Formula E
WNI yang Beli Tiket Formula E Baru 21 Persen, Politisi Gerindra Sebut Kalah Pamor dari F1 dan MotoGP
Tiket balap mobil listrik Formula E belum laku terjual, sejauh ini penjualan tiket baru mencapai 28 persen dari total 52.520 kursi yang disediakan.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Tiket balap mobil listrik Formula E belum laku terjual, sejauh ini penjualan tiket baru mencapai 28 persen dari total 52.520 kursi yang disediakan.
Dari jumlah tersebut, pembeli tiket Formula E ternyata mayoritas bukan warga negara Indonesia (WNI).
WNI yang membeli tiket persentasenya baru mencapai 21 persen.
Sedangkan sisanya berasal dari berbagai belahan dunia.
Tiket Formula E justru diborong pecinta otomotif dari Amerika Serikat, Jepang, Australia, hingga Britania Raya.
Baca juga: Crazy Rich Priok Lagi Cari Pawang Hujan, Formula E Berpeluang Pakai Mbak Rara: Cari yang Paling Top
Bahkan, ada juga pembeli tiket yang berasal dari Guatemala, Argentina, dan Polandia.
Terkait hal ini, politisi Gerindra Syarif menilai fenomena ini sebagai hal yang wajar, sebab Formula E memang kalah pamor dengan ajang balap lainnya.

"Di dalam negeri, Formula E tidak segelegar F1, MotoGP aja baru (heboh) kok," ucapnya saat dikonfirmasi, Jumat (20/5/2022).
Selain itu, minat masyarakat Indonesia rendah karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan panitia balap Formula E.
Oleh sebab itu, penjualan tiket untuk kategori tertentu masih jauh dari harapan.
"Bisa dikatakan kurang promosi, masih kurang marketingnya. Sampai sekarang juga belum ada pra-event kan," ujarnya.
Sebagai informasi, saat ini baru tiket kategori VIP yang sudah laku terjual.

Kemudian, penjualan tiket VVIP yang dibanderol mulai Rp7,5 juta sampai Rp10 juta sudah laku terjual lebih dari 50 persen.
Selanjutnya tiket Grandstand sudah laku 70 persen.