4 Tahun Gubernur Anies

Menengok Lagi Proyek ITF Sunter yang Molor Jelang 4 Tahun Kepemimpinan Anies Baswedan

Anies Baswedan akan memasuki empat tahun masa kepemimpinannya di DKI pada 16 Okotber 2021. Terdapat, proyek yang molor yakni pembangunan FPSA.

TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Suasana terbaru di lokasi pembangunan ITF Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/10/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan memasuki empat tahun masa kepemimpinannya pada 16 Oktober 2021 nanti.

Selama empat tahun memimpin Ibu Kota, telah banyak proyek pembangunan yang dicanangkan Anies beserta jajarannya.

Sebagian rampung, sebagian lagi memasuki tahap pengerjaan, sementara sisanya masih ada yang molor.

Salah satu proyek yang molor ialah pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA) atau Intermediate Treatment Facility (ITF).

Dari empat lokasi pembangunan, ITF Sunter dipilih menjadi pilot project dari fasilitas yang digadang-gadang bisa menyelesaikan masalah sampah di Jakarta ini.

Baca juga: 4 Tahun Kepemimpinan Anies: Bangun 2 Flyover Tapal Kuda Rp 306 Miliar yang Tak Pernah Diresmikannya

Groundbreaking proyek ITF Sunter dilakukan Pemprov DKI Jakarta dan stakeholder terkait pada 20 Desember 2018 lalu.

Proyek ITF Sunter dikerjakan Badan Usaha Milik Daerah PT Jakarta Propertindo di atas lahan 3,05 hektare.

Setelah groundbreaking 2018 lalu dan direncanakan bisa mulai beroperasi 2022 mendatang, nyatanya proyek ITF Sunter molor.

September lalu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Syaripudin menuturkan, target tersebut kini berubah.

Suasana terbaru di lokasi pembangunan ITF Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/10/2021).
Suasana terbaru di lokasi pembangunan ITF Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/10/2021). (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

ITF Sunter ditargetkan baru bisa beroperasi pada 2024 mendatang.

"(Target) 2024, kan baru berjalan semua. Kalo berbicara beroperasi, kan idealnya 2024. Kalo masih berproses kan sedang dibuat, sedang dibangun," kata Syaripudin pada Kamis (23/9/2021).

Kondisi Terkini ITF Sunter

TribunJakarta.com mencoba mendatangi lokasi pembangunan ITF Sunter untuk menengok kondisi terbaru pembangunan fasilitas pengolahan sampah tersebut.

Pantauan pada siang ini, area proyek tampak sepi dari adanya aktivitas tertentu.

Proyek ITF Sunter kini ditutup dengan pagar bambu.

Baca juga: Geruduk Kantor Anies di Balai Kota, Massa Buruh Tuntut UMP 2022 Naik 10 Persen

Dari celah-celah pagar bambu, terlihat di dalam area seluas 3,05 hektare tersebut beberapa pekerja keluar masuk area proyek.

Sementara di dalam area tersebut, terdapat sejumlah material beton.

Beberapa kendaraan besar juga tampak terparkir di dalam area ITF Sunter.

Sejumlah alat berat juga terparkir, namun tak terlihat dioperasikan.

Baru Masuk Tahap Prakonstruksi

Pembangunan ITF Sunter belakangan ini baru memasuki tahap prakonstruksi.

Hal itu disampaikan Direktur Proyek ITF sekaligus Plt. Direktur Utama PT JSL Aditya Bakti Laksana.

"Jakpro dan PT JSL akan segera memulai pekerjaan pra konstruksi pada akhir tahun ini. Mohon doa dan dukungannya agar proyek ini dapat berjalan lancar dan menjadi solusi bagi Ibukota dan warga Jakarta, Maju Kotanya Bahagia Warganya," kata Aditya, Jumat (1/10/2021).

Suasana terbaru di lokasi pembangunan ITF Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/10/2021).
Suasana terbaru di lokasi pembangunan ITF Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/10/2021). (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Aditya mengatakan ITF Sunter merupakan mandat Pemprov DKI Jakarta kepada Jakpro melalui Pergub 33 Tahun 2018 tentang Penugasan Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara di Dalam Kota/Intermediate Treatment Facility (ITF).

Proyek ITF Sunter, kata Aditya, merupakan pengolahan sampah terbesar di Indonesia yang menghasilkan tenaga listrik dengan teknologi pengolahan sampah yang teruji, modern dan ramah lingkungan.

Sebagai informasi, Pemprov DKI berencana membangun ITF di empat lokasi berbeda.

Keempat ITF ini nantinya bakal tersebar di berbagai wilayah ibu kota dan diharapkan dapat mengurangi volume sampah.

Dalam proyek ini, Sarana Jaya mendapat jatah membangun ITF di wilayah layanan timur dan selatan.

Sedangkan, PT Jakpro mendapat jatah membangun ITF pusat di kawasan Sunter, Jakarta Utara dan wilayah layanan barat.

Baca juga: Cerita di Balik Gubernur Anies Memberi Nama Permata Annisa Nusantara untuk Cucu Pemilik Warteg

Proyek ITF Sunter Segera Dikebut

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta yang belum lama ini dilantik, Asep Kuswanto berjanji bakal segera mempercepat pembangunan ITF.

Kontrak Pemprov DKI Jakarta dengan Pemkot Bekasi soal tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) Bantargebang bakal berakhir Oktober 2021 mendatang.

