Sederet Kecelakaan Bus TransJakarta Buat Penumpang Takut jadi Korban
Menurutnya, PT TransJakarta dan pemerintah daerah berkewajiban memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jasa moda transportasi massal.
Penulis: Bima Putra | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Sederet kasus kecelakaan bus TransJakarta dalam 1,5 bulan terakhir membuat sejumlah pengguna jasa moda transportasi massal tersebut khawatir menjadi korban.
Seperti diutarakan Ibrahim Alfatin (32), pengguna bus TransJakarta.
"Kalau kecelakaan itu kan enggak ada yang tahu siapa korbannya. Bisa penumpang, bisa sopir. Jadi, saya khawatir juga sebagai penumpang," kata Ibrahim di Jakarta Timur, Jumat (3/12/2021).
Menurutnya, PT TransJakarta dan pemerintah daerah berkewajiban memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jasa moda transportasi massal.
"Pemerintah kan meminta warga untuk menggunakan transportasi umum, tapi kalau banyak kasus kecelakaan karena lalai dan faktor lainnya, bagaimana warga mau nyaman?" ujarnya.
Baca juga: Suasana Mencekam di Dalam TransJakarta Tabrakan: Sopir Tak Bergerak, Penumpang Teriak Minta Tolong
Baca juga: Kecelakaan Dua Bus Transjakarta, Polisi: Tidak ada Upaya Pengereman
Ibrahim berharap PT Transjakarta yang dikelola Pemprov DKI Jakarta bisa segera meningkatkan aspek keselamatan agar tidak terjadi kembali armada mengalami kecelakaan yang dapat membahayakan penumpang dan pengguna jalan.

Menurutnya, bila kasus kecelakaan bus Transjakarta terus terjadi, maka bukan tidak mungkin penumpang beralih menggunakan kendaraan pribadi lantaran khawatir menjadi korban.
"Diperhatikan sopirnya, agar jangan sampai bertugas mereka mengantuk atau kondisi kesehatannya enggak sehat. Sama kendaraannya juga ditingkatkan lah aspek keselamatannya," tuturnya.
Baca juga: Armada Sering Kecelakaan, Pengamat: Direksi Transjakarta Diisi Orang-orang Bermasalah
Yoel (22), pengguna Tranjakarta lainnya juga meminta PT Transjakarta berbenah agar tidak terjadi kasus kecelakaan yang sampai merenggut korban dan merugikan banyak orang.
Menurutnya sebagai transportasi massal, Transjakarta yang mengangkut banyak penumpang aspek keselamatan merupakan kewajiban harus dipenuhi pengelola.
"Itu kan hak kita sebagai penumpang, aman, nyaman sampai di tempat tujuan. Bagian dari pelayanan juga, apalagi ini dikelola pemerintah. Masa pelayanan buruk," kata Yoel.
Baca juga: Sering Kecelakaan, PT Transjakarta Gandeng KNKT Lakukan Audit Keselamatan Operasional Bus
Perihal sanksi yang diberikan PT Transjakarta kepada sopir atau mitra operator bus terlibat kecelakaan, Yoel menyebut hal tersebut tidak berarti bila kasus terus bertambah.
Dibanding memberikan sanksi, menurutnya PT Transjakarta lebih baik meningkatkan aspek keselamatan dengan melibatkan pihak seperti Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Kalau sebagai penumpang itu kan kita enggak terlalu perduli yang salah sopir atau operator. Kan kita naik bus enggak bisa milih operator mana atau sopirnya siapa. Kita tahunya yang salah ya Tranjakarta," lanjut dia.
Lima Kasus Kecelakaan dalam 40 hari
Tercatat, ada lima kasus kecelakaan bus Transjakarta di ibu kota dalam 40 hari terakhir.
Pertama, dua bus Transjakarta terlibat tabrakan beruntun di Halte Cawang-Ciliwung, Jakarta Timur, pada 25 Oktober 2021.
Baca juga: SMAN 96 Roboh Saat Direnovasi, Pemprov DKI Tunggu Hasil Investigasi Polisi untuk Jatuhkan Sanksi
Sebanyak 30 penumpang mengalami luka-luka, mulai dari luka ringan hingga patah tulang berat dan harus menjalani operasi.
Tabrakan tersebut juga memakan dua korban jiwa, satu di antaranya merupakan sopir bus.

Hasil pengusutan Polda Metro Jaya, kecelakaan disebabkan penyakit epilepsi atau kejang-kejang yang dialami sopir bus.
Baca juga: Dua Moda Transportasi Massal Ibu Kota Kecelakaan di Hari Sama Telan Korban Jiwa, Penyebabnya Sama
Kecepatan bus transjakarta yang dikendarai sopir berinisial J tak berkurang saat mendekati halte. Dugaan polisi, epilepsi J kambuh sehingga dia tidak bisa mengendalikan pedal gas dan rem.
Empat hari setelah kecelakaan nahas tersebut, bus Transjakarta kembali mengalami kecelakaan.
Bus dengan nomor polisi B7719 TGR menabrak beton separator jalan di Jalan Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada 29 Oktober 2021 pagi.
Kecelakaan tunggal tersebut disebabkan oleh sopir yang diduga mengantuk saat mengendarai bus.
Belum genap sebulan, bus Transjakarta kembali mengalami masalah.
Kali ini kepulan asap putih keluar dari bagian atap bus Transjakarta di kawasan Senen, Jakarta Pusat, pada Kamis pagi, 4 November 2021.
Baca juga: Lebih dari Sebulan, Evakuasi Mobil Crane & Tiang Beton Ambruk Timpa Rumah di Depok Dimulai Hari Ini
Kepala Public Relation PT Transjakarta saat itu, Iwan Samariansyah, menyebutkan bahwa asap yang keluar dari atap berasal dari mesin air conditioner (AC) bus. AC disebut bermasalah karena sambungan vanbelt putus dan menimbulkan kepulan asap putih.
Beruntung, peristiwa tersebut tidak menimbulkan korban jiwa karena penumpang langsung dievakuasi menggunakan bus transjakarta lainnya.

Lalu pada Kamis (2/12/2021) kemarin, bus TransJakarta kembali mengalami kecelakaan tunggal di persimpangan PGC, Cililitan, Jakarta Timur.
Bus Transjakarta menabrak pos polisi di persimpangan PGC hingga tak berbentuk lagi.
Peristiwa tersebut menyebabkan seorang petugas sterilisasi busway harus dilarikan ke Rumah Sakit Kramatjati karena mengalami luka serius.
Terkait penyebab kecelakaan, PT Transjakarta menyatakan masih diselidiki pihak kepolisian.
Kemudian pada Jumat (3/12/2012) siang ini, sebuah bus Transjakarta menabrak separator di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.