Sisi Lain Metropolitan
Kisah Tono, Penyandang Tunadaksa Berjuang Cari Kerja: Pernah Didiskriminasi hingga Jadi Petugas PPSU
Pak Lurah yang tadinya sempat ragu memutuskan agar Tono bisa bergabung sebagai petugas PPSU
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Tono awalnya diragukan oleh pak Lurah.
"Lurahnya saat itu Pak Iwan bertanya, kamu bisa memacul enggak? Saya disuruh cari cangkul," katanya.
Setelah membawa cangkul, Tono memperlihatkan bagaimana ia mencangkul di depan pak Lurah.
Pak Lurah yang tadinya sempat ragu memutuskan agar Tono bisa bergabung sebagai petugas PPSU.
"Kalau megang cangkul bisa, otomatis nyapu dan lain-lain bisa," tambahnya.
Tak hanya Pak Lurah, Koordinator PPSU juga sempat meragukan kinerja Tono dengan kondisi seperti itu.
Dikhawatirkan Tono tak bisa bekerja dengan baik dan menghambat teman-temannya yang lain.
Tetapi anggapan itu keliru.
"Koordinator PPSU sempat ragu juga awalnya, tapi akhirnya yakin begitu melihat saya kerja di lapangan atau ketika masuk-masuk got," ujarnya.
Berkeluarga
Meski sempat melewati cibiran di dalam kehidupan karena kondisi fisiknya, Tono tidak hilang asa.
Ia tak ingin ditinggalkan oleh kehidupan. Tono tetap berjuang bagaimana bisa hidup mandiri hingga akhirnya ia bisa memiliki pekerjaan, sama seperti kehidupan orang biasa lainnya.
Dari penghasilannya sebagai PPSU sebesar Rp 4,2 juta, ia bisa menghidupi keluarganya.
Ada seseorang yang menerima keterbatasan hidupnya secara tulus.
Perempuan itu bernama Rusmini yang kini menjadi istrinya.