Petugas PPSU Ini Dipecat Sepihak, Jalan Kaki 16 Km Demi Bertemu Anies: Kau Campakkan Aku Begitu Saja

Tepat pukul 07.00 WIB pagi, Jejen Sujana keluar dari kediamannya di rumah susun Pinus Elok Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.

Dionisius Arya Bima suci / TribunJakarta.com
PPSU Kelurahan Rawabadak Selatan Jejen Sujana saat melakukan aksi di depan gedung Balai Kota Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (2/3/2022). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Tepat pukul 07.00 WIB pagi, Jejen Sujana keluar dari kediamannya di rumah susun Pinus Elok Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.

Mengenakan seragam kebanggannya sebagai petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), ia mulai menyusuri jalan-jalan ibu kota.

Kali ini tujuannya bukan menelusuri sungai atau membersihkan jalan, tapi ia berjalan setapak demi setapak menuju kantor Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota.

Ia berjalan kaki hingga 16 kilometer dari Cakung menuju Gambir hanya mengadu kepada Gubernur Anies Baswedan.

Setiap langkah kecilnya itu penuh harap orang nomor satu di ibu kota itu mau menemui dirinya untuk mendengar keluh kesahnya yang selama 4 tahun terakhir ini sudah mengabdi sebagai PPSU di Kelurahan Rawabadak Selatan.

Baca juga: Dipimpin Abang-abangan, 3 Anak di Bawah Umur Nekat Begal Petugas PPSU di Jakut Demi Beli Sabu

Ayah 5 anak ini nekat berjalan kaki menuju Balai Kota sambil membawa bendera merah putih dan alat peraga dari karton yang dikalungkannya di leher.

Alat peraga itu bertuliskan "Berkutat dengan sampah tapi jangan perlakukan kami seperti sampah!"

"4 tahun mengabdi kau campakan aku begitu saja. Apa salahku sehingga kau tega berbuat seperti itu? Kejam."

Ditemui di Balai Kota, Jejen nekat berjalan kaki menempuh belasan kilometer untuk meminta keadilan kepada Gubernur Anies Baswedan.

"Saya jalan kaki dari rumah di Rusun Pinus Elok Penggilingan untuk minta keadilan karena kontrak kerja saya diputus sepihak tanpa kejelasan," ucapnya, Rabu (2/3/2022).

PPSU Kelurahan Rawabadak Selatan Jejen Sujana saat melakukan aksi di depan gedung Balai Kota Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (2/3/2022).
PPSU Kelurahan Rawabadak Selatan Jejen Sujana saat melakukan aksi di depan gedung Balai Kota Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (2/3/2022). (Dionisius Arya Bima suci / TribunJakarta.com)

Beragam upaya sudah dilakukan Jejen selama dua bulan terakhir ini untuk meminta kejelasan terkait kontrak kerjanya yang tak diperpanjang lagi.

Namun, upayanya menemui pejabat di tingkat kelurahan hingga wali kota belum juga menemui hasil.

"Mereka bilang, mereka mengembalikan lagi keputusan kepada pihak kelurahan," ujarnya.

Jejen pun terus dikejar waktu lantaran uang tabungannya terus menipis demi memenuhi kebutuhan istri dan lima anaknya.

Oleh karena itu, ia nekat jalan kaki untuk mengadukan hal ini kepada Gubernur Anies Baswedan.

Baca juga: Tepis Isu Ada Permainan dalam Rekrutmen PPSU, Lurah Pegangsaan Dua Tegaskan Sudah Sesuai Prosedur

"Saya menuntut keadilan, saya diputus kerja tanpa alasan, padahal saya sudah kerja 4 tahun. Saya mau bisa kerja lagi, anak saya bisa pada makan lagi," kata dia.

"Saya jalan kaki dari Penggilingan ya itu menggambarkan 4 tahun saya, lelahnya saya," tambahnya menjelaskan.

Setelah berjalan menempuh belasan kilometer, Jejen ternyata harus gigit jari.

Ia tak bisa bertemu dengan Gubernur Anies Baswedan yang saat itu sedang tidak ada di ruangannya.

Walau demikian, Jejen bisa sedikit lega lantaran ada perwakilan Anies dari Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) yang menemui dirinya.

Jejen Sujana saat melakukan aksi di depan gedung Balai Kota Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (2/3/2022).
Jejen Sujana saat melakukan aksi di depan gedung Balai Kota Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (2/3/2022). (Dionisius Arya Bima suci / TribunJakarta.com)

Semua keluh kesah Jejen pun langsung dituangkan di hadapan perwakil Anies itu.

"Tapi bagus responnya, tuntutan saya diterima dan nanti mau dicek lagi perkembangannya," tuturnya.

Harapan bisa kembali bekerja pun kini digantungkan Jejen kepada Gubernur Anies Baswedan.

Pasalnya, bukan dirinya saja yang diperlakukan tak adil, melainkan juga beberapxrekannya.

"Yang bernasib seperti saya ada 4 orang, tapi mereka hari ini tidak ikut jalan kaki karena sudah tua," ucapnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved