Warga Koja Keracunan Rice Box PSI
BPOM Ambil Sampel Rice Box PSI yang Diduga Jadi Penyebab Warga Koja Keracunan
BPOM mengambil sampel rice box Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang diduga menjadi penyebab warga RW 06 Kelurahan Koja keracunan.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengambil sampel rice box Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang diduga menjadi penyebab warga RW 06 Kelurahan Koja keracunan.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati mengungkap, sampel rice box tersebut diambil BPOM pada Selasa (26/10/2021) kemarin.
"BPOM kemarin turun ke lapangan, iya dilibatkan yang berwenang lah nggak dari kita aja," kata Yudi saat dikonfirmasi, Rabu (27/10/2021).
Yudi belum dapat memastikan kapan hasil pemeriksaan sampel nasi boks tersebut akan keluar.
Nantinya, hasil pemeriksaan laboratorium dari rice box tersebut akan dipergunakan untuk kepentingan penyelidikan terkait keracunan warga.
"Jadi nanti kalau BPOM sudah keluar hasilnya apa, pasti nanti akan disampaikan langsung," jelas Yudi.
Baca juga: Keracunan Nasi Box PSI, Ibu Muda Tak Bisa Beri ASI Bayinya Seminggu, Khawatir Bernasib Sama
Sebelumnya, DPC PSI Kecamatan Koja membagikan 80 rice box kepada warga RW 06 Kelurahan Koja dalam acara bakti sosial terkait Covid-19, Minggu (24/10/2021) sore lalu.
Dalam hitungan jam setelah menyantap rice nox berisi nasi, sayur buncis, telur, dan orek tempe itu, sedikitnya 35 warga mengalami keracunan.
Dari jumlah korban keracunan itu, lima warga yang seluruhnya anak-anak hingga Selasa siang ini masih dirawat di RSUD Koja.
Atas kejadian ini, PSI meminta maaf lalu berjanji akan menanggung biaya perawatan terhadap para korban keracunan.
Nyatanya, berdasarkan penuturan ketua RW, acara baksos besutan DPC PSI Kecamatan Koja tersebut dilakukan tanpa ada koordinasi ke pengurus wilayah setempat.
"Pemberian ini nggak ada koordinasi dengan kita pengurus wilayah, jadi antar teman aja, totalnya ada 80 kotak nasi," kata Ketua RW 06 Kelurahan Koja, Suratman, Senin (25/10/2021) kemarin.
Baca juga: Keracunan Nasi Box PSI, Ibu Muda Tak Bisa Beri ASI Bayinya Seminggu, Khawatir Bernasib Sama
Menanggapi pernyataan ketua RW tersebut, Pengurus PSI DKI Jakarta Norman Lianto buka suara.
Norman mengklaim pengurus ranting di Kecamatan Koja sudah berkali-kali menggelar acara serupa.
Katanya, sudah ada pengurus PSI dari Kecamatan Koja yang memberitahu pengurus wilayah setempat soal pembagian nasi kotak itu.
"Kami sudah berkali-kali membagikan di sekitar wilayah Koja dan ini bukan pertama kalinya kami membagikan di wilayah Koja. Sudah sempat ada ranting kami yang info," ucap Norman di RSUD Koja, Senin malam.
Norman juga menyatakan bahwa divisi hukum dari partainya sudah dipanggil ke Polsek Koja.
Pemanggilan itu untuk kepentingan berita acara pemeriksaan (BAP) terkait pembagian nasi kotak berujung keracunan warga.
"Masalah di kepolisian kami sudah bekerja sama dengan divisi hukum dan sudah diurus dengan baik. Divisi hukum kami sedang di Polsek Koja sedang di-BAP," ucap dia.
Kesaksian Warga Korban Keracunan

Irda Nurmaya Sari alias Maya (19), ibu muda warga RW 06 Kelurahan Koja, Jakarta Utara, mengakui ada yang tidak beres dari nasi boks pemberian Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang diduga membuatnya keracunan, Minggu (24/10/2021) lalu.
Dalam rice box yang diterima Maya, terdapat daun selada yang sudah mulai menguning dan nasi putih yang sudah berair.
"Kalo di saya isinya kan nasi, telur balado, orek tempe buncis, sama daun selada," kata Maya di kediamannya, Selasa (26/10/2021).
"Cuman di daun selada saya itu atasnya sudah mulai menguning. Di nasinya itu sudah mulai berair bawahnya, itu kalo di punya saya. Kalau di yang lain saya nggak tahu," paparnya.
Selain itu, bau dan rasa dari makanan dalam nasi boks dikatakan Maya normal-normal saja.
Hanya Sesendok
Maya pun hanya menyantap satu sendok penuh dengan nasi putih, sayur, dan lauknya.
"Bau sama rasanya biasa aja. Makanya kan saya makan satu sendok doang. Seladanya nggak saya makan karena warnanya udah mulai berubah," katanya.
Baca juga: Cuma Makan 1 Sendok Rice Box PSI, Mama Muda di Koja Muntah Tiga Kali hingga Keluar Lendir
Maya mulai merasa mual dan pusing sekitar pukul 21.00 WIB, atau tiga jam setelah menyantap rice box tersebut.
Ternyata, tak hanya rasa mual dan pusing saja yang diderita Maya pada Minggu malam itu.
Muntah Darah
Ia juga muntah-muntah hingga mengeluarkan lendir darah dan akhirnya dilarikan ke RSUD Koja.
"Jam 23.30 WIB, muntah tiga kali, muntah ketiga kalinya itunya keluar lendir darah. Langsung suami saya ajak ke UGD," ucap Maya.
Ketika diperiksa di IGD, Maya mengungkapkan kepada dokter terkait gejala yang dirasakan serta statusnya sebagai ibu menyusui.
Tidak Bisa Menyusui
Lalu, sembari memberikan obat-obatan, dokter bilang Maya tidak bisa menyusui bayinya dalam waktu satu hari.
"Kan saya bilang kasih yang terbaik buat saya, karena saya ibu menyusui. Terus kata orang rumah sakitnya, ibu jangan menyusui dulu sampai besok, ini ibu saya kasih obat," kata Maya.
Maya pulang ke rumah dengan obat-obatan pemberian dokter, sementara anak semata wayangnya dititipkan ke mertua.
Senin (25/10/2021) siang, pihak puskesmas mendatangi permukiman RW 06 Kelurahan Koja untuk mendata siapa saja warga yang keracunan.
Maya datang mengikuti pemeriksaan dan kembali diimbau untuk tak menyusui bayinya.
Namun, kali ini bidan dari puskesmas meminta Maya setop memberikan ASI kepada bayinya dalam kurun waktu satu minggu ke depan.
Rice box PSI yang dibagikan kepada warga RW 06 Kelurahan Koja, Koja, Jakarta Utara. 23 warga keracunan setelah mengonsumsi nasi boks tersebut Minggu (24/10/2021) kemarin. (Gerald Leonardo Agustino/ Tribun Jakarta)
"Ada salah satu bidan dari puskesmas datang, karena saya ibu menyusui, saya nggak boleh menyusui anak dulu sampai seminggu. Kasihan ke anak kamunya, kata orang puskesmas," ucap Maya.
Maya makin khawatir karena dirinya tak bisa menyusui sang buah hati dalam waktu cukup lama mengingat selama ini sang bayi tidak pernah lepas dari ASI.
Di luar hal itu, Maya mau tidak mau menjalani perintah bidan demi kebaikan sang bayi.
Apalagi, Maya meyakini racun yang membuatnya mual hingga muntah masih akan mendekam dalam dirinya dalam waktu lama.
"Jadi anak saya minum susu formula dulu, karena kan saya kena, takutnya kalo menyusui nanti kena ke anak saya. Karena katanya kalo bayi lebih gampang," ucap Maya.
"Kalo racun ini kan nggak satu minggu dua minggu, bisa sampai satu atau dua bulan masih ada," tutup dia.
Kronologi Insiden Rice Box PSI
Sebelumnya, DPC PSI Kecamatan Koja membagikan 80 rice box kepada warga RW 06 Kelurahan Koja dalam acara bakti sosial terkait Covid-19, Minggu (24/10/2021) sore lalu.
Dalam hitungan jam setelah menyantap rice nox berisi nasi, sayur buncis, telur, dan orek tempe itu, sedikitnya 35 warga mengalami keracunan.
Dari jumlah korban keracunan itu, lima warga yang seluruhnya anak-anak hingga Selasa siang ini masih dirawat di RSUD Koja.
Atas kejadian ini, PSI meminta maaf lalu berjanji akan menanggung biaya perawatan terhadap para korban keracunan.
Nyatanya, berdasarkan penuturan ketua RW, acara baksos besutan DPC PSI Kecamatan Koja tersebut dilakukan tanpa ada koordinasi ke pengurus wilayah setempat.
"Pemberian ini nggak ada koordinasi dengan kita pengurus wilayah, jadi antar teman aja, totalnya ada 80 kotak nasi," kata Ketua RW 06 Kelurahan Koja, Suratman, Senin (25/10/2021) kemarin.
Menanggapi pernyataan ketua RW tersebut, Pengurus PSI DKI Jakarta Norman Lianto buka suara.
Norman mengklaim pengurus ranting di Kecamatan Koja sudah berkali-kali menggelar acara serupa.
Katanya, sudah ada pengurus PSI dari Kecamatan Koja yang memberitahu pengurus wilayah setempat soal pembagian nasi kotak itu.
"Kami sudah berkali-kali membagikan di sekitar wilayah Koja dan ini bukan pertama kalinya kami membagikan di wilayah Koja. Sudah sempat ada ranting kami yang info," ucap Norman di RSUD Koja, Senin malam.
Norman juga menyatakan bahwa divisi hukum dari partainya sudah dipanggil ke Polsek Koja.
Pemanggilan itu untuk kepentingan berita acara pemeriksaan (BAP) terkait pembagian nasi kotak berujung keracunan warga.
"Masalah di kepolisian kami sudah bekerja sama dengan divisi hukum dan sudah diurus dengan baik. Divisi hukum kami sedang di Polsek Koja sedang di-BAP," ucap dia.