Ade Armando Dikeroyok
Ade Armando Akhirnya Buat Pengakuan, Singgung Kematian Usai Jadi Korban Pengeroyokan: Bisa Mati
Pegiat Media Sosial, Ade Armando akhirnya membuat pengakuan usai sebelumnya menjadi korban pengeroyokan saat demo 11 April 2022 lalu.
Dalam sebuah video yang beredar, Ade Armando lebih dulu dipukul dari belakang oleh seorang pria bertopi.
Setelah pukulan pertama itu, beberapa orang lainnya ikut mengeroyok Ade Armando.
Sang aktivis menerima pukulan secara bertubi-bertubi dari berbagai sisi.
Tampak satu orang yang coba menghalau aksi pengeroyokan dengan memegangi Ade Armando, tapi upaya itu gagal.
Ade Armando dikeroyok hingga tersungkur ke aspal. Bahkan, celana yang dikenakannya sampai terlepas.
Tampang para pengeroyok Ade Armando terlihat jelas dalam video berdurasi 21 detik.
Terkait pengeroyokan ini, Ade Armando mengalaminya selama sekitar 10 menit.
Polisi yang mendengar ada keributan segera membelah kerumunan dan berusaha menyelamatkannya.
Seorang perwira polisi kemudian memberanikan diri memasuki kerumunan dan mencegah aksi main hakim sendiri itu terjadi.
Ternyata, sosok perwira polisi itu adalah Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Setyo Koes Heryatno.
Setyo mendekati kerumunan dan segera menggendong Ade Armando untuk dibawa menjauh dari lokasi.
Namun saat Ade Armando digendong, massa tetap melempari botol dan batu ke arah pegiat media sosial itu.
Barisan polisi juga berusaha melindungi Setyo yang tengah menyelamatkan Ade Armando.
"Minggir-minggir, kasih jalan, kasih jalan," tuturnya.
Ade Armando pun dievakuasi ke dalam area kompleks parlemen.
Tampak wajahnya babak belur hingga mengeluarkan darah saat dievakuasi.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengakuan Ade Armando soal Pengeroyokan Dirinya: Kalau Terlambat Ditolong, Mungkin Saya Meninggal