Nyawa Melayang Sia-sia, Warga Nekat Ikut Ritual Maut di Pinggir Pantai, Padahal Ombak Sedang Besar
Sebanyak 24 orang warga Jember mengikuti ritual yang dilakukan di area Pantai Payangan dan Watu Ulo, padahal di lokasi tersebut ombak sedang besar.
TRIBUNJAKARTA.COM, JEMBER - Sebanyak 24 orang warga Jember nekat mengikuti ritual yang dilakukan di area Pantai Payangan dan Watu Ulo, padahal di lokasi tersebut ombak sedang besar.
Diketahui, warga tersebut merupakan para jemaah Tunggal Jati Nusantara yang memang ngotot untuk menggelar ritual di Pantai Payangan meski sudah dilarang warga.
Pantai Payangan yang ada di Kecamatan Ambulu, Jember, Jawa Timur memang dikenal kerap dijadikan lokasi ritual.
Adapun pada Sabtu (12/2/2022) sekira pukul 23.30 WIB, jemaah Tunggal Jati Nusantara tiba di Pantai Payangan.
Akibat peristiwa tersebut, 10 orang meninggal, satu orang dinyatakan hilang.
Kronologi peristiwa tersebut berawal saat 24 orang berangkat dari Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi untuk menggelar ritual di area Pantai Payangan dan Watu Ulo.
Baca juga: Pelaku Ritual Digulung Ombak Pantai Payangan Langgar Larangan Setempat, Satu Korban Sempat Timbul
Rombongan kemudian mempersiapkan diri untuk melakukan ritual bersama di pinggir pantai.
Menurut Kapolsek Ambulu AKP Makruf, petugas pantai sudah memperingatkan warga agar tidak melakukan kegiatan di sekitar pantai karena ombak sedang tinggi.

Imbauan tak diindahkan, Minggu tengah malam sekitar pukul 00.25 WIB, 24 orang yang mengikuti ritual tersebut dihantam ombak.
Akhirnya, warga meminta bantuan pihak kepolisian untuk menyelematkan.
Petugas kepolisian juga berkoordinasi dengan tim SAR hingga TNI untuk membantu korban.
Data sementara menyebutkan, ada 14 orang yang tersapu namun tiga di antaranya selamat.
Baca juga: Ngotot Ritual Meski Sudah Dilarang, Detik-detik Jemaah Tergulung Ombak Tinggi di Pantai Payangan
Kemudian 10 orang sudah ditemukan dalam kondisi meninggal.
Sedangkan satu orang masih dalam proses pencarian.
Pengakuan korban selamat
Seorang korban selamat dari kecelakaan laut di Pantai Payangan yang menewaskan 10 warga Jember, Jawa Timur, menceritakan ritual yang dilakukan oleh rombongan berjumlah 24 orang tersebut.
Korban selamat bernama Bayu tersebut menjelaskan, mereka datang untuk melakukan ritual berupa meditasi di tepi Pantai Payangan, Jember.

“Meditasi,” kata Bayu, Minggu (13/2/2022), melansir dari Kompas TV dalam artikel 'Korban Selamat Ungkap Ritual di Pantai Payangan Jember, 10 Meninggal Terseret Ombak'.
Menurutnya, mereka melakukan meditasi di pinggir laut.
Namun, saat itu tiba-tiba ombak besar datang dan menyeret rekannya.
“Ada ombak dua kali datang. Ombak pertama ini saya berdiri terus lari saya menghindari ombak kedua.”
Ombak tersebut kemudian menyeret belasan orang dan 10 orang di antaranya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Baca juga: Pantai Payangan Kerap Dipakai Ritual, 24 Pengikut Jamaah Tunggal Jati Nusantara Digulung Ombak
Kesepuluh jenazah tersebut sudah tiba di Puskesmas Ambulu, Jember, untuk proses identifikasi dan pendataan.
“Di puskesmas ambulu sudah ada 10 jenazah yang menunggu proses identifikasi dari kepolisian,” jurnalis Kompas TV Jember, Hernawan, melaporkan dari Puskesmas Ambulu.
Berdasarkan pantauan dan informasi yang diterima, sejumlah keluarga sudah datang menjemput namun belum bisa dibawa pulang karena masih proses identifikasi berikut pendataan.
“Dari informasi yang kami terima, para korban berusia dewasa, belum terkonfirmasi di bawah umur.”
“Berdasarkan penjelasan seorang korban selamat, Bayu, waktu itu memang sedang melakukan ritual sebanyak lebih dari 20 orang, tiba-tiba ada ombak dua kali menerjang,” imbuhnya.

Masih berdasarkan pantauannya, petugas puskesmas tidak mendirikan posko, tetapi ada meja pelayanan yang dibantu oleh petugas kepolisian dan TNI.
Mengenai identitas dan alamat para korban, Hermawan mengatakan dirinya belum mendapatkan identitas secara pasti.
“Yang pasti, kata dia, dari informasi yang kami terima korban berasal dari sejumlah daerah di Jember.
“Dari pantauan kami, dalam mengevakuasi jenazah menggunakan sejumlah mobil ambulans, yang jumlahnya kami tidak tahu pasti karena memang waktu itu ambulans silih berganti datang. Ada yang datang dan menjemput kembali.”
Selain korban meninggal, sebanyak tiga korban selamat juga dirawat di puskesmas Ambulu.
Semuanya dilakukan pemantauan medis.
Baca juga: Terungkap Ritual Lengkap Pria Sragen Hingga Selamatkan Buaya Berkalung Ban, Ada Unsur Malam dan Air
“Sebagian merasakan sesak diduga kerena tersedak atau menelan air laut.”
Sering dijadikan tempat ritual
Menurut jurnalis Kompas TV Jember, Imron Fahim, ritual tersebut memang seringkali digelar oleh kebanyakan komunitas di sekitar Jember dan daerah lainnya.
Pantai Payangan yang dikenal sebagai pantai selatan ini sering digunakan sebagai tempat ritual.
“Namun sejak beberapa hari gelombang cukup tinggi.
Sebelumnya BPBD sudah mengimbau pada warga maupun wisatawan untuk tidak berenang di tepi pantai,” ujar Imron.
Tapi keberadaan kedua puluh empat orang tersebut tidak diketahui oleh petugas, karena mereka masuk tidak memberitahukan pada petugas yang ada di Pantai Payangan.
“Mereka datang langsung melakukan ritual.
Saat itu ombak cukup tinggi, ada 15 orang yang tersapu namun tiga di antaranya selamat.”
“Kemudian 10 orang sudah ditemukan dalam kondisi meninggal. Sedangkan satu orang masih dalam proses pencarian,” tuturnya.
Baca juga: Ngotot Ritual Meski Sudah Dilarang, Detik-detik Jemaah Tergulung Ombak Tinggi di Pantai Payangan
Pencarian dilakukan dengan menyisir di sepanjang pantai karena di sepanjang pantai Payangan ini ada juga pantai lain.
“Korban ini diketahui masih keluarga atau ada kekerabatan, kemungkinan pemakamannya akan dilakukan di satu lokasi di daerah asal.” pungkas Imron.
(Putra Dewangga/Sri Wahyunik/SURYA.co.id dan Kompas TV)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul KRONOLOGI Warga Jember Terseret Ombak di Pantai Payangan, Korban Selamat: Saya Berdiri Terus Lari