Jenderal Dudung Ceritakan Beratnya Calon Bintara Hidup di Jakarta: Nangis Mereka, Dikira Enak
SAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman bercerita saat para Calon Bintara Reguler (Cabareg) menangis saat diberikan pengarahan bertugas di Jakarta.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Sehingga, mereka bisa dilatih menjadi tentara yang baik.
"Orang-orang enggak mampu itu pasti jadi tentara bener. Berangkat dari kepedihan, susah. Saya dulu jadi tukang koran, tukang klepon. Akhirnya jadi tentara pun takut melanggar," katanya.
Ia menitipkan pesan itu kepada Pangdam Jaya, Mayjen TNI Untung Budiharto.
"Silahkan dilakukan pada saat werving kalau kekurangan personel nanti kota tambahkan lagi," pungkasnya.

Namun, Dudung menambahkan pihaknya juga tetap mengedepankan kualitas.
Sebab, tuntutan-tuntutan tugas yang diemban seorang tentara itu tidak mudah.
Jenderal Dudung Ingatkan Bahaya Radikalisme
Pada kesempatan yang sama di Kodam Jaya, Jenderal Dudung juga mengingatkan jajarannya agar tidak lengah terhadap segala bentuk radikalisme.
Ia mengingatkan sekali lagi agar jangan memanggil penceramah radikal.
"Ini sudah saya sampaikan kepada seluruh jajaran, cari penceramah yang nasionalismenya tinggi. Lebih banyak," kata Dudung.
Bila penceramah itu memberikan ceramah yang sudah melenceng ke arah di luar ajaran Islam, maka jangan diundang kembali.
Baca juga: Kacang Tak Lupa Kulit, Jenderal Dudung Sambangi Kodam Jaya Sampai Disambut Bawahan: Welcome Home!
Ia sempat mengingat kejadian sewaktu masih menjabat sebagai Pangdam Jaya.
Kala itu, di Monas, ia tak ragu untuk menyingkirkan kelompok-kelompok yang dinilainya kecil.
"Kelompok itu kalian harus tahu di mana tempatnya. Sehingga nanti kalau terjadi hal tidak diinginkan kalian mudah mendeteksinya," ujarnya.

Ia mengingatkan bawahannya agar jangan lengah dan harus berani menghadapi kelompok itu.