Survei Indikator: Tangkap Mafia Migor, Kepuasan Masyarakat kepada Jokowi dan Jaksa Agung Melejit

Tingkat kepuasan publik kepada Presiden Jokowi dan Jaksa Agung ST Burhanuddin meningat pasca ditangkapnya mafia minyak goreng yang meresahkan warga.

Editor: Wahyu Septiana
ISTIMEWA
Direktur eksekutif Lembaga Survey Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya di Jakarta, Kamis (28/4/2022). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Tingkat kepuasan publik kepada Presiden Jokowi dan Jaksa Agung ST Burhanuddin meningat pasca ditangkapnya mafia minyak goreng yang meresahkan masyarakat.

Hal itu dikatakan Direktur eksekutif Lembaga Survey Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya di Jakarta, Kamis (28/4/2022).

Burhanuddin menyatakan, tingkat kepuasan public kepada Presiden Jokowi dan Jaksa Agung ST Burhanuddin meningat pasca ditangkapnya mafia minyak goring yang meresahkan masyarakat.

Menurutnya, masyarakat menilai ada sesuatu mengapa Indonesia sebagai produsen minyak goreng terbesar di dunia itu justru mengalami kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng.

Kelompok masyarakat yang percaya ada korupsi dalam kasus kelangkaan minyak goreng tingkat, kepuasan itu tinggi artinya untuk membuktikan atau menunjukkan pada masyarakat percaya, maka lembaga penegak hukum harus menunjukkan bahwa penindakan hukum terhadap kasus ini mutlak harus dilakukan.

Dia mengatakan, masyarakat yang percaya bahwa ada tindak pidana korupsi yang melibatkan pengusaha minyak goreng.

Baca juga: Asosiasi Pedagang Pasar Dukung Kebijakan Larangan Ekspor Minyak Goreng

Dengan ditetapkannya tersangka mafia minyak goreng oleh Kejaksaan Agung, maka tingkat kepuasan terhadap Presiden Jokowi juga lebih tinggi ketimbang yang tidak percaya.

Masyarakat yakin bahwa Kejaksaan Agung akan menuntaskan korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak goreng tersebut.

Baca juga: Update Harga Minyak Goreng Setelah Larangan Ekspor CPO, Mendadak Turun?

Untuk ini tingkat kepuasan terhadap presiden mencapai 70,1%.

"Artinya semakin berhasil Kejaksaan Agung untuk meyakinkan publik bisa menuntaskan kasus ini maka semakin tinggi tingkat kepuasan publik terhadap presiden. Ini menunjukkan sekali lagi lembaga penegakan hukum khususnya yang berada di bawah Kejaksaan maupun Kepolisian itu punya impact positif atau negatif terhadap Presiden," katanya.

Mengapa ada korelasi antara institusi Kejaksaan dan Kepolisian dengan Presiden?

Burhanuddin mengatakan, pertanyaan melalui telepon 14 sampai 19 April tentang penyebab kelangkaan mayoritas mutlak responden mengatakan kelangkaan terjadi akibat harga dan permintaan pasar internasional yang meningkat tajam sehingga produsen di dalam negeri cenderung menjual minyak goreng ke luar negeri ini.

Baca juga: Jokowi Bagi-bagi Amplop dan Sembako di Terminal Kampung Rambutan, Pemudik Ketiban Rezeki Nomplok

Total ada 86% masyarakat yang percaya di balik kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng ada mafia minyak goreng di sana.

Mengapa ketika melakukan proses penegakan hukum, mereka masih menaruh harapan pemerintah mampu menangkap mafia minyak goreng jumlahnya diatas 64 %.

"Kita juga punya pertanyaan sebelum presiden mengumumkan larangan ekspor minyak goreng, ada dua pendapat masyarakat memilih pendapat yang mana ternyata 66% masyarakat mengatakan sebaiknya sementara waktu yang dilarang dijual ke luar negeri untuk menjamin ketersediaan di dalam negeri," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved