Anies Pamer Kemacetan Jakarta Turun di Forum Internasional, Pengamat: Karena Pandemi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pamer kemacetan ibu kota turun di forum internasional. Pengamat bilang hal itu karena pandemi Covid-19.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pamer keberhasilannya menata transportasi di dalam forum diskusi virtual bertajuk Jakarta E-Mobility Event.
Ia pun membandingkan perkembangan transportasi yang terjadi saat ini dengan kondisi saat dirinya belum menjabat sebagai Gubernur atau ketika Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok masih memimpin Jakarta.
"Sederhananya jelas bahwa kami mengubah kota kami dari waktu ke waktu, dari kota yang macet dan dipenuhi polusi udara menjadi salah satu kota terkemuka dengan transportasi yang aman, nyaman, dan berkelanjutan," ucapnya, Selasa (1/3/2022).
Guna mewujudkan hal tersebut, secara perlahan mulai mengembangkan sistem integrasi transportasi.
Pembangunan yang awalnya mengedepankan car-oriented development menjadi transit-oriented development (TOD).
Perluasan rute Transjakarta pun terus dilakukan hingga cakupannya kini mencapai 82 persen dari sebelumnya hanya 30 persen.
Dibandingkan 2017 lalu, kapasitas angkutan umum atau public service obligation (PSO) meningkat hingga 180 persen.
"Mengapa ini terjadi? karena kami ingin memastikan bahwa peningkatan kualitas transportasi umum kami tetap mengarah pada sistem transportasi yang adil untuk setiap individu," ujarnya.
Tak hanya itu, Pemprov DKI di era Anies juga getol melakukan revitalisasi atau pembenahan trotoar.
Kemudian, jalur sepeda juga terus diupayakan agar masyarakat mau beralih menggunakan moda transportasi ramah lingkungan.
"Kami terus tingkatkan infrastruktur transportasi tidak bermotor, kami sedang kerjakan trotoar sepanjang 364 kilometer di Jakarta, 12 kilo jalur sepeda terlindungi, dan 63 tempat berbagi sepeda di sekitar area transit," tuturnya.
Keberhasilan Anies mengintegrasikan transportasi ini pun bisa dilihat dari semakin berkurangnya angka kemacetan di ibu kota.
Berdasarkan Traffic Index yang diterbitkan perusahaan perangkat GPS Tomtom, Jakarta kini berada di urutan 46 kota termacet di dunia.
Padahal, pada 2017 silam posisi Jakarta sempat nangkring di peringkat empat kota termacet di dunia versi Tomtom Traffic Index.
"Kami bersyukur sejak transformasi terjadi, dimulai pada awal 2018, peringkat kami di kota paling padat turun ke nomor 7, tahun 2019 turun lagi ke urutan 10, kita masih masuk 10 besar," kata Anies.
Kemudian pada 2020 lalu, Jakarta akhirnya keluar dari 10 besar dan nangkring di peringkat 31 dunia.
Selang setahun kemudian, posisi Indonesia kembali turun ke urutan 46 kota termacet di dunia.
"Jadi bayangkan dalam lima tahun dengan penurunan dari keempat, kota paling padat di dunia," tuturnya.