Hal ini diungkapkannya usai dilantik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan siang tadi di Balai Kota.

"Tugas pertama itu menyelesaikan kegiatan strategis daerah dari pak gubernur dan RPJMD, termasuk ITF," ucapnya, Rabu (13/10/2021).

"Karena memang ITF ini menjadi bagian janjinya pak gubernur," tambahnya menjelaskan.

Proyek pembangunan ITF memang molor jauh dari target yang dicanangkan sebelumnya.

Pembangunan ITF di daerah Sunter, Jakarta Utara yang kini dikerjakan BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) baru sampai tahap prakonstruksi.

Baca juga: Senangnya Jessica, Nama Putrinya Diberi Gubernur Anies saat Berkunjung ke Warteg Family Milik Mertua

Padahal, proyek pengolahan sampah yang digadang-gadang bisa menyelesaikan masalah sampah di ibu kota itu awalnya ditargetkan beroperasi 2022.

"Kami minta kepada BUMD Jakpro dan Pembangunan Sarana Jaya supaya bisa mempercepat prosesnya," ujarnya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria juga menyatakan pihaknya bakal mempercepat pembangunan ITF.

"Sekarang kami mempersiapkan proses pembangunan empat ITF di Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur," ucapnya, Senin (20/9/2021).

Orang nomor dua di DKI ini mengakui, pembangunan ITF saat ini memang belum dimulai.

Saat ini, pembangunannya masih berkutat pada proses pelelangan dengan pihak swasta.

Untuk mengatasi masalah sampah di Jakarta, Ariza menyebut, pihaknya bakal mempercepat proses pelelangan agar pembangunan ITF bisa segera dijalankan.

"Doakan saja semua berjalan lancar, siapapun yang berkesempatan memenangkan tender, bisa membangun, sehingga kita enggak ada masalah lagi dengan sampah," ujarnya di Balai Kota.

Masterplan pembangunan pengolahan sampah dalam kota ITF Sunter.
Masterplan pembangunan pengolahan sampah dalam kota ITF Sunter. (Dokumentasi PT Jakarta Propertindo (Jakpro))

Ariza pun optimis, pembangunan ITF bisa menjadi solusi pengelolaan sampah yang selama ini menjadi masalah di ibu kota.

"Insya Allah kita punya pengelolaan sampah berteknologi tinggi, baik, seperti negara maju di dunia," tuturnya.

Dengan pengolahan berbasis teknologi yang tepat guna, teruji, dan ramah lingkungan, diharapkan sampah-sampah rumah tangga bisa disulap menjadi energi terbarukan yang memiliki kemanfaatan umum atau nilai tambah.

Menurut rencana, ITF wilayah layanan barat direncanakan akan mengolah sampah sebesar 2.000 ton per hari dengan efisiensi 80 persen.

Kemudian, ITF di wilayah layanan timur dan selatan diprediksi mampu mereduksi sampah sebanyak 70 hingga 90 persen.

Sementara ITF Sunter mampu mengurangi sampah sebanyak 2.200 ton per hari dan diperkirakan mampu menghasilkan energi listrik sebesar 35 Megawatt.

Fasilitas pengelolaan sampah ini juga diharapkan dapat meminimalkan ketergantungan daerah terhadap Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di luar daerah.

Baca juga: Hadirkan JakOne Artri, Bank DKI Ajak Warga Rusun Kelola Sampah: Bisa Jadi Tambahan Penghasilan

Data dari Dinas Lingkungan Hidup DKI, jumlah sampah di ibu kota mencapai 5.665 ton sampah/hari di tahun 2014, tahun 2015 sebanyak 6.419 ton sampah/hari, dan tahun 2016 sebanyak 6.562 ton sampah/hari.

Jumlah ini terus meningkat di tahun 2017 sebanyak 6.875 ton sampah/hari, tahun 2018 sebanyak 7.453 ton sampah/hari, tahun 2019 sebanyak 7.702 ton sampah/hari, dan tahun 2020 sebanyak 7.424 ton sampah/hari.

Untuk komposisi sampah DKI Jakarta didominasi secara berturut-turut oleh sisa makanan (53%), plastik (9%), residu (8%), kertas (7%), dan lain-lain.

Di sisi lain, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi tengah melakukan evaluasi, hal ini disampaikan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, Sabtu (18/9/2021).

"Kita lagi evaluasi kerja sama itu yang bulan Oktober (2021) kalau nggak salah habis," kata pria yang akrab disapa Pepen.

Pihaknya menginginkan, Pemprov DKI Jakarta dapat membuat program khusus soal pengelolaan di TPST Bantargebang agar mengurangi deposit gunung sampah yang ada.

"Harus ada tempat pembuangan sampah terpadu yang menggunakan energi terbarukan, yaitu menjadi listrik, menjadi bahan batu briket bara, supaya mengurangi deposit," jelasnya.

Sejauh ini, gunungan sampah di TPST Bantargebang sudah nyaris melebihi kapasitas. Hal ini disebabkan pemrosesan sampah masih didominasi menggunakan cara open dumping dan landfill.

Cara tersebut memang cukup sederhana, sampah ditumpuk begitu saja tanpa pemrosesan lanjutan, sedangkan cara landfill sampah diratakan dan didapatkan menggunakan alat berat lalu dilapisi dengan tanah.

"Kita lagi bersama sekarang membahas tentang perjanjian kerja samanya, kan itu setiap 5 tahun sekali dievaluasi," jelasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved