Minggu Kelabu, Kecelakaan Kereta Kelinci Berujung Maut: Suka Cita Anak-anak Berubah Jerit Tangis
Ia mendengar bahwa orangtuanya dan keponakannya yang sedang berkeliling dengan kereta kelinci terlibat kecelakaan.
TRIBUNJAKARTA.COM, MADIUN - Dengan mesin yang meraung-raung, Sauji menggeber motornya pergi.
Ia mendengar bahwa orangtuanya dan keponakannya yang sedang berkeliling dengan kereta kelinci terlibat kecelakaan.
Tanpa pikir panjang dan diliputi rasa gelisah, ia langsung menuju lokasi kejadian, tak jauh dari rumahnya, di Desa Joho, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Sesampainya di lokasi, kedua matanya mencari-cari orangtua dan keponakannya itu.
"Setelah dapat kabar dari tetangga langsung saya datangi, saya cari orang tua saya dan anak-anak lalu saya bawa ke sini (RSUD Dolopo)," kata Sauji.
Saat di lokasi, Sauji melihat ada beberapa penumpang yang terluka.
Anak-anak menangis tak berhenti. Mereka juga mengerang kesakitan akibat luka yang dideritanya pascakecelakaan itu.
Ia melihat di antara penumpang itu, ada yang terjepit.
Suasana yang tadinya penuh sukacita berganti menjadi jerit tangis anak-anak.
Baca juga: Dengar Percakapan Kernet & Sopir Bus, Korban Selamat Kecelakaan di Bantul Ngaku Perasaannya Tak Enak
"Ada yang kejepit, ada yang enggak. banyak yang luka, anak-anak kecil menangis semua teriak-teriak semua nyari orang tuanya," lanjutnya.
Sauji tak bisa membantu korban lainnya. Ia kadung panik melihat sang ibu terluka di lokasi kejadian.
Yang bikin miris, para korban masih bergelimpangan di lokasi kejadian lantaran belum ada pihak ambulans yang datang.
Baca juga: Penumpang Ungkap Detik-detik Menegangkan Sebelum Kecelakaan Bus di Bantul, Sopir Panik Ditanya Ini
"Tidak ada ambulans, saya bawa ibu saya sama anak-anak pakai motor," tambahnya.
Menurut Sauji, kereta kelinci tersebut memang setiap pekan sekali beroperasi di desanya, yaitu hari Minggu pagi atau Minggu sore.
Warga terutama anak-anak juga banyak yang menikmati berputar-putar keliling kampung menggunakan Odong-odong tersebut.
Baca juga: Kecelakaan Sepeda, Ganjar Pranowo Harus Jalani Operasi Akibat Luka Serius di Bagian Tubuh Ini
Dua orang tewas
Para orang tua juga tidak pernah khawatir ketika anaknya naik kereta kelinci tersebut lantaran sebelumnya tidak pernah terjadi kecelakaan ataupun insiden lainnya.
Seperti diketahui, dua orang tewas dalam kecelakaan itu, yakni Nyamir (50) dan seorang anak berinisial AKZ (7) yang juga seorang penumpang kereta maut tersebut.
"(Dia) meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di RSUD Dr Soedono Madiun," kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Madiun Ipda Nanang Setiawan, Minggu (6/2/2022).
Baca juga: Kecelakaan Maut Truk Senggol Pemotor di Cipondoh, Korban Sempat Terseret 100 Meter
Dari hasil pemeriksaan, kecelakaan tersebut disebabkan karena sopir Odong-odong yaitu Nur Rohim (37) tidak bisa mengendalikan kereta kelinci tersebut.
Kereta Kelinci yang merupakan modifikasi dari kendaraan Minibus Chevrolet NoPol AD 8659 BV tersebut diduga mengalami rusak kemudi di tengah jalan.
"Sesampainya di TKP jalan menikung pada saat menikung arah kemudi tidak bisa dikendalikan. Sehingga langsung terperosok ke sungai/parit," lanjutnya.
Baca juga: Diduga Mabuk, Pengendara Mini Cooper yang Alami Kecelakaan Maut ternyata Mahasiswa
Nanang juga memastikan arus lalu lintas saat itu sepi, selain itu ruas jalan yang dilewati juga halus.
Sopir jadi tersangka
Sopir odong-odong, Nur Rohim (37), selain bakal kehilangan pekerjaannya, juga terancam mendekam dibui selama enam tahun.
Hal ini dimungkinkan setelah polisi menetapkan dia sebagai tersangka kasus kecelakaan yang merenggut dua nyawa ini.
Penetapan tersangka ini dilakukan setelah Satlantas Polres Madiun melakukan pemeriksaan terhadap warga Desa Geger Kecamatan Geger tersebut.
Baca juga: Polisi Dalami Penyebab Kecelakaan Maut Mini Cooper di Kelapa Gading, Begini Kondisi Korban Selamat
"Kami tetapkan satu orang tersangka, karena pengemudi dan pemilik kereta kelinci ini satu orang," kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Madiun Ipda Nanang Setiawan, Senin (7/2/2022).
Dari pemeriksaan, kecelakaan tersebut disebabkan karena memang kereta kelinci tidak sesuai spektek kendaraan.
"Awalannya Chevrolet dimodifikasi menjadi sedemikian rupa," lanjutnya.
Baca juga: Polisi Dalami Penyebab Kecelakaan Maut Mini Cooper di Kelapa Gading, Begini Kondisi Korban Selamat
Nur Rohim sendiri sudah menjadi sopir kereta kelinci mulai tahun 2019 dengan wilayah operasi mulai dari Kecamatan Dagangan, Kecamatan Geger, dan Kecamatan Dolopo.
Nur Rohim dijerat dengan UU RI No 22 tahun 2009 pasal 310 ayat 4 dan ayat 2 jo 277 dengan ancaman hukuman 6 tahun dan 1 tahun.
Nanang menegaskan kereta kelinci memang tidak diperbolehkan untuk beroperasi di jalan raya.
Baca juga: 2 Honda Jazz Terlibat Kecelakaan di Jalan Saharjo Tebet, 1 Mobil Sampai Terbalik
"Langkah selanjutnya kita lakukan tindakan kepada kereta kelinci yang ada di jalan raya," terangnya
Kesaksian Sopir
Rohim mengatakan saat mengendarai Chevrolet yang dimodifikasi menjadi odong-odong tersebut dirinya sadar, tidak mengantuk, dan tidak dalam pengaruh obat-obatan maupun minuman keras.
"Saya sadar, pakai kendaraan Chevrolet," kata Rohim ditemui di Satlantas Polres Madiun usai ditetapkan sebagai tersangka, Senin (7/2/2022).
Rohim mengatakan sebelum kecelakaan terjadi ia sudah bersiap-siap karena di depannya ada jalan yang menikung lalu menanjak.
Baca juga: Viral Kecelakaan Bus Tabrak Flyover di Padang: Bagian Atas Sampai Terlepas, 17 Penumpang Terluka
Namun tiba-tiba kereta kelinci yang ia kemudikan tidak bisa dikendalikan karena stir kemudinya rusak.
"Terkejut juga karena ada sepeda motor, ya itu terjadi kecelakaan," lanjutnya.
Rohim panik karena saat itu ia membawa 40 orang penumpang.
"(Sebelum berangkat) belum dol, tapi setelah dipakai nyampai tujuan baru dol," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul NASIB PILU Sopir Odong-odong yang Tewaskan 2 Penumpang di Madiun, Ceritakan Detik-detik Mau Celaka