Magnet Lokalisasi Gunung Antang, Mencuat Lagi Saat Sugito Dihabisi Gegara Tolak Bayar Uang Kencan
Lokalisasi Gunung Antang memiliki magnet yang menjadi daya tarik bagi para pelanggan. Mencuat saat kasus pria dihabisi gegara tolak bayar uang kencan.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Segala jenis hiburan ini yang memicu beberapa kasus penganiayaan hingga tewas, sejumlah warga sekitar pun disebut Sutrisno resah dengan keberadaan lokalisasi Gunung Antang.
Baca juga: Pria Tewas di Lokalisasi Gunung Antang Diduga Dikeroyok, Warga: Mungkin Habis Main Ga Bayar
"Kalau pembunuhan selama pandemi, baru yang kemarin kejadian. Ya mau gimana? Warga sekitar juga takut nanti ada gesekan, yang penting enggak ganggu wilayah situ," tuturnya.
Beberapa tahun lalu petugas gabungan memang pernah melakukan penertiban di kawasan lokalisasi Gunung Antang.
Namun hingga kini Gunung Antang masih beroperasi dan memiliki daya tarik.
Lurah Palmeriam Setiyawan mengatakan pihaknya bakal berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku pemilik lahan terkait aktivitas lokalisasi di kawasan Gunung Antang.
"Kita juga lagi nunggu dari (jawaban) pihak PT KAI, dipakai untuk apa lahan tersebut. Kita akan menanyakan ke PT KAI dan kalau bisa dirapikan (lahannya)," kata Setiyawan.
Hal senada juga disampaikan Kepala Satpol PP Jakarta Timur Budhy Novian, menurutnya perlu dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan PT KAI guna membenahi kawasan Gunung Antang.
"Soal itu nanti kita rapat koodinasikan ke pihak PT KAI, nanti kita undang wali kota. Koordinasinya kalau itu bangunan liar, kalau PT KAI-nya minta dirobohkan semua, ya nanti kita rapatkan," ujar Budhy.
Pengeroyokan Sugito
Pengeroyokan yang menewaskan Sugito (45) di lokalisasi Gunung Antang, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur dipicu masalah uang kencan dengan Pekerja Seks Komersial (PSK).
Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Pol Erwin Kurniawan mengatakan sebelum pengeroyokan terjadi pada Minggu (17/10/2021) sekira pukul 05.00 WIB datang ke kawasan Gunung Antang.
Sugito yang dalam keadaan mabuk datang bersama keenam rekannya lalu menyewa perempuan PSK di lokasi.

Namun setelah melakukan hubungan badan korban menolak membayar.
"Setelah melakukan hubungan badan tidak mau membayar. Akhirnya terjadi ceckcok dengan kelompok yang ada di sana," kata Erwin di Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (18/10/2021).
Para pelaku yakni Jemmy Septiadi, Ferdy Sanjaya, Akbar, Ipul, Gading, dan Bolot meminta Sugito membayar uang kencan.