Pilpres 2024
Pamer Kedekatan Main Bola di JIS, Anies-RK Dinilai Sulit Duet di Pilpres 2024, Ini Alasannya
Pasangan yang berasal dari non-parpol ini pun disebut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar ini adalah merugikan partai politik.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Kedekatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan menjadi sorotan setelah keduanya adu penalti di Jakarta International Stadium atau JIS.
Dalam beberapa unggahan mereka di media sosial, tampak keduanya sangat akrab dan dekat.
Melihat kedekatan mereka, harapan Anies-Ridwan Kamil menjadi pasangan capres dan cawapres di Pilpres 2024 pun mulai ramai diperbincangkan.
Hal ini bisa dilihat dari banyaknya warganet yang membanjiri kolom komentar media sosial Anies dan Ridwan Kamil.
Lalu, apakah keduanya benar-benar bisa menjadi pasangan dan maju dalam Pilpres 2024 mendatang?
Baca juga: Perang Anies Vs Ridwan Kamil Berlanjut, Kini Duel Titik 12 Pas: Saling Tendang Tapi Sukses Ditonjok
Pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, menilai kans Anies-Ridwan Kamil menjadi pasangan capres dan cawapres sangat kecil.
"Duet keduanya akan sulit terjadi, karena mereka tidak punya partai," ucap Ujang saat dikonfirmasi TribunJakarta.com, Kamis (17/2/2022).

Anies dan Ridwan memiliki nasib serupa lantaran elektabilitas keduanya cukup tinggi namun sama-sama tidak punya kendaraan politik.
Pasangan yang berasal dari non-parpol ini pun disebut merugikan partai politik.
Oleh karena itu, sangat sulit menemukan partai yang mau menduetkan Anies dan Ridwan Kamil.
"Bagi partai, tidak rasional menduetkan capres dan cawapres yang dua-duanya dari non-parpol. Parpol akan rugi besar," terang dia.
Bila ada sosok non-parpol yang maju dalam Pilpres, biasanya disandingkan dengan tokoh partai politik.
Baca juga: Sering Undang Anies dan Ridwan Kamil, Pengamat Lihat PAN Sedang Timang-timang Capres 2024
Seperti pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 lalu.
Atau saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggandeng Budiyono pada 2009 silam.
"Yang rasional itu biasanya satu dari partai dan satu lagi non partai."
