Sisi Lain Bupati Lebak Iti Jayabaya Tak Banyak Orang Tahu: Doyan Ngopi, Lebih Suka Tidur di Karpet
Sosok Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya memiliki suara lantang . Ada banyak sisi lain dirinya yang orang belum banyak tahu.
TRIBUNJAKARTA.COM, LEBAK - Sosok Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya memiliki suara lantang . Ada banyak sisi lain dirinya yang orang belum banyak tahu.
Mantan anggota DPR RI periode 2009-2014 ini viral karena mengancam kirim santet untuk KSP Moeldoko atas KLB Partai Demokrat pada Maret 2021 lalu.
Belum lama, Ketua DPD Partai Demokrat Banten ini menggeruduk Demokrat kubu Moeldoko di Hotel JHL Solitaire, Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Jumat (10/9/2021).
Setia terhadap kepemimpinan Demokrat di bawah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Iti memimpin jajaranya mencopot atribut Demokrat versi KLB di sekitar lokasi.
Dalam sebuah obrolan santai dengan Tribun Network di pendopo Bupati Lebak, Banten, Rabu (27/10/2021), Iti bercerita banyak hal tentang dirinya.
Baca juga: Viral Ancam Santet Moeldoko, Sosok Bupati Lebak Iti Octavia Pernah Disiapkan AHY untuk Pilkada DKI
Doyan Ngopi
Iti merupakan Bupati ke-27 Lebak. Ia merupakan bupati perempuan pertama di Lebak dan sukses menjabat dua periode 2014-2019 dan 2019-2024.
Tak seperti kebanyakan pejabat, Iti menghadirkan suasana santai dan jauh dari kesan formal ketika menerima Tribun Network di beranda belakang pendopo Bupati Lebak.

Di sinilah Iti kerap berbincang dengan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah (biasa disingkat SKPD) ditemani suguhan teh dan kopi.
"Saya lebih sering ngumpul dengan kepala dinas di sini, tidak terkesan formal. Saya lebih banyak di luar ruangan," cerita Iti.
Tak jarang jika ada yang meminta tanda tangan untuk keperluan surat, punggung orang tersebut sebagai alas untuk Iti menandatangani surat itu.
Lantaran lebih sering di luar ruangan kantornya, Iti punya hobi menyeruput kopi. Seberapa banyak tamu yang datang, sebanyak itulah ia ngopi.
"Saya kalau ada ngobrol beberapa kali, ngobrol lima kali, ya sehari ngopi lima kali," ucap Iti ekspresif.
Baca juga: Anggota DPRD Ini Buat Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya Naik Darah: Jangan Anggap Saya Remeh & Lemah
Jangan salah, kopi yang biasa Iti seduh bukan kopi-kopi mahal dan ternama.
Ia mengaku kopi yang diseruputnya kopi lokal yang banyak diminum orang Lebak.
"Khasnya di sini kopi Kupu-kupu, asli produksi di sini. Banyak yang senang kopi ini," ucap Iti.

Sewaktu masih menjadi anggota DPR RI, teman-temannya berkunjung ke Lebak lalu ia sediakan kopi tersebut.
"Terus mereka mau dibawain, karena murah meriah," sambung dia.
Uniknya lagi, Iti menyeruput kopi tidak dari gelas. Baginya lebih afdol jika menyeruput kopi dari piring kecil, bukan dari gelasnya.
Rupanya, kesukaan Iti terhadap kopi tak lepas dari kehidupan kecilnya. Iti mengaku lahir dari kampung kopi. Kakeknya adalah petani kopi.
Keluarganya, sejak kakek neneknya, terbiasa menyeduh kopi hasil yang ditanam di pekarangan sendiri.
"Di rumah kakek nenek saya, kopinya dapat memetik, dicampur pakai kakao, pakai cokelat. Rasanya lebih ini ya, ada eksotisme tersendiri," kenang dia.
Pilih Tidur Beralas Karpet
Baca juga: Menilik Kekayaan Iti Octavia Bupati Lebak yang Ingin Santet Moeldoko, Utang Rp 350 Juta
Sempat tiga bulan Bupati Lebak Iti Jayabaya tak bisa beraktivitas maksimal karena mengidap long Covid-19.
Selama itu, ia pun tinggal sendiri dan menjalani karantina di salah satu ruangan semacam guest house yang ada di belakang pendopo Bupati Lebak.
Guest house itu peninggalan ayahnya, Mulyadi Jayabaya, selama menjabat Bupati ke-19 Lebak periode 2003 hingga 2013.

Menurut cerita Iti, guest house dibuat karena saat itu masih sedikit hotel. Sehingga dibuatlah beberapa unit guest house di belakang pendapa Bupati Lebak.
Ia memilih menjalani karantina di salah satu unit guest house karena lebih mudah jika memanggil dokter untuk mengecek kesehatannya.
Selain itu, ia juga mudah berkoordinasi dengan jajaran SKPD terkait jalannya roda pemerintahan.
Sebagai orang nomor satu di Lebak, selama menjalani karantina Iti lebih suka tidur beralaskan karpet meski disediakan kasur.
"Saya lebih suka tidur di karpet. Bahkan pakaian pun ditata di atas lantai," cerita Iti.
Di rumah pun, Iti mengaku kerap pindah dari kasur dan tidur di atas karpet.
"Biar enggak disantet," kelakar Iti.