Jalani Program Bayi Tabung? Simak Sejumlah Hal Penting Setelah Lakukan Transfer Embrio

Program Bayi Tabung, menjadi salah satu prosedur yang cukup efektif untuk membantu proses kehamilan.

Designed by Freepik
Ilustrasi. Program bayi tabung, menjadi salah satu prosedur yang cukup efektif untuk membantu proses kehamilan. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Program Bayi Tabung, menjadi salah satu prosedur yang cukup efektif untuk membantu proses kehamilan.

Prosedur ini, biasanya menjadi pilihan bagi sejumlah pasangan yang kesulitan untuk memiliki momongan.

Namun dalam prosesnya, bukan rahasia lagi bahwa siklus bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) dapat membebani para ibu, mulai dari kondisi tubuh, juga kesejahteraan emosional dan mental.

Apalagi di masa-masa periode tunggu setelah tindakan transfer embrio atau disebut Two Weeks Waiting (TWW).

Masa-masa ini, merupakan salah satu periode yang paling mendebarkan bagi suami istri yang tengah menjalani program Bayi Tabung.

Baca juga: Ingin Menjalani Program Bayi Tabung? Ketahui Hal Ini Agar Tingkat Keberhasilan Maksimal

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi, dari RS Pondok Indah IVF Centre, dr. Aida Riyanti, Sp.OG-KFER, M.RepSc mengatakan selama berada pada periode tunggu, Anda sebenarnya tidak harus selalu istirahat di tempat tidur atau berbaring sepanjang waktu.

Mempertahankan rutinitas normal, penting untuk mengalihkan pikiran Anda dari waktu dua minggu yang tentunya terasa sangat panjang.

"Bersikap santai dapat membantu mengatasi emosional yang naik turun yang mungkin kerap dialami. Sangat penting bagi Anda dan suami untuk meluangkan waktu beristirahat, bersantai, dan memulihkan diri,"

Baca juga: Program Bayi Tabung, Irwansyah dan Zaskia Sungkar Ingin Dapat Anak Kembar

"Intinya, lakukan segala hal yang membuat Anda dan suami merasa santai selama menunggu hasil, sambil melakukan hal-hal yang membuat rileks dan berpikir positif," kata dia, dikutip TribunJakarta dalam keterangan RS Pondok Indah, Kamis (30/12/2021).

Menurutnya, berfikir positif sangat penting untuk dilakukan selama periode tersebut.

Hal ini, dapat dibarengi dengan mengurangi paparan informasi yang belum jelas kebenarannya.

Baca juga: Irwansyah dan Zaskia Sungkar Ingin Dapat Anak Kembar: Cerita Mengenai Perjuangan dan Bayi Tabung

Ia menjelaskan, setelah dilakukan embrio transfer, dokter spesialis biasanya akan meresepkan obat-obatan penunjang untuk meningkatkan kemungkinan embrio untuk terimplantasi atau menempel.

Selanjutnya, penting untuk mengikuti saran dokter dan tetap mengonsumsi obat apa pun yang direkomendasikan selama masa penantian dua minggu tersebut.

"Hindari melewatkan dosis dan jangan memutuskan untuk menghentikan pengobatan sendiri," tuturnya.

Sedikitnya, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan bagi pasangan yang baru saja menjalani transfer embrio.

Ilustrasi Bayi
Ilustrasi Bayi (Shutterstock via Kompas)

1. Pilihan asupan makanan

Dokter Aida mengatakan, asupan makanan yang baik dengan gizi seimbang merupakan salah satu poin penting untuk menyukseskan implantasi embrio pada rahim.

Jika proses berjalan sesuai dengan rencana, di dalam tubuh ibu akan tumbuh bayi mungil yang membutuhkan nutrisi yang baik selama 9 bulan kedepan.

Ini saat yang tepat untuk merangkul kebiasaan makan sehat yang direkomendasikan untuk wanita hamil.

Idealnya, calon ibu sebaiknya makan berbagai macam buah dan sayur, serta makanan yang kaya kalsium, protein, vitamin B, dan juga zat besi.

"Asam folat juga dapat dimasukkan ke menu harian Anda. Ada banyak manfaat mengonsumsi asam folat sebelum dan saat hamil," kata dia.

Ia menjabarkan, ibu hamil membutuhkan asam folat sekitar 400 mcg per hari untuk mencegah neural tube defect.

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa asam folat dapat mengurangi kemungkinan bayi mengalami celah bibir atau langit-langit, juga dikaitkan dengan risiko cacat jantung bawaan yang lebih rendah pada bayi.

Adapun asupan asam folat dapat diperoleh dari berbagai jenis sayur dan buah. Seperti bayam, asparagus, brokoli, alpukat, tomat, jeruk, dab juga lemon.

Selain itu, asam folat juga bisa diperoleh dari buah bit, kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kacang polong, kacang walnut, daging unggas, hati sapi, daging merah, hati ayam, hidangan laut, dan juga telur.

2. Perhatikan Pola Olahraga dan Juga Aktivitas Seksual

Meski tidak terbukti secara ilmiah bahwa hubungan intim menjadi kontraindikasi pasca tindakan transfer embrio atau dalam kehamilan, dr Aida mengatakan bahwa kontraksi rahim akibat orgasme bisa menjadi hal yang mengkhawatirkan.

Maka itu, ia menyarankan agar aktivitas seksual yang terkait dengan penetrasi penis ke dalam vagina tidak dilakukan dulu.

Selain itu, pasien program bayi tabung direkomendasikan untuk menjalani gaya hidup sehari-hari seperti biasa selama periode tunggu ini.

Namun, perlu dicatat. Olahraga dengan intensitas tinggi seperti aerobik, atau berlari dianjurkan untuk tidak dilakukan hingga mendapatkan konfirmasi kehamilan klinis.

Ia pun menyarankan, agar calon ibu memilih olahraga dengan intensitas rendah seperti jalan kaki, yoga, dan meditasi dengan durasi 30 menit per hari.

3. Hindari Rokok dan Alkohol

Hal yang harus dihindari selama periode tunggu ini ialaj merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

Sebab, menurut dr Aida setelah transfer embrio rokok dan alkohol dapat memberikan efek yang sangat merugikan pada perkembangan calon bayi.

4. Waspadai Gejala Yang Mengganggu

Ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai selama periode tunggu ini.

Dijelaskannya, wanita yang mengonsumsi obat kesuburan dapat mengalami kondisi yang disebut sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS).

Kondisi ini, dapat terjadi ketika tubuh merespons secara dramatis terhadap hormon yang disuntikkan yang digunakan sebagai bagian dari proses IVF.

Beberapa gejala yang timbul akibat kondisi ini, meliputi sakit perut, perut kembung, mual dan juga muntah.

Menurut dr Aida, gejala ini bisa terjadi secara ringan, namun juga bisa memburuk dengan sangat cepat jika calon ibu memiliki kasus sindrom yang serius.

"Jadi, apabila Anda tiba-tiba merasakan sakit parah di perut, jangan menunggu terlalu lama. Segera hubungi dokter, maternity counsellor, atau klinik dan jelaskan gejala yang dialami," jelasnya.

5. Berpikir positif

Rasa penasaran terkadang membuat godaan para pasangan untuk langsung melakukan tes urin.

Namun, terkait hal ini disarankan sebaiknya Anda menahan keinginan untuk segera melakukan tes kehamilan.

Diperlukan waktu hingga beberapa minggu sejak hari transfer sampai sel-sel plasenta mulai memproduksi cukup hormon yang dikenal sebagai human chorionic gonadotropin (hCG) untuk dapat terdeteksi dengan tes darah.

Kurangi melakukan hal-hal yang membuat Anda dan suami berpikiran yang tidak-tidak, terlebih hal yang belum pasti.

"Sebuah nasihat penting mengenai apa yang tidak boleh dilakukan setelah transfer embrio adalah jangan panik. Ini tentu jauh lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Namun, mencoba untuk tetap rileks adalah hal terbaik," kata dr Aida.

"Apakah embrio menempel atau tidak, benar-benar tergantung pada kualitas embrio dan seberapa reseptif rahim calon ibu. Oleh karena itu, tidak ada hal mendasar yang dapat Anda dan suami lakukan yang akan mempengaruhi hasil. Ini penting untuk diingat, karena ketika sebuah siklus gagal, sangat mudah untuk menyalahkan diri sendiri karena melakukan atau tidak melakukan sesuatu setelah transfer embrio. Padahal, bisa saja penyebabnya adalah hal lainnya. Jadi, ingatkan diri untuk selalu berpikiran positif dan tetap tenang," sambungnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved