Cerita Kriminal

Menguak Cinta Segitiga Kasatpol PP: Kala Dendam Asmara Terlampiaskan Melalui Aparat dan Musuh Negara

Menguak cinta segitiga Kasatpol PP Makassar dimana kala dendam asmaranya terlampiaskan melalui kaki tangan aparat dan musuh negara.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Kolase Tribun Jakarta
Menguak cinta segitiga Kasatpol PP Makassar dimana kala dendam asmaranya terlampiaskan melalui kaki tangan aparat dan musuh negara. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Menguak cinta segitiga Kasatpol PP Makassar dimana kala dendam asmaranya terlampiaskan melalui kaki tangan aparat dan musuh negara.

Kasus pembunuhan berencana yang dilakukan Kasatpol PP Kota Makassar, Muhammad Iqbal Asnan dalam perkara cinta segitiga menyedot perhatian.

Pasalnya, orang yang dibunuhnya itu adalah bekas anak buah Iqbal Asnan sewaktu dirinya masih berdinas di Dishub Kota Makassar.

Iqbal Asnan diduga cemburu dan dendam dengan korban Najamuddin Sewang karena dekat dengan janda yang selama ini disebut menjalin hubungan gelapnya berinisial RCH.

Padahal Kasatpol PP sendiri masih memiliki istri sah yang menjabat sebagai seorang lurah di Makassar.

Baca juga: Saat Temannya Lawan Teroris, Oknum Polisi Ini Malah Bisnis dengan Musuh Negara Demi Aksi Kejahatan

Namun karena sudah kelewat dendam dan cemburu, Kasatpol PP akhirnya mengambil jalan pintas dengan menghabisi nyawa pria yang menjadi saingan cintanya.

Iqbal tak melakukannya sendiri melainkan melalui kaki tangannya mulai dari oknum polisi dan juga melibatkan musuh negara.

Hal itu setelah cara melalui ilmu hitam berupa santet yang sudah pernah dicoba Iqbal untuk menghabisi nyawa Najamuddin Sewang tak jua berhasil.

Di saat sejumlah rekan seprofesinya berjuang mati-matian membasmi teroris, oknum polisi yang satu ini malah berbisnis dengan pihak yang menjadi musuh negara untuk melayani kejahatan Kasatpol PP Makassar.
Di saat sejumlah rekan seprofesinya berjuang mati-matian membasmi teroris, oknum polisi yang satu ini malah berbisnis dengan pihak yang menjadi musuh negara untuk melayani kejahatan Kasatpol PP Makassar. (Kolase Tribun Jakarta)

Kasatpol PP Makassar ini memang sudah menaruh dendam kepada korban sejak dua tahun silam.

Hingga akhirnya pada Minggu (3/4/2022) sekira pukul 10.45 Wita di Jalan Danau Tanjung Bunga, Makassar, Iqbal Asnan melancarkan rencananya kepada korban.

Korban yang sedang mengendarai motor langsung tergeletak usai ditembak di bagian ketiak kirinya menggunakan senjata api jenis revolver.

Awalnya kematian korban dikira karena kecelakaan tunggal karena bekas tembakan yang tertutupi lengan korban.

Namun kecurigaan muncul saat salah satu anggota keluarga korban melihat bekas luka saat hendak mengkafani almarhum.

Dari sanalah kemudian keluarga melapor ke polisi dan langsung dilakukan penyelidikan dan autopsi pada jenazah di RS Bhayangkara Makassar.

Baca juga: Rapihnya Siasat Licik Kasatpol PP Habisi Nyawa Petugas Dishub, Posisi Luka Tertutupi Tubuh Korban

Dua pekan kemudian, polisi menangkap para pelaku yang menghabisi nyawa korban.

Paling mencengangkan, otak pelaku atau dalang pembunuhan sadis ini ialah Kasatpol PP Makassar dan sejumlah orang dekatnya, termasuk ada oknum polisi sebagai eksekutor.

Keempatnya ditangkap di rumah Kasatpol PP pada Sabtu (16/4/2022).

Berikut ini TribunJakarta.com merangkum kasus pembunuhan berencana yang diotaki Kasatpol PP Makassar kepada petugas Dishub.

Kasatpol PP Kota Makassar, Muhammad Iqbal Asnan (kiri) dan RCH, pejabat di Dishub Makassar (kanan). Keduanya diduga telah menjalin hubungan gelap hingga berujung pada cinta segitiga maut kematian petugas Dishub, Najamuddin Sewang
Kasatpol PP Kota Makassar, Muhammad Iqbal Asnan (kiri) dan RCH, pejabat di Dishub Makassar (kanan). Keduanya diduga telah menjalin hubungan gelap hingga berujung pada cinta segitiga maut kematian petugas Dishub, Najamuddin Sewang (Kolase Tribun Jakarta/Tribun Timur/Instagram RCH)

Libatkan oknum polisi dan musuh negara

Bermodal relasi, Kasatpol PP Iqbal Asnan sampai menyewa oknum polisi untuk melampiaskan dendamnya kepada Najamuddin Sewang.

Oknum polisi itu berinisial SR yang kini juga telah dibekuk aparat Polrestabes Makassar.

"Jadi untuk eksekutornya adalah oknum dari kita, oknum anggota Polri berinisial SR," kata Kapolrestabes Makassar Kombes Budhi Haryanto saat merilis kasus itu di kantornya, Senin (18/4/2022) siang sebagaimana dilansir dari Tribun Timur.

Diduga SR memilih menghinakan profesinya dan beralih menjadi eksekutor bayaran karena tergiur dengan upah yang diberikan dari Kasatpol PP Makassar yang mencapai puluhan juta.

Polisi memang tak menjelaskan detail berapa upah yang diterima SR atas pekerjaannya menghabisi nyawa Najamuddin Sewang.

Baca juga: Pantas Saja Iqbal Asnan Incarnya Jabatan Kadishub Saat Ikut Lelang, Ternyata RCH Berdinas Di Sana

Namun dipastikan mencapai puluhan juta atau bahkan bisa sampai ratusan juta.

Sebab, uang tanda terima kasihnya saja sudah sebesar Rp 85 juta.

"Bukan untuk membayar ya, itu sebagai tanda terima kasih.

Totalnya Rp 85 juta," kata Kapolrestabes.

Alibi solidaritas

RCH, pejabat di Dishub Makassar yang diduga menjalin hubungan gelap dengan Kasatpol PP Makassar, Muhammad Iqbal Asnan.
RCH, pejabat di Dishub Makassar yang diduga menjalin hubungan gelap dengan Kasatpol PP Makassar, Muhammad Iqbal Asnan. (Istimewa)

Sementara itu alasan SR, seperti disampaikan Budhi, ikut merasakan sakit hati karena melihat M Iqbal Asnan tersakiti.

Sehingga ia nekat membantu tersangka menghabisi nyawa korban

"Eksekutor ini juga ikut sakit hati ketika si otak pelaku disakiti perasaannya oleh si korban," katanya.

Akibat tindakannya tersebut, oknum anggota Polri tersebut akan mendapatkan hukuman yang lebih berat.

"Kita sesuaikan dengan peraturan yang ada. Kita akan proses dan berikan sanksi yang lebih berat," katanya.

"Disamping hukuman pidana. Kita akan lakukan proses melalui kode etik," lanjut Kombes Budhi Haryanto.

Baca juga: Bilang Solidaritas tapi Uang 85 Juta Diambil Juga, Alibi Oknum Polisi Eksekutor Bayaran Kasatpol PP

Libatkan jaringan teroris

SR memperoleh senjata itu melalui online yang juga terlibat jaringan teroris.

"Senjata ini dibeli melalui online yang setelah kita selidiki ternyata terkait dengan jaringan teroris," ujarnya.

Dalam press release itu juga dihadirkan barang bukti Ada dua motor yang dihadirkan yaitu motor Mio hitam berplat nomor DD 4412 DY yang dikendarai Najamuddin Sewang dan motor matik Beat berpelat DD 5951 KD yang dikendarai pelaku atau eksekutor.

Selain itu juga dihadirkan barang pistol jenis revolver yang digunakan menghabisi nyawa Najamuddin.

Serta puluhan selongsong atau amunisi yang diamankan polisi. (TRIBUNJAKARTA/TRIBUN TIMUR)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved