Pemkot Jakarta Utara Bakal Koordinasi dengan PT KAI Soal Penataan Kampung Bayam

Pemerintah Kota Jakarta Utara akan berkoordinasi dengan PT KAI perihal penataan kawasan Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Gerald Leonardo Agustino/ Tribun Jakarta
Bedeng-bedeng di sepanjang rel kereta Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang didirikan pemilik kafe yang terdampak proyek Jakarta International Stadium. Pemerintah Kota Jakarta Utara akan berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) perihal penataan kawasan Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Pemerintah Kota Jakarta Utara akan berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) perihal penataan kawasan Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Koordinasi akan dilakukan terkait berdirinya bedeng-bedeng di pinggir rel kereta Kampung Bayam oleh warga yang digusur imbas pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).

Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan PT KAI selaku pemilik lahan yang dibangun bedeng.

"Kita perlu berkoordinasi dan kerjasama dengan semua pihak karena lokasi yang dimaksud dalam kawasan PT KAI," kata Ali, Jumat (7/1/2022).

Adapun Kampung Bayam termasuk permukiman dalam penataan beberapa kampung di Jakarta Utara.

Baca juga: Catatan Pelanggaran Prokes di Jakarta Utara Selama 2021: Hampir 70 Ribu Orang Kena Sanksi

Baca juga: Janji Wagub Ariza, Bangun 135 Unit Hunian untuk Warga Kampung Bayam yang Kena Gusur Proyek JIS

Penataannya direncanakan tidak akan menghilangkan sisi keaslian wilayah tersebut.

"Kami minta PT KAI juga bisa sesegera mungkin menindaklanjuti supaya kawasan itu menjadi lebih indah dan tertata," jelas Ali.

Ali menambahkan saat ini pihaknya masih dalam persiapan penataan Kampung Bayam di mana kekinian tersisa gundukan tanah pascapenggusuran Agustus 2021 silam.

Tumpukan sampah berserakan di pinggiran rel kereta di wilayah Kampung Bayam, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (26/8/2021).
Tumpukan sampah berserakan di pinggiran rel kereta di wilayah Kampung Bayam, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (26/8/2021). (Wartakotalive.com/Junianto Hamonangan)

"Sementara ini dalam proses persiapan untuk pembangunan dan sudah didata para warga yang akan menghuni," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, sedikitnya 26 KK pemilik kafe Kampung Bayam yang terdampak penggusuran proyek Jakarta International Stadium (JIS), Tanjung Priok, Jakarta Utara, masih bertahan di lokasi.

Kekinian, mereka memutuskan untuk tetap bertahan dengan membangun bedeng di sepanjang rel.

Berdasarkan pantauan TribunJakarta.com, puluhan bedeng tersebut berada persis di pinggir rel, berjarak hanya sekitar 1 meter dari jalur melintasnya kereta.

Baca juga: Relokasi Kampung Bayam Jadi Perhatian Pemprov DKI dan PUPR, Wagub DKI: Harus Manusiawi

Baca juga: Jakpro Janjikan Pekerjaan Bagi Warga Kampung Bayam di Jakarta International Stadium

Bedeng-bedeng itu dibangun dari sisa-sisa kafe yang dibongkar pada Agustus 2021 silam.

Dengan bermodalkan puing-puing yang ada, warga akhirnya membangun bedeng tempat bertahan hidup.

Bedeng-bedeng berbahan bambu itu, di dalamnya diisi perabotan seadanya.

Di bedeng milik Supriyanto misalnya, ia meletakan kasur yang berada persis di sisi samping bawah rel kereta.

"Setiap hari ya rasanya gemuruh, suara kereta api lewat bikin nggak bisa tenang," kata Supriyanto saat ditemui di lokasi, Selasa (4/1/2022) petang.

"Kita sudah hampir lima bulan tinggal di sini," sambungnya.

Jajaran Pemerintah Kota Jakarta Utara mengunjungi area pembongkaran bangunan di Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rab
Jajaran Pemerintah Kota Jakarta Utara mengunjungi area pembongkaran bangunan di Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rab (Dok. Pemerintah Kota Jakarta Utara)

Pascapenggusuran Agustus lalu, diceritakan Supriyanto, sebanyak 26 pemilik kafe masih enggan meninggalkan lokasi.

Selain mengklaim tak punya biaya untuk mengontrak, mereka masih menanti-nanti kompensasi yang dijanjikan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku pemegang proyek JIS.

"Total ada 26 yang belom terealisasi semua warga kafe. Iya pastinya karena pembangunan JIS," kata Supriyanto.

"Harus gimana lagi, kita belom dapet kompensasi. Yang jelas sembari menunggu kebijakan dari pihak Jakpro, kami bertahan di sini," sambungnya.

Supriyanto mengaku tidur persis di pinggir rel jauh dari rasa aman dan nyaman.

Setiap hari warga di bedeng-bedeng itu harus mewaspadai kereta-kereta yang melintas.

Jika tak awas, boleh jadi nyawa mereka taruhannya.

"Ya ngeri ya. Kita waspada aja, dari bunyinya, rel sirine dari kereta yang mau masuk stasiun," ucap Supriyanto.

Sebelumnya, pembongkaran kafe remang-remang di Kampung Bayam dilakukan pada Selasa (24/8/2021) silam.

Pascapenggusuran, warga sempat bertahan tepat di atas puing-puing pembongkaran.

Terkait hal ini, PT Jakpro membantah adanya perjanjian ganti rugi terkait pembongkaran kafe remang-remang di Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kala itu, Project Manager Jakarta International Stadium (JIS) Arry Wibowo mengatakan, Jakpro tidak terlibat dalam pembongkaran tersebut.

Arry juga membantah bahwa Jakpro selaku pengelola JIS menjanjikan ganti rugi terhadap para pemilik kafe.

"Itu bukan di domainnya JakPro. Nggak ada, nggak ada (perjanjian dengan JakPro)," kata Arry di JIS, Selasa (24/8/2021) silam.

"(Jakpro) nggak terlibat," ucapnya.

Arry menuturkan bahwa urusan pembongkaran bangunan liar tersebut ada di bawah Pemerintah Kota Jakarta Utara.

"Iya, (itu Pemkot)," katanya.

Kasatpol PP DKI Jakarta Arifin mengatakan, pembongkaran bangunan hari ini untuk menegakkan Perda 8 tahun 2007 soal ketertiban umum.

29 kafe remang-remang yang ditertibkan, kata Arifin, dinyatakan ilegal dan telah menjadi tempat prostitusi.

Arifin membantah bahwa pembongkaran ini ada kaitannya dengan pembangunan JIS.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved