Antisipasi Virus Corona di Tangerang
Baru 2 Persen, Pemerintah Kabupaten Tangerang Akui Kesulitan Capai Target Vaksinasi Booster
Pemerintah Kabupaten Tangerang mengaku kesulitan mengejar target vaksinasi booster alias dosis ketiga untuk Covid-19.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Pemerintah Kabupaten Tangerang mengaku kesulitan mengejar target vaksinasi booster alias dosis ketiga untuk Covid-19.
Sebab, saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang masih menggencarkan pemberian vaksin dosis satu dan dua.
"Vaksin tetap berjalan untuk dosis satu dua, booster. Lansia kalau boster masih kecil," kata Juru Bicara Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi, Rabu (9/2/2022).
Menurutnya, satu dari beberapa alasan lainnya adalah sedikitnya stok dosis vaksin yang diberikan dari Kementerian Kesehatan.
"Karena booster itu vaksinasinya kita enggak terlalu banyak, yang penting kita dosis satu dan dua dulu terpenuhi, itu yang paling penting," ungkap Hendra.
Namun, pihaknya tetap mendukung penuh dilaksanakannya PPKM Level 3 di wilayah aglomerasi termasuk wilayah administrasi Kabupaten Tangerang
Karena, penyebaran kasus positif Covid-19 saat ini semakin tinggi.
Baca juga: Simak Cara Mendapatkan Sembako Untuk Warga Kota Tangerang Yang Sedang Isolasi Mandiri
"Sengaja lockdown agar supaya tidak ada penularan lebih besar lagi," singkat Hendra.
Dia mensinyalir, lonjakan kasus positif Covid-19 yang begitu besar akhir akhir ini, diduga kuat merupakan varian Omicron.
Meski dari hasil sampel pemeriksaan laboratorium belum ada kasus temuan Omikron di wilayah Kabupaten Tangerang.
"Beberapa sampel yang kita kirim belom ada yang positif Omicron, hanya probabel Omicron dari hasil lab. Tapi sebenarnya secara klinis sudah banyak yang Omicron hanya laboratoriumnya saja yang enggak," paparnya.
Baca juga: Sebanyak 99.061 Warga Jakarta Utara Sudah Disuntik Vaksin Booster
Menurutnya, pasien positif Covid-19 yang terdata melaksanakan isolasi mandiri dan terpusat di hotel singgah (HSC19), kebanyakan tidak bergejala.
Sehingga dia mengira para pasien positif Covid-19 saat ini tertular varian Omikron.
"Tanpa gejala, lebih banyak tapi dia enggak fatal dibanding Delta," sambung Hendra.