Bertemu Sosok Ini, Kusnadi Sang Pemulung Tak Menyangka Hidup Berubah Setelah Ketiduran di Trotoar

Pemulung bernama Kusnadi dan istrinya tak menyangka kehidupannya berubah setelah ketiduran di trotoar. Ia bertemu Dedi Mulyadi.

Penulis: Elga H Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Kang Dedi Mulyadi Channel
Kusnadi dan sang istri saat diajak berbincang dengan Dedi Mulyadi. Pemulung bernama Kusnadi dan istrinya tak menyangka kehidupannya berubah setelah ketiduran di trotoar. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pemulung bernama Kusnadi dan istrinya tak menyangka kehidupannya berubah setelah ketiduran di trotoar.

Pasalnya, mereka dibangunkan oleh sosok yang siap membantunya.

Saat itu, Kusnadi dan istri ketiduran di trotoar dekat Bale Indung Rahayu, Purwakarta, Jawa Barat.

Keduanya kelelahan setelah mencari barang rongsokan.

Gerobak berisi barang rongsokan pun diparkir di pinggir jalan dekat mereka tertidur.

Keduanya pun akhirnya dibangunkan oleh sosok Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi di sampingnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi Iri Lihat Pasangan Pemulung Tidur Nyenyak di Jalanan: Syaratnya Memang Harus Lelah

Keduanya pun ditanyakan mengapa bisa sampai tertidur di trotoar.

Rupanya, pasutri itu memang sering tertidur di sembarang tempat pada siang hari usai kelelahan mencari rongsokan.

"Ini kecapean abis ngerongsok. Tinggal ga ada tempat jadi tidur dimana aja," kata Kusnadi kepada Kang Dedi seperti dilansir dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Minggu (31/10/2021).

Kusnadi dan sang istri saat diajak berbincang dengan Dedi Mulyadi.
Kusnadi dan sang istri saat diajak berbincang dengan Dedi Mulyadi. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

Kusnadi mengatakan, biasanya dia memulung pada malam sampai pagi hari.

Karenanya, di saat siang, dia sang sang istri kerap mengantuk hingga akhirnya tertidur di sembarang tempat, termasuk di trotoar jalan.

"Saya mulung pakai gerobak. Kalau istri pakai karung nyari rongsokannya," tutur Kusnadi.

Pernah Kerja di Sawit

Kusnadi mengatakan, dirinya dan sang istri berasal dari luar Purwakarta.

Dia berasal dari Tasikmalaya, sedangkan sang istri dari Bandung Barat.

Namun sejak tahun 1996, pria 46 tahun itu sudah merongsok di Purwakarta.

Baca juga: Bocah Dagang Serabi Naik Motor Ditilang Dedi Mulyadi: Nangis Ketakutan, Endingnya Jadi Begini

Pekerjaan itu sempat dia tinggalkan beberapa tahun kala dia bekerja di perusahaan sawit di Kalimantan dan Jambi.

Namun usai bekerja di luar pulau, Kusnadi kembali ke Purwakarta dan melanjutkan pekerjaannya sebagai pemulung.

"Soalnya tenaga sudah gakuat," kata Kusnadi menjelaskan alasannya berhenti bekerja di perusahaan sawit.

Kang Dedi pun menanyakan mengapa Kusnadi tak kembali ke kampung halaman ketimbang jadi pemulung di kota orang.

"Ya gimana ya, udah biasa kerja kemana aja pak," kata Kusnadi.

Menjadi seorang pemulung, Kusnadi mengaku mendapatkan uang rata-rata Rp 60 ribu setiap harinya.

Kusnadi dan istrinya, pemulung yang tertidur di trotoar jalan.
Kusnadi dan istrinya, pemulung yang tertidur di trotoar jalan. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

Namun melihat Kusnadi dan istri ketimbang jadi pemulung dan tak punya tempat tinggal, Kang Dedi menawarkan solusi kepada mereka untuk pulang ke kampung halaman.

"Kalau bapak pulang ke Tasik nanti rencananya apa?," tanya Kang Dedi.

"Di sana ada empang kan, ikut ambil ikan, kadang dibawa ke pasar," kata Kusnadi.

Mendengar hal itu, Kang Dedi pun siap memberikan modal kepada Kusnadi dan sang istri agar mereka membuka usaha budi daya ikan di kampung halamannya ketimbang hidup menggelandang di kota orang.

"Dikasih modal untuk bekel usaha ikan.

Nanti ditambah modal lagi kalau ketahuan usaha ikannya jalan," ujar Kang Dedi.

Tak mengetahui bahwa lawan bicaranya adalah Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi, seorang petani curhat mengenai kehidupannya sehari-hari yang terbiasa makan nasi dengan cabai.

Hal itu diucapkan petani cabai di wilayah Cirebon, Jawa Barat.

Adapun Kang Dedi Mulyadi alias KDM berada di sana ketika dia hendak menghadiri acara panen raya yang dihadiri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Kala melintasi sawah yang gersang, Kang Dedi melihat seorang pria tua sedang bertani.

Dia pun lantas mendekati petani itu sambil menanyakan kondisi kehidupannya.

Rupanya, petani itu menanam cabai di sawah miliknya yang seluas 1.020 meter sambil menunggu datangnya musim hujan untuk kembali menanam padi.

Kepada Kang Dedi, petani itu mengaku mengerjakan semuanya sendiri, mulai dari menanam bibit hingga merawatnya.

"Karena enggak cukup uangnya kalau enggak dikerjain sendiri," ujar petani itu kepada Kang Dedi dilansir dari Youtube Lembur Pakuan Channel, Selasa (26/10/2021).

Baca juga: Mobil Ambulans Dipakai Kulineran Ajak Istri, Sopirnya Ditegur Dedi Mulyadi: Bapak Bisa Diproses

Petani itu menuturkan, dalam setiap panen cabai, dia maksimal hanya mendapat uang Rp 500 ribu.

Kendati begitu, dia mengaku bersyukur karena hasil tersebut bisa digunakan untuk uang jajan dua anaknya yang masih sekolah.

"Dikasih 5 ribu buat sangu (bekal) sekolah. Tapi kalau lagi enggak ada ya enggak dikasih," ujar petani itu.

Meski hidup pas-pasan, semangat petani tua itu untuk menafkahi keluarganya membuat salu Kang Dedi.

"Walau tidak kaya, hidupnya berkah.

Anak bisa sekolah, bapak sehat tidak ngemis," kata Kang Dedi.

Baca juga: Tunawicara Kerja Kuli Panggul, Dedi Mulyadi Salut Lihat Perjuangannya Hidupi 2 Istri dan Banyak Anak

"Makannya enak karena tenaganya dikeluarin makan ikan asin sama sambel," lanjut mantan Bupati Purwakarta itu.

Namun petani itu mengaku dia lebih sering makan nasi dengan cabai saja.

"Kadang-kadang sama cabe aja, ya seadanya aja," kata dia.

Makan Daging Tiap Ada Selametan

Kang Dedi kemudian menanyakan seberapa kali bapak itu makan dengan lauk yang lebih bergizi dengan daging mapun telur.

"Telur kadang-kadang, nemu daging kalau ada selametan," jawab petani itu.

Mendengar curhatan itu, Kang Dedi kemudian memberikan uang kepada petani itu.

Kang Dedi memberikan uang itu agar si petani membeli daging, namun oleh petani itu menyebut lebih baik digunakan untuk obat semprot hama.

Akhirnya dia pun dikasih uang lagi oleh Kang Dedi untuk membeli daging.

"Pupuk sudah, beli daging. Makan sama daging," kata Kang Dedi yang mengaku kepada petani itu sebagai sosok Haji Udin asal Majalengka.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved