Formula E

Pejabatnya Pernah Diperiksa KPK, Ini Profil PT Jaya Konstruksi Pemenang Tender Sirkuit Formula E

Salah satu petinggi PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk pernah berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Penulis: Abdul Qodir | Editor: Acos Abdul Qodir
net
Logo PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama 

Lantas, perusahaan seperti apa PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk dan bagaimana rekam jejaknya?

Profil PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk

PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk adalah perusahaan konstruksi, anak usaha dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta Grup Jaya.

Grup Jaya adalah perusahaan infrastruktur yang terintegrasi dengan kompetensi inti dalam sektor infrastruktur dan sector konstruksi bangunan, perdagangan aspal dan bahan bakar gas cair (LPG), pabrikasi beton pracetak dan pekerjaan mekanikal dan elektrikal serta jasa pemeliharaan.

Baca juga: Namanya Disebut di Sidang Tipikor, Ini Profil M Taufik: Wakil Ketua DPRD DKI Pernah Terjerat Korupsi

Mengutip dari situs resmi perusahaan, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk awalnya merupakan Divisi Kontraktor di PT Pembangunan Jaya, yang kemudian menjadi badan hukum tersendiri pada 23 Desember 1982 dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Desember 2007.

Pada tahun 2007, perseroan ini mengakuisisi empat anak perusahaan langsung: PT Jaya Trade Indonesia, PT Jaya Teknik Indonesia, PT Jaya Beton Indonesia dan PT Jaya Daido Concrete.

Sejak itu, perseroan telah melakukan ekspansi melalui kombinasi pertumbuhan organic dan akuisisi strategis, dan sekarang memiliki portofolio spesialisasi anak perusahaan tidak langsung yang meliputi PT Jaya Gas Indonesia, PT Sarana Merpati Utama, PT Sarana Lampung Utama, PT Toba Gena Utama, PT Adigas Jaya Pratama, PT Sarana Bitung Utama, PT Metroja Mandiri, PT Kenrope Utama, PT Adibaroto Nugratama, PT Sarana Lombok Utama, PT Jaya Celcon Prima dan PT Global Bitumen Utama.

Pada tahun 2009, perseroan kemudian melakukan konsolidasi keberadaannya sebagai kontraktor dan operator jalan tol dengan membangun dua perusahaan patungan, PT Jaya Konstruksi Pratama Tol (dengan PT Pembangunan Jaya Infrastruktur) dan PT Jaya Sarana Pratama (dengan PT Jaya Real Property Tbk) dan PTJakarta Tollroad Development pada tahun 2015.

Pada saat yang sama, perseroan melalui PT Jaya Trade Indonesia terus mengembangkan bisnis terminal aspal curah, mendirikan PT Sarana Mbay Utama dan PT Sarana Aceh Utama pada tahun 2009, PT Sarana Sampit Mentaya Utama pada tahun 2010.

Baca juga: Tuding Formula E Anies Sarat Politisasi, Ketua DPRD: Investor Ogah Berikan Sponsor

PT Jaya Trade Indonesia juga telah memperluas bisnis penjualan LPG dengan membangun PT Kenrope Sarana Pratama pada tahun 2010 dan PT Kenrope Utama Sentul pada tahun 2011.

Pada tahun 2010, perseroan membangun pijakan dalam bisnis pengelolaan air melalui PT Jaya Teknik Indonesia, yang mengawali adanya PT Sarana Tirta Utama dan PT Jaya Mitra Sarana pada tahun 2010.

Pada Juli 2013, perseroan melakukan penerbitan saham baru dengan mengeluarkan 326.170.397 surat saham, atau samadengan 10% dari total modal ditempatkan dan modal disetor.

Hasilnya digunakan untuk mendanai investasi di infrastruktur baru, terutama jalan tol dalam kota dan fasilitas pasokan air minum, serta untuk mendanai ekspansi kapasitas di Jaya Beton dan Jaya Trade.

Pada September di tahun yang sama, perseroan melakukan pemecahan saham 1:5 untuk meningkatkan likuiditas saham. PT Jaya Trade Indonesia juga telah memperluas bisnis penyewaan kapal dengan membangun Jaya Trade PTE Ltd pada tahun 2014.

Investasi terbaru yang dilakukan perseroan pada tahun 2018 adalah pada tanggal 21 Februari 2018, Perseroan telah melakukan penyertaan saham sebesar 30% pada PT VSL Indonesia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved