Cerita Kriminal

Kasus Begal Selangkangan Belum Terungkap, Mahasiswi Pertanyakan Infrastruktur Kota Bekasi

Lambatnya penanganan hukum kasus kekerasan seksual ini, lanjut dia, terjadi akibat minimnya infrastruktur di Kota Bekasi.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Acos Abdul Qodir
TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Sejumlah mahasiswi menggelar aksi unjuk rasa dalam rangka memperingati hari wanita sedunia di depan Kampus Unisma, Jalan Cut Meutia, Bekasi Timur, Kamis (10/3/2022).  

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Hari wanita sedunia atau International Women's Day diperingati sejumlah mahasiswi berbagai kampus dengan unjuk rasa di depan Kampus Unisma, Jalan Cut Meutia, Bekasi Timur, Kamis (10/3/2022). 

Massa aksi menyoroti sejumlah kasus kekerasan seksual di Kota Bekasi, di antaranya kasus begal selangkangan dan begal bokong yang belum lama terjadi. 

  

Nina Karenina selaku koordinator aksi mengatakan, kasus kekerasan seksual di Kota Bekasi sejauh ini dinilai masih sulit diungkap penegak hukum. 

"Kekerasan seksual fisik aja masih banyak atau jarang diungkap sampai persidangan, apalagi yang sifatnya pelecehan verbal atau seperti begal payudara dan lain-lain," kata Nina. 

Baca juga: International Womens Day, Mahasiswi di Bekasi Soroti Marak Kasus Kekerasan Seksual

Baca juga: Waspada Marak Aksi Pelecehan Ancam Wanita di Bekasi: Begal Selangkangan Hingga Bokong

Lambatnya penanganan hukum kasus kekerasan seksual ini, lanjut dia, terjadi akibat minimnya infrastruktur di Kota Bekasi

"Apakah infrastruktur di Kota Bekasi sudah mendukung, baik itu CCTV atau penerangan jalan ini kan salah satu isu yang berkaitan," jelasnya. 

Sebuah video memperlihatkan aksi pelecehan seksual terhadap mamah muda viral di media sosial, peristiwa terjadi di Jalan KH Noer Ali Kalimalang, Kota Bekasi.
Sebuah video memperlihatkan aksi pelecehan seksual terhadap mamah muda viral di media sosial, peristiwa terjadi di Jalan KH Noer Ali Kalimalang, Kota Bekasi. (ISTIMEWA)

Menurutnya, minimnya infrastruktur di Kota Bekasi ini secara langsung berdampak pada sulitnya penegak hukun mengumpulkan data.

"Penegak hukum punya SOP (standar operasional prosedur), bisa dikatakan mereka kurang data terkait, polres selaku penegak hukum harus punya azas darurat (dalam penanganan kasus kekerasan seksual)," tegasnya. 

Seperti diberitakan sebelumnya, mama muda berinisial RP (27) menjadi korban begal selangkangan saat berjalan di pedestrian Jalan KH Noer Ali Kalimalang Bekasi

Kasus ini terjadi pada Senin 22 November 2021 lalu, namun hingga saat ini Polres Metro Bekasi Kota masih kesulitan menangkap pelaku. 

Baca juga: Marak Kejahatan di Bekasi, Tawuran hingga Begal Bikin Korban Luka dan Tewas: Ini Titik Rawannya 

Baca juga: Aksi Menegangkan Anggota Densus 88 Naiki Belakang Mobil Teroris JI yang Ngebut Zig-zag di Sukoharjo

Selanjutnya, kasus serupa juga terjadi di Perumahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi pada Selasa (15/2/2022) sore. 

Seorang wanita berpayung menjadi korban begal bokong saat berjalan di kawasan perumahan, kasus tersebut juga belum jelas kelanjutan penanganan hukumnya. 

Padahal, kedua kasus pelecehan seksual ini sama-sama terekam CCTV dan video detik-detik kejadian beredar di media sosial.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved