncangan selama penerapan PPKM sejak awal Juli lalu.
“Presiden perlu memilih orang-orang yang tepat untuk mendukung pemulihan ekonomi, serta jangan sampai muncul polemik di tengah masyarakat menyangkut para pembantu Presiden,” kata Hendri.
Survei Index Research dilakukan pada 21-30 September 2021 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia, melalui telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.