Pengamat Soroti Kesehatan Sopir hingga Evaluasi dari Rentetan Kecelakaan Bus TransJakarta

Menurutnya, kesehatan pramudi perlu dicek secara berkala. Misalnya, bila pramudi tak memiliki pool maka kelelahan kala membawa kendaraan

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
 Tampak kondisi pos polisi PGC Kecamatan Kramat Jati yang rusak ditabrak bus Transjakarta di Jalan Mayjen Sutoyo, Jakarta Timur, Kamis (2/11/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pengamat perkotaan dan transportasi Yayat Supriatna soroti tiga hal atas kejadian seringnya kecelakaan bus Transjakarta.

Moda transportasi unggulan warga Jakarta itu tengah menjadi sorotan menyusul lima kecelakaan bus TranJakarta dalam waktu kurang dua bulan terakhir.

Pertama, ia menyoroti soal pramudi atau sopir bus Transjakarta.

"Karena kendaraan itu dikendalikan oleh manusia. Jadi, yang paling penting yang kita periksa kondisi kesehatan para drivernya," ujarnya kepada awak media, Minggu (5/12/2021).

Baca juga: Transjakarta Akui Masih Ada Sopir yang Ngebut Saat Bawa Penumpang

Baca juga: PT TransJakarta Klaim Jumlah Penumpang Tidak Menurun Meski Marak Kasus Kecelakaan

Menurutnya, kesehatan pramudi perlu dicek secara berkala. Misalnya, bila pramudi tak memiliki pool maka kelelahan kala membawa kendaraan sangat dimungkinkan.

Oleh karena itu, jarak antara rumah dan lokasi mereka bekerja perlu diperhatikan.

"Misalnya, para driver itu tidak punya pool, kalaupun ada mungkin tidak ada tempat istirahat untuk tidur, jadi, kelelahan," kata Yayat.

"Membawa kendaraan dengan rutinitas yang terus menerus dijalur yang punya koridor di jalur khusus itu kadang-kadang bisa bikin cepet lelah dan cepat ngantuk," sambungnya.

Baca juga: Mahasiswi Tewas saat Diksar, Rektor UPN Jakarta Jatuhkan Sanksi ke Menwa

Kedua, Yayat menyoroti soal armada TransJakarta itu sendiri.

Ia mengatakan pemeriksaan rutin terhadap kendaraan juga menjadi bagian yang penting.

Sehingga pengecekan kesehatan secara menyeluruh dan pemeriksaan kendaraan menjadi sebuah satu kesatuan yang sangat penting.

Baca juga: Viral Video Ibu Mahasiswi yang Tewas di Makam Minta Maaf, Suara Bergetar dan Kerap Melirik ke Atas

Terakhir, ia menyoal kepada manajemen di dalam PT TransJakarta.

Evaluasi menjadi ujung tombak ketika adanya permasalahan seperti ini.

"Ketiga itu terkait dengan management setiap ada kecelakaan ada evaluasi atau tidak, kalau misal nya dari berturut-turut ada kecelakaan setiap bulan berarti harus dievaluasi dong. Kalau tidak dievaluasi kan berarti harus diperiksa kembali. Jadi aatnya sekarang kalau bisa dibuat zero accident jadi ditarget," pungkasnya.

Lima Kecelakaan Bus TransJakarta dalam 40 Hari

Dua bus TransJakarta mengalami tabrakan beruntun di depan Indomobil Jalan MT Haryono, Pancoran, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (25/10/2021) pagi.
Dua bus TransJakarta mengalami tabrakan beruntun di depan Indomobil Jalan MT Haryono, Pancoran, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (25/10/2021) pagi. (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Sebagai informasi, dilansir dari Kompas.com, tercatat ada lima kecelakaan bus Transjakarta dalam 40 hari terakhir.

Kecelakaan pertama terjadi pada 25 Oktober 2021 di Halte Cawang-Ciliwung, Jakarta Timur. Ada 30 penumpang yang menjadi korban luka-luka, mulai dari luka ringan hingga patah tulang berat dan harus menjalani operasi.

Peristiwa bus transjakarta menabrak bus transjakarta itu juga memakan dua korban jiwa, satu di antaranya merupakan sopir bus.

Baca juga: Kecelakaan Dua Bus Transjakarta, Polisi: Tidak ada Upaya Pengereman

Hasil pengusutan Polda Metro Jaya, kecelakaan disebabkan penyakit epilepsi atau kejang-kejang yang dialami sopir bus.

Kecepatan bus transjakarta yang dikendarai sopir berinisial J tak berkurang saat mendekati halte. Dugaan polisi, epilepsi J kambuh sehingga dia tidak bisa mengendalikan pedal gas dan rem.

Empat hari setelah kecelakaan nahas tersebut, bus transjakarta kembali mengalami kecelakaan. Bus dengan nomor polisi B7719 TGR menabrak beton separator sisi kanan jalan pada 29 Oktober 2021 pagi. Kecelakaan tunggal tersebut disebabkan oleh sopir yang diduga mengantuk saat mengendarai bus.

Baca juga: Kecelakaan Maut Transjakarta di Cawang, Sopir Bus Diduga Epilepsi, Pemprov DKI Siapkan Regulasi Baru

Belum genap sebulan, bus transjakarta kembali mengalami masalah. Kali ini kepulan asap putih keluar dari bagian atap bus transjakarta pada Kamis pagi, 4 November 2021.

Kepala Public Relation PT Transjakarta saat itu, Iwan Samariansyah, menyebutkan bahwa asap yang keluar dari atap berasal dari mesin air conditioner (AC) bus. AC disebut bermasalah karena sambungan vanbelt putus dan menimbulkan kepulan asap putih.

Beruntung, peristiwa tersebut tidak menimbulkan korban jiwa karena penumpang langsung dievakuasi menggunakan bus transjakarta lainnya.

Baca juga: Sumur Resapan di Lebak Bulus Baru Sebulan Sudah Amblas, Warga Inisiatif Tutup Pakai Pot Bunga

Lalu pada Kamis (2/12/2021) kemarin, bus transjakarta kembali mengalami kecelakaan tunggal di persimpangan PGC, Cililitan, Jakarta Timur. Bus transjakarta menabrak pos polisi di persimpangan PGC hingga tak berbentuk lagi.

Peristiwa tersebut menyebabkan satu orang petugas sterilisasi busway harus dilarikan ke Rumah Sakit Kramatjati karena mengalami luka serius. Terkait penyebab kecelakaan, PT Transjakarta menyatakan masih diselidiki pihak kepolisian.

Kemudian pada Jumat (3/12/2012) siang ini, sebuah bus transjakarta menabrak separator di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved