Lebaran Betawi, Upaya Warga Ciracas Menjaga Tradisi dan Kebersamaan
Lebaran Betawi mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, terlebih era modern di mana tradisi nyaris hilang karena kesibukan masyarakat perkotaan.
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Septiana
Nawawi mengatakan lewat Lebaran Betawi warga dapat mengetahui bahwa di lingkungan sekitar mereka ada yang memiliki suatu usaha, sehingga dapat meningkatkan ekonomi UMKM.
Sambil bersantap, mereka dapat menikmati penampilan kesenian Betawi seperti Tari Topeng, Lenggang Nyai, dan tari lainnya yang ditampilkan oleh berbagai sanggar.
Baca juga: 3 Sosok Diprediksi Pengganti Anies di DKI: Dekat Jokowi, Putra Betawi, Hingga Pengalaman Urus Pemilu
Termasuk pertunjukan bela diri, di antaranya Silat Gombel yang merupakan bela diri asli di wilayah Ciracas dan sejumlah atraksi bela diri lain dari berbagai perguruan.
Sesuai tiga tujuan digelarnya Lebaran Betawi di kantor Kelurahan Ciracas, pertama mempertahankan tradisi, kedua mempertahankan budaya, ketiga memperkenalkan budaya Betawi Ciracas.
"Kita memperkenalkan budaya Betawi Ciracas yang hampir punah karena kemajuan teknologi ke regenerasi. Jadi dia enggak tahu kebudayaan Betawi kita kumpulkan, perkenalkan," lanjut Nawawi.
Nawawi mengatakan ada banyak tradisi dan budaya Betawi yang harus diperkenalkan kepada generasi agar terjaga, di antaranya memotong kerbau saat Idulfitri atau disebut Andilan.
Andilan memang tidak secara langsung ditampilkan dalam Lebaran Betawi di kantor Kelurahan Ciracas, tapi merupakan tradisi masyarakat Betawi dalam menyambut Idulfitri.
Yakni di mana sebelum hari raya Idulfitri sejumlah warga urunan membeli kerbau berusia muda atau masih kecil untuk dipelihara hingga gemuk, kemudian pada Idulfitri dipotong.
"Kerbau itu nanti digemukin, jadi belinya yang agak muda, kecil. Nah kita patungan, mungkin kalau sekarang Rp100 ribu. Dipotong pada saat Lebaran Idulfitri," sambung dia.
Daging kerbau yang dipotong tersebut kemudian dibagi kepada masing-masing warga yang urunan saat Andilan, hal ini sebagai bentuk kebersamaan merayakan hari raya Idulfitri.
Nawawi berharap pada tahun-tahun mendatang Lebaran Betawi di Ciracas dapat digelar lebih meriah dan semakin menarik minat generasi muda melestarikan tradisi.
"Ke depannya kita undang semua. Harapannya bisa memperkenalkan kebudayaan Betawi, dari silatnya, makanannya dan segala macam yang ada di budaya Betawi," kata Nawawi.
Pasalnya hajatan Lebaran Betawi juga tidak hanya diperuntukkan untuk warga Betawi atau warga Kecamatan Ciracas saja, melainkan terbuka untuk seluruh masyarakat.
Mereka berharap kegiatan Lebaran Betawi juga dapat menciptakan persatuan dalam hidup bermasyarakat, sehingga antara pendatang dengan warga Betawi asli di Ciracas guyub.
"Kita semua anggap semuanya saudara, kita anggap semua Betawi. Betawi asli, ada juga Abas. Abas itu anak Betawi seberang, kayak anak dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, dari mana sajalah," ujarnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/show-lebaran-betawi.jpg)