Channelnya Tembus 2 Juta Subscribe, Gaya Dedi Mulyadi di Youtube: Mengaku Haji Udin Bawa Kebahagiaan
Channel Youtube milik Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi tembus 2 juta subsribe.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Channel Youtube milik Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi tembus 2 juta subsribe.
Akun milik mantan Bupati Purwakarta itu yakni Kang Dedi Mulyadi Channel.
Kang Dedi Mulyadi alias KDM pun mengucapkan terimakasih kepada para penonton setia channel Youtubenya.
"Saya gapernah minta like, subscribe dan komen.
Semuanya lahir dari sebuah kesadaran dan sudah lebih dari 2 juta subscribe," kata Kang Dedi dilansir dari Youtubenya, Rabu (20/10/2021).
Baca juga: Heboh Baim Wong Marahi Kakek Suhut, Dedi Mulyadi Ungkap Hikmah Besar: Bapaknya Banyak yang Bantu
Setiap harinya, Kang Dedi memang rutin mengupload video seputar kegiatannya.
Mulai dari kegiatannya sebagai wakil rakyat, mapun saat kegiatan santainya menemui warga.
Namun dalam setiap bertemu warga, seperti yang ditayangkan di Youtubenya, Kang Dedi selalu mengaku sebagai Haji Udin asal desa Pajajar, Majalengka, Jawa Barat yang disebutnya merupakan tempat pertilasan Prabu Siliwangi.

Dia kemudian menanyakan persoalan warga dan membantu mencarikan solusinya.
Tak jarang Kang Dedi memberikan uang hingga pekerjaan kepada warga yang ditemuinya.
Namun, dia juga bersikap tegas kepada pihak-pihak yang melanggar hukum, terutama yang merusak lingkungan.
Berikut Ini Sederet Aksi Dedi Mulyadi di akun Youtubenya
Ditampar Orang Gangguan Jiwa
Dedi Mulyadi pernah ditampar dua kali oleh seseorang bernama Iwan di Desa Pucung, Cikampek, Karawang.
Baca juga: Perjalanan Dedi Mulyadi ke DPR Jadi Meriah Saat Lihat Truk Bergambar Dirinya, Spontan Lakukan Ini
Iwan, pria asal Karawang, Jawa Barat, yang menampar anggota DPR RI Dedi Mulyadi dua kali saat Dedi meminta izin untuk membawa dua anak Iwan ke pesantren, akhirnya diboyong ke Pesantren Cireok untuk diobati, Minggu (28/2/2021).
Pesantren Cireok merupakan tempat rehabilitasi anak-anak bandel dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang dikelola Dedi Mulyadi di Purwakarta.
Dedi Mulyadi membenarkan ia membawa Iwan ke pesantren untuk Diobati.

Menurut Dedi, Iwan harus menjalani pengobatan agar ia bisa menjalani kehidupan normal bersama keluarganya.
Apalagi, Iwan masih memiliki dua anak yang masih kecil. Sementara istrinya sudah meninggal sejak dua anaknya masih balita.
Dedi Mulyadi pun mengunggah foto ketika Iwan dibawa dari rumahnya ke pesantren di akun Facebook miliknya, Kang Dedi Mulyadi.
Dalam keterangan fotonya, Dedi mengatakan, ia ditemani seorang ustaz bernama Yanto untuk mendatangi rumah Iwan di Desa Pucung, Cikampek, Karawang.
"Awalnya kami hanya ingin melihat kondisi terkininya. Akan tetapi setelah melalui berbagai pertimbangan, kami putuskan membawanya ke Pesantren Cireok," kata Dedi melalui ponselnya, Senin (1/3/2021).
Baca juga: Bukan Buat YouTube, Kini Dedi Mulyadi Bertemu Siti Aisyah di Pengadilan Ditanya Telur Ayam & Sarung
Rekam Macan di Sanggabuana
Macan tutul Jawa ternyata masih ada di Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat.
Hal itu diketahui dari kamera trap yang dipasang Anggota DPR Dedi Mulyadi dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Kamera trap dengan sensor gerak dan infra merah yang dipasang mantan bupati Purwakarta dan tim Sanggabuana Wildlife Expedition ini ternyata berhasil merekam macan tutul jawa (Panthera pardus melas).

Di salah satu titik pemasangan, dua kamera dipasang berhadapan, satu dengan mode perekaman video dan satu dengan mode perekaman foto.
Kang Dedi Mulyadi alias KDM memberikan kamera trap itu setelah Komisi IV DPR menerima informasi dari Sanggabuana Wildlife Expedition yang dilakukan sejak Juli 2020 di jajaran Pegunungan Sanggabuana terkait keberadaan macan tutul jawa.
Kang Dedi yang memang begitu peduli terhadap masalah alam ini begitu antusias saat melihat sendiri rekaman dari kamera trap bahwa ada keberadaan macan tutul Jawa di Gunung Sanggabuana.
Dalam rekaman itu dijelaskan bahwa macan tutul Jawa itu terlihat di empat titik.
Rekaman yang paling jelas terlihat pada 10 September 2021 pukul 05.16 WIB di mana seekor Macan tutul Jawa yang diperkirakan betina mengorek-ngorek tanah tepat di depan kamera trap dipasang.

Selain itu, disebutkan dia mengeluarkan urine di sana untuk menandakan daerah jangkauannya.
Sedangkan pada pukul 10 di hari yang sama, macan tutul diduga yang sama juga tereka kamera foto yang terpasang.
Marahi Penambang Ilegal
Salah satu yang rutin ditampilkan Kang Dedi di Youtubenya yakni aksinya mendamprat para penambang ilegal.
Salah satu yang kenda omel Kang Dedi yakni penjual tanah ilegal bermodus pembangunan proyek perumahan di Purwakarta, Jawa Barat.
Baca juga: Cerita Penambang Resmi yang Akui Uang Tambang itu Panas: Segala Rupa Datang Tak Terduga
Hal itu bermula ketika Kang Dedi Mulyadi alias KDM melihat adanya siswa SD yang menjadi juru parkir sopir truk tanah di perempatan jalan.
Kang Dedi pun kemudian menelusuri asal truk tanah yang keluar dari wilayah itu.
Selama perjalanan menuju asal pengangkutan truk tanah, Kang Dedi banyak menemui truk yang melintas.
Mantan Bupati Purwakarta ini pun kemudian memberhentikan beberapa sopir truk tanah yang melintas.
Yang membuat Kang Dedi kaget ternyata truk yang mengambil tanah di kawasan itu berasal dari berbagai kota.
Kepada Kang Dedi, sopir mengaku membayar Rp 167 ribu untuk mengangkut tanah satu truknya.

Kang Dedi menegur sopir truk yang mengangkut tanah dari area proyek perumahan yang tak berizin. (Kang Dedi Mulyadi Channel)
"Ini diangkut kemana pak?," tanya Kang Dedi kepada sopir truk yang diberhentikannya seperti dilansir dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Kamis (23/9/2021).
"Mau (diangkut) ke Karawang, ini beli Rp 167 ribu per truk," jawab salah seorang sopir truk yang diberhentikan Kang Dedi.
Setelah mendapat informasi, Kang Dedi pun mempersilahkan para sopir truk ini kembali meneruskan perjalanan.
"Yaudah bapak silahkan jalan lagi, bapak enggak salah," kata Kang Dedi.
Baca juga: Gagal Cari Alamat Lansia yang Disuruh Anaknya Mengemis, Dedi Mulyadi Malah Temui Remaja Luar Biasa
Sementara itu, Kang Dedi kembali meneruskan perjalananya ke area sumber para truk itu mengangkut tanah.
Di sana, Kang Dedi melihat ada alat berat yang digunakan untuk mengangkuti tanah ke truk.
"Ini penanggungjawabnya siapa?," tanya Kang Dedi.
Kepada operator alat berat, Kang Dedi menanyakan kegiatan apa yang sedang dilakukan di kawasan ini.
"Untuk pembangunan proyek pembangunan," jawab sang operator alat berat.
"Kok tanahnya dijualin," tanya Kang Dedi lagi.
"Wah kalau itu saya enggak tahu," ujar operator sambil menunjukan tempat penanggungjawab proyek berada.