Bandingkan JIS dengan Mangkraknya ITF, Pengamat Nilai Pemprov Nikmati Kelola Sampah di Bantargebang

Pemprov DKI Jakarta dinilai menikmati pengelolaan sampah di Bantargebang. Ini alasan yang diungkapkan pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah.

TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Suasana terbaru di lokasi pembangunan ITF Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/10/2021). Pemprov DKI Jakarta dinilai menikmati pengelolaan sampah di Bantargebang. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pemprov DKI Jakarta dinilai menikmati pengelolaan sampah di Bantargebang.

Hal tersebut dikatakan Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah terkait mangkraknya proyek Intermediate Treatment Facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara.

Trubus menduga adanya unsur kesengajaan terkait masalah proyek ITF Sunter yang belum juga bisa terselesaikan.

Diketahui, ITF yang berada di Sunter, Jakarta Utara mangkrak meski perencanaannya sudah ada sejak era Gubernur Fauzi Bowo.

Padahal, pembangunan ITF Sunter digadang-gadang Gubernur Anies Baswedan sebagai solusi untuk mengatasi masalah sampah di ibu kota.

Baca juga: Anies Banggakan JIS tapi Abaikan ITF, Pengamat: Tak Ada Kemauan Gubernur Tangani Sampah di Jakarta

"Kelihatan Pemprov DKI, oknum-oknum Pemprov DKI lebih menikmati, para pengambil kebijakan lebih menikmati sampah itu dikelola oleh yang selama ini berjalan dengan Bantargebang itu," kata Trubus saat dihubungi, Minggu (29/5/2022).

Trubus mengungkapkan anggaran hibah yang cukup besar untuk pengelolaan sampah di Bantargebang.

Kolase foto JIS (kiri) dan ITF Sunter yang mangkrak (kanan).
Kolase foto JIS (kiri) dan ITF Sunter yang mangkrak (kanan). (Kolase Tribun Jakarta via Instagram @jakintstadium dan TribunJakarta)

"Kelihatannya para pejabat menikmati mengambil keputusan itu menikmati adanya anggaran yang besar terhadap hibah pengelolaaan sampah di Bantargebang," kata Trubus.

"Ya ke sana, sudah menjadi penyakit yang akut. Jadi ya korupsi yang akut itu. Jadi korupsi yang akut itu persoalan Bantargebang, karena kan selama ini keluhan-keluhan di bantargebang sendiri seiring dengan meluasnya bau, meluasnya banyaknya sampah juga.

Itukan mereka juga sering, karena apa? karena uang diterima itukan kecil sekali di tingkat masyarakat, RT, RW sekitar situ. Jadi keliatannya itu ada unsur kesengajaan," tuturnya.

Baca juga: ITF Dapat Kritik Pedas DPRD, Wagub Ariza: Bangun Ini Bukan Cuma di Zaman Pak Anies


Hingga menjelang era Gubernur Anies Baswedan berakhir pada Oktober mendatang, ITF yang dapat mengatasi permasalahan sampah di Ibu Kota ini belum juga terealisasi.

Alhasil, proyek yang mangkrak ini mendapatkan banyak sorotan dari dewan legislatif Kebon Sirih, khususnya ITF Sunter yang diketahui telah ditinggalkan investornya.

Trubus pun menyebut kelanjutan ITF Sunter terkait dengan political will atau kemauan politik.

Kolase foto JIS (kiri) dan ITF Sunter yang mangkrak (kanan).
Kolase foto JIS (kiri) dan ITF Sunter yang mangkrak (kanan). (Kolase Tribun Jakarta via Instagram @jakintstadium dan TribunJakarta)

"Jadi menurut saya memang pertama bahwa ketidakadaan political will (keinginan politik) untuk mengelola sampah di DKI Jakarta dengan membangun ITF itu sendiri," jelasnya

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved