Lebaran Betawi, Upaya Warga Ciracas Menjaga Tradisi dan Kebersamaan
Lebaran Betawi mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, terlebih era modern di mana tradisi nyaris hilang karena kesibukan masyarakat perkotaan.
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Septiana
Menurut Nawawi kebersamaan dalam hidup bermasyarakat harus dijaga dengan saling menghormati, terlebih di Jakarta yang warganya terdiri berbagai suku, agama, dan budaya.
Berdasar data kependudukan, Ciracas sendiri termasuk wilayah di Jakarta Timur yang jadi incaran pendatang untuk tinggal dan mencari penghasilan karena terdapat berbagai pabrik besar.
"Yang sudah tinggal (di Ciracas) dan ber-KTP juga kita anggap Betawi. Tetap kita guyub. Karena apa, dengan kita bersatu, bersama kita akan menjadi kuat, kita akan menjadi hebat," tuturnya.
Terbukti hingga Sabtu malam kegiatan Lebaran Betawi berlangsung warga terus berdatangan ke kantor Kelurahan untuk menikmati sajian hiburan Betawi yang disajikan secara gratis.
Bahkan terdapat sesi karaoke di mana warga diperbolehkan tampil menyanyikan lagu yang mereka pilih, sesi ini jadi hiburan tersendiri karena pengunjung dapat bernyanyi bersama.
Wali Kota Jakarta Timur M. Anwar yang juga menghadiri ke Lebaran Betawi di kantor Kelurahan Ciracas bahkan mengaku takjub dengan antusias warga mengikuti kegiatan perdana ini.
"Alhamdulillah, saya pun enggak mengira. Pertama kali diadakan Lebaran Betawi di Kelurahan Ciracas. Pertama kali, tapi masyarakat antusiasnya luar biasa," kata Anwar.
Dia meminta jajarannya di masing-masing tingkat Kecamatan dan Kelurahan dapat meniru kegiatan untuk menjaga tradisi dan budaya Betawi agar tidak hilang tergerus perkembangan zaman.
Baca juga: Selain Hercules, Sosok Asli Betawi Juga Dapat Jabatan di Pasar Jaya: Kalau Dipercaya, Saya Bismillah
Menurutnya Lebaran Betawi juga merupakan sarana silaturahmi bukan hanya warga Betawi, tapi juga secara menyeluruh untuk menjaga kebersamaan dalam hidup.
Terlebih Jakarta Timur merupakan kota paling luas dan padat penduduk di Provinsi DKI Jakarta, dan warganya terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan budaya yang kebersamaannya harus dijaga.
"Semua etnis bertumpah ruah, semua agama tumpah ruah di sini dalam rangka silaturahmi, kebersamaan. Saya sampaikan kita bisa maju, bisa hebat kalau kita bersatu, bersama," ujarnya.
Anwar mengaku senang Lebaran Betawi yang diadakan bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-56 dapat melihat warganya guyub, seolah suasana ketika hari raya Idulfitri.
Dia berharap kegiatan seperti Lebaran Betawi dapat membantu warga mempromosikan produk UMKM, sehingga ekonomi rakyat di tingkat RT/RW pun dapat tumbuh.
"Luar biasa seperti lebaran beneran, seperti hari Idulfitri betul. Merasakan semuanya, kemeriahan, saling berbagi makanan, berbagi kasih. Inilah contoh kebersamaan di Jakarta Timur," tuturnya.
Kebersamaan dalam Lebaran Betawi tampak jelas ketika warga yang sebelumnya tidak sempat bertemu pada hari raya Idulfitri dapat bersua mengucap saling memaafkan.
Lurah Ciracas Rikia Marwan mengatakan antusias warga mengikuti Lebaran Betawi membuat pihaknya berencana menjadikan agenda rutin setiap tahun selepas hari raya Idulfitri.
"Lebaran Betawi ini persiapannya dua minggu dengan melibatkan warga dan berbagai pihak. Kita rencanakan kegiatan Lebaran Betawi menjadi agenda rutin setiap tahun," kata Rikia.
