Tsamara Amany Diserang SARA, Ketua DPW PSI: Ini Sudah Kebablasan, Bisa Memecah Bangsa
Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Michael Victor Sianipar menanggapi banyaknya serangan bermuatan SARA pada eks Politisi PSI Tsamara Amany
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Michael Victor Sianipar menanggapi banyaknya serangan bermuatan SARA pada eks Politisi PSI Tsamara Amany.
Serangan ini pun diketahui pasca dirinya mengumumkan keputusannya keluar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
“Kita harus hormati keputusan Tsamara. Perjuangannya harus dilanjutkan di tempat lain, tidak usah ditarik kemana-mana," kata Michael dalam keterangan tertulis yang dikutip TribunJakarta.com, Sabtu (23/4/2022).
"Menurut kami, penghinaan terhadap Tsamara tidak boleh dilakukan atas alasan apapun. Ini kami tidak setuju,” tambahnya.
Michael menyebut simpati yang ditunjukan oleh suami Tsamara Amany yakni Ismail Fajrie Alatas kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan sebuah ekspresi kebebasan.
Baca juga: Tsamara Amani: Stop Serang dan Zalimi Nadiem Makarim
Sehingga ia meminta tidak ada pihak yang memancing keributan.
"Saya kira kita sudah kebablasan, mengaitkan dengan ras. Kalaupun iya, suaminya dukung Pak Anies, ya tidak ada masalah juga," kata dia.

"Setiap orang otonom kok menentukan pilihan. Saya harap jangan kita memperburuk situasi. Kita butuh persatuan buat bangkit dari pandemi," lanjutnya.
Berangkat dari hal ini, ia berharap semua pihak termasuk simpatisan PSI di Jakarta untuk tak terlibat dalam tindak penghinaan rasial.
Sebab, tindakan tersebut sangat tidak layak dipertunjukan di ruang publik.
“Saya himbau agar kader dan simpatisan PSI di DKI Jakarta tidak ikut-ikutan. Masalah rasial ini bahaya. Polarisasi kita makin parah dan buruk, apalagi kita akan memasuki tahun politik, polarisasi makin buruk."
"Jangan juga ada pihak yang terlalu cepat dan mudah melabeli dan mencap orang, bahkan mengkadrunkan orang. Bahaya ini, memecah bangsa. Kami akan tindak tegas kalau ada kader yang terlibat,” tandasnya.
Baca juga: PSI Minta Pemprov DKI Jamin Pendidikan Penyandang Disabilitas hingga S2, Ini Alasannya
Tsamara Amany Bantah Mundur dari PSI karena Suami Dukung Anies Baswedan
Mantan Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany membantah isu terkait keluarnya dirinya dari PSI karena sang suami, Ismail Fajrie Alatas, yang pernah mendukung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Bantahannya tersebut dirinya katakan saat hadir dalam program Kamar Rosi yang ditayangka di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (21/4/2022).
Sebagai informasi, pada 14 Maret 2020 lalu, Ismail pernah mencuitkan status di akun Twitter pribadinya, @ifalatas yang berisi pujian terkait penanganan Pemprov DKI Jakarta saat awal pandemi Covid-19.

“Salut dengan kinerja Pak Gub Anies Baswedan dalam penanganan Covid-19, Berdoa dan berharap yang terbaik untuk Jakarta dan Indonesia,” tulis Ismail dalam akun Twitternya, @ifalatas.
Selain itu PSI dikenal sebagai partai politik (parpol) yang kerap mengkritik kinerja Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta seperti kritikan terkait pembangunan sirkuit Formula E.
Pada program Kamar Rosi, Tsamara menegaskan suaminya tidak pernah membatasi pemikiran dirinya dalam mengambil keputusan saat berpolitik.
Ia juga menambahkan isu tersebut muncul lantaran situasi politik di Indonesia yang telah terpolarisasi sehingga banyak isu yang hangat untuk digoreng.
“Masyarakat yang terpolarisasi ini hanya ingini mencari-cari sesuatu untuk menggoreng isu, membuat diskusi politik yang sedang memanas.”
Baca juga: Hasil Survei, Politikus Muda Tsamara Amany Cawagub Favorit DKI Jakarta
“Kedua kubu yang sedang terpolarisasi itu memiliki kesamaan, yaitu Tsamara ini pasti mengikuti seseorang yang lain saat akan mengambil keputusan dirinya, yaitu laki-laki, kaitannya di sini suami,” jelas Tsamara.
“Padahal kita sebagai perempuan punya pemikiran sendiri,” imbuhnya.
Bahkan, dirinya menyebut PSI memiliki sikap yang sama dengan suaminya yaitu turut memuji kinerja Anies Baswedan dalam penanganan saat awal pandemi Covid-19 di Jakarta.
Selain itu, Tsamara juga menyebut cuitan suaminya itu juga telah dilepaskan dari konteksnya.
“Twit itu kan juga dicabut dari konteksnya. Kita ingat waktu itu 19 April 2020 itu Indonesia lagi salah satu masuknya Covid-19 ke Indonesia, tapi Jakarta lumayan bagus waktu itu."
“Terlepas akhirnya Jakarta melepas koordinasinya ke pusat, tapi waktu itu Jakarta cukup bagus,” tuturnya.
“Bahkan kalau kita mau jujur DPRD PSI memberi apresiasi ke Anies Baswedan. Waktu Covid-19 yang terpenting apa yang dilakukan ketika itu. Karena waktu itu yang paling penting adalah bagaimana buat pemerintah daerah dan pusat itu saling membantu,” tambah Tsamara.
Baca juga: Tak Mau Berspekulasi Soal Pengeroyokan Ade Armando, PDIP Minta Grace PSI Serahkan Bukti ke Polisi
Lebih lanjut, Tsamara membeberkan bahwa suaminya tersebut memang telah berteman lama dengan Anies Baswedan sehingga ia menegaskan alasan keluarnya dari PSI bukan karena berbeda pandangan politik dengan Ismail.
“Udah pasti enggak (bukan karena suami mendukung Anies Baswedan). Pak Anies datang dalam pernikahan kita dan aku tahu Pak Anies dan Aji itu temenan karena sama-sama pernah sekolah, pernah ngobrol bareng."
“Kalau alasannya begitu, enggak usah nikah aja dari awal. Tentunya enggak,” katanya.
Selanjutnya, perempuan lulusan Universitas Paramadina ini mengungkapkan suaminya tidak melarang mengkritik Anies setelah menikah.
“Aku pikir (suami enggak pernah melarang saya mengkritik Anies), setelah kita menikah kan aku juga masih kritik Mas Anies.”
“Tapi yakin, kritik itu kan sifatnya kinerja. Tidak dengan tudingan fitnah ke Pak Anies. Aku pikir enggak ada masalah,” jelasnya.
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, Tsamara mengumumkan mundur dari keanggotaannya sebagai Ketua DPP sekaligus kader PSI.
Hal ini dirinya katakan melalui sebuah unggahan video di akun Instagram serta kanal YouTubenya pada Senin (18/4/2022) silam.
Dalam video tersebut, Tsamara menyatakan alasan dirinya mengundurkan diri adalah atas dasar kepentingan pribadi serta membutuhkan perjalanan baru.
“Saya merasa, saya membutuhkan perjalanan baru di luar partai politik. Untuk saat ini, saya ingin fokus mengabdi untuk Indonesia melalui cara-cara lainnya,” ujarnya.

Cara-cara lain yang dimaksud Tsamara adalah fokus menyuarakan dan mengabdi untuk kepentingan perempuan.
Tsamara juga menegaskan, mundurnya dirinya dari PSI bukan untuk berpindah ke partai politik (parpol) lain.
“Perlu ditegaskan bahwa saya mengundurkan diri dari PSI secara baik-baik tanpa konflik apapun atau perbedaan pandangan,” tegasnya